Otomasi Lampu Penerangan Rumah Tinggal

Penjelasan otomasi lampu penerangan yang disampaikan dalam artikel ini, merupakan update situasi dan kondisi yang sebelumnya dideskripsikan di artikel Membagi Penerangan dalam Rumah.

Jika sebelumnya terpasang downlight sebanyak 13 unit, maka kini hanya 11 unit downlight ditambah 1 unit lampu langit-langit (ceiling lamp) yang diotomasikan.

Foto : Lampu langit-langit (Ceiling Lamp)

Berikut adalah empat perangkat weekly timer (timer mingguan) yang digunakan untuk mengatur nyala-mati dari lampu :

Foto : Timer Mingguan (Weekly Timer)

Selain penerangan dalam ruangan (indoor), otomasi juga diterapkan di luar ruangan (outdoor). Untuk outdoor, menggunakan fitting lampu biasa (bukan downlight) agar sebaran jangkauan pencahayaan lebih luas dan lebih terang. Lanjutkan membaca “Otomasi Lampu Penerangan Rumah Tinggal”

Cara Menentukan Batas Pelanggaran Pemakaian Listrik di Rumah

Pelanggaran pemakaian listrik terjadi karena pelanggan dengan sengaja mengkondisikan satu keadaan agar dapat menggunakan listrik tanpa mempedulikan ketentuan yang berlaku, khususnya terkait tarif listrik. Atau lebih dikenal dengan istilah mencuri listrik.

Cara yang dipakai bemacam-macam, salah satunya yang cukup banyak dipakai adalah dengan memodifikasi meteran. Ada dua model modifikasi yang umum dipakai, yaitu :

  1. mengurangi laju pencatatan pemakaian listrik
  2. menambah kapasitas listrik terpasang

Kedua modifikasi sifatnya independen, bisa diterapkan sendiri-sendiri atau berbarengan tanpa ada masalah. Dan, semua itu hanya bisa dikerjakan oleh mereka yang sangat memahami fungsi kerja teknis dari meteran dengan benar.

Bagi saya, semua urusan terkait mencuri listrik, bukanlah hal yang menarik untuk dipelajari. Karena, mengerti atau tidak mengerti, tidak membuat banyak perubahan berarti dalam hidup saya selanjutnya.

Tapi, bagaimana seandainya tetiba ada orang yang datang mengaku sebagai petugas PLN dan mengatakan, bahwa saya telah melakukan pelanggaran pemakaian listrik (mencuri listrik)?

Darimana saya bisa tahu kalau meteran di rumah saat ini memang bermasalah atau tidak?

Cerita selanjutnya adalah tentang cara bagaimana saya mencoba mendefinisikan batas pelanggaran pemakaian listrik menggunakan perhitungan matematika sederhana. Untuk itu, saya terlebih dulu harus mendefinisikan Nilai Maksimum Pemakaian Listrik dan Nilai Wajar Pemakaian Listrik, yang mana nantinya berperan dalam membentuk parameter Batas Pelanggaran Pemakaian Listrik.

Lanjutkan membaca “Cara Menentukan Batas Pelanggaran Pemakaian Listrik di Rumah”

Skema Jaringan Kabel Listrik di Rumah

Tujuan kepentingan instalasi kabel listrik yang terpasang di rumah adalah semata-mata untuk mendistribusikan listrik dari meteran ke titik-titik stopkontak dan fitting lampu yang tersebar di dalam rumah. Bagaimana pun cara dan teknik instalasi yang dikerjakan, rangkaian untaian kabel listrik itu akan tetap bisa berfungsi mendistribusikan listrik. Selama pengerjaan sambungan antar untaian kabel dikerjakan dengan benar, maka tidak perlu khawatir akan timbul masalah dikemudian hari.

Pengertian dari Jaringan Kabel Listrik di artikel ini, lebih mengarah pada sebuah kondisi susunan fisik (instalasi) kabel listrik yang terpasang dengan rapi. Perlu-tidaknya hal itu diterapkan pada kabel listrik yang terpasang di rumah kita saat ini, menurut saya, tidak perlu.

Namun, jika kita berpendapat untuk sewaktu-waktu bisa dengan mudah memodifikasi nya, maka lebih baik untaian-untaian kabel listrik itu disusun dengan rapi. Lanjutkan membaca “Skema Jaringan Kabel Listrik di Rumah”

Mempersiapkan Instalasi Listrik sejalan Kebijakan Satu Harga Tarif Listrik

Wacana kebijakan satu tarif listrik yang dikemukakan pada tahun 2017 lalu, pada dasarnya, membuka peluang agar kita (pelanggan PLN golongan di bawah 4400VA) bisa lebih maksimal dalam menentukan sikap dan cara pemakaian listrik di rumah. Saat itu terealisasikan, kita bisa menentukan salah satu dari dua pilihan yaitu : memanfaatkannya atau tidak. Masing-masing pilihan bersifat bebas dan tanpa paksaan, dan saya pribadi melihat tidak ada ruginya untuk memanfaatkan sebaik-baiknya peluang ini.

Namun demikian, kita juga perlu mempersiapkan untuk berada dalam situasi nilai kapasitas listrik terpasang di rumah yang besar itu dengan benar. Jika tidak, besar kemungkinan terjadi tumpang-tindih dalam pemakaian listrik dan cenderung berlebihan dalam pemakaian listrik yang bersifat konsumtif.

Di artikel ini saya mencoba menyajikan ilustrasi susunan MCB yang sekiranya cukup fleksibel dan relatif murah untuk menyikapi situasi tersebut.
Lanjutkan membaca “Mempersiapkan Instalasi Listrik sejalan Kebijakan Satu Harga Tarif Listrik”

Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah

Stabilizer untuk kepentingan listrik skala rumah tangga, yang saya ketahui saat ini beredar di pasaran, terdiri dari dua model input listriknya.

Model pertama, dengan menggunakan kabel yang dilengkapi steker berkaki-dua. Kabel ini sudah terpasang menyertai saat kita membeli stabilizer. Saya menamakannya dengan sebutan stabilizer siap pakai. Tinggal menancapkan steker-nya ke stop kontak, maka sudah langsung dalam kondisi siap pakai. Kapasitas stabilizer model ini, yang saya pernah temukan, adalah 500VA, 1000VA dan 1500VA. Bisa digunakan sebagai pendukung satu atau dua unit perangkat elektronik sekaligus sesuai kapasitasnya input listriknya, seperti : kulkas (lemari es), televisi, komputer (PC) dan lain-lain .

Model kedua, saya namakan stabilizer tanpa kabel. Karena, memang dijual tanpa menggunakan kabel sama sekali. Artinya, kita (pembeli) yang harus menyediakan dan memasang sendiri kabel pada stabilizer agar bisa tersambung dengan jaringan kabel listrik di rumah. Untuk stabilizer tanpa kabel ini, minimal kapasitas dimulai dari 2500VA hingga 10 kVA. Bisa digunakan untuk mendukung kestabilan pemakaian listrik satu rumah dengan kapasitas listrik terpasang mulai 1300VA s/d 6600VA.
Lanjutkan membaca “Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah”

Stabilizer : Mengalihkan Efek Petir

Saat mendung menjadikan suasana pukul 03.00 sore seperti menjelang malam, disertai iringan kilat petir dan suara guntur saling bersahutan, menciptakan sebuah suasana yang membuat perasaan merinding menghinggapi bulu kuduk.

Saya mencoba untuk tidak mengindahkannya. Duduk di sofa ruang depan, seraya menggenggam smartphone, berusaha tetap memfokuskan pikiran melanjutkan membaca berita online yang nampak di layar.

Saat menjentikkan abu rokok ke dalam asbak, kemudian meraih cuping cangkir kopi di meja, saya terhenyak sesaat melihat cahaya petir berkelebat berbentuk mirip seutas tali yang ujungnya terlontar menyentuh permukaan dinding dalam ruangan. Melintas sekitar 2 meter tepat di hadapan saya dan menciptakan suasana terang sekejap di seluruh ruangan.

Di luar rumah, beberapa anak yang sedang bermain menyerukan ajakan kepada teman-temannya untuk segera pulang. Rupanya, ada diantaranya yang juga melihat kilatan petir melintas di dekat mereka. Suasana yang semula ramai langsung menjadi hening. Lanjutkan membaca “Stabilizer : Mengalihkan Efek Petir”

Lampu Indikator Meteran, Stabilizer dan Grounding

Sekitar pertengahan tahun 2014, meteran pascabayar lama (900VA) rumah saya yang berlokasi di Jakarta, diganti (gratis) dengan meteran pascabayar baru. Saat penggantian dikerjakan, saya melihat kawat arde dipotong oleh petugas. Menurut si petugas, kini kawat arde sudah tidak dibutuhkan lagi. Karena, fungsinya bisa digabungkan dengan kawat netral.

“Listrik sekarang sudah canggih, Pak. Beda dengan dulu yang masih pake kawat arde.”, begitu penjelasan si petugas.

Saya hanya bisa meng-iya-kan sambil mengangguk-anggukan kepala. Tidak ada yang bisa saya kerjakan untuk mencegahnya, karena yang menyatakan hal itu adalah seorang teknisi listrik resmi dari PLN. Namun, seiring berjalannya waktu, memperlihatkan bahwa pernyataan tersebut tidak sepenuh bisa berlaku sama dengan kawat Arde yang dikondisikan tetap ada dan terhubung meteran kWh PLN.

Lanjutkan membaca “Lampu Indikator Meteran, Stabilizer dan Grounding”

Perhitungan Pemakaian Listrik Panel Surya vs PLN

Panel Surya atau dikenal juga dengan nama Solar Panel, merupakan sekumpulan perangkat untuk memproduksi listrik hanya dengan menggunakan sinar matahari sebagai bahan baku utamanya. Bagaimana persisnya teknologi yang digunakan dan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat satu perangkat Panel Surya, saya tidak memahaminya secara detail.

Namun, secara garis besar, cara kerja perangkat Panel Surya sangat sederhana. Yaitu, mengubah sinar matahari menjadi listrik menggunakan lembar sejenis kaca film. Listrik yang dihasilkan dari kaca film tersebut dialirkan ke dalam baterai (aki kering) untuk disimpan dan kemudian digunakan saat baterai sudah dipenuhi dengan listrik.

Jika kita menginvestasikan uang untuk membangun penghasil listrik mandiri berupa Panel Surya, berarti sama dengan kita membeli sejumlah listrik guna pemakaian selama periode waktu tertentu. Konsepnya, mirip dengan listrik prabayar yang diterapkan oleh PLN. Hanya saja listrik yang diperoleh bukan berasal dari PLN dan waktu pemakaian manfaat listrik yang jauh lebih lama.

Dalam listrik prabayar, PLN sudah membuat ketetapan harga listrik per kWh yang dijual. Kita (pelanggan) tinggal menyiapkan uang untuk membeli jumlah listrik yang hendak kita pakai selama beberapa waktu ke depan. Bagaimana dengan Panel Surya? Berapa uang yang harus kita persiapkan untuk diinvestasikan agar bisa memenuhi kebutuhan pemakaian listrik di rumah dengan menggunakan Panel Surya?

Lanjutkan membaca “Perhitungan Pemakaian Listrik Panel Surya vs PLN”