Sebelumnya saya hendak menegaskan kalau pemahaman dari kata repeater yang bakal Anda temui selanjutnya di artikel ini adalah repeater sinyal internet. Bukan repeater sinyal wi-fi atau sinyal perangkat radio/ komunikasi data lainnya. Saya harap informasi ini bisa membuat Anda lebih mudah untuk memahami alur cerita selanjutnya.

Di artikel topik perkembangan eksperimen Zirah Antena sebelumnya, saya menceritakan tentang menjadikan Bold Bread sebagai antena. Secara garis besar, Bold Bread dapat dimanfaatkan sebagai pengganti antena portable yang terpasang pada modem. Sehingga Bold Bread dapat berfungsi sebagai wireless-antena (terhubung tanpa kabel), sekaligus sebagai wire-antena (terhubung dengan kabel) secara berbarengan.

Gambar : Ilustrasi Instalasi antena Bold Bread + Modem + Router

Kualitas koneksi internet antena Bold Bread di sisi wire-antena (dengan dukungan modem+router) sangatlah prima. Jauh lebih stabil dan kuat dibanding koneksi di sisi wireless-antena. Meskipun tidak sehandal wire-antena, kemampuan wireless-antena sangatlah membantu koneksi mobile-data via ponsel di waktu saya butuh secepatnya menghabiskan sisa kuota yang mendekati masa kadaluarsa.

Nah, permasalahan sebenarnya adalah jika internet-an langsung via ponsel menggunakan mobile-data, seringkali terjadi koneksi mendadak lemot atau putus berkepanjangan. Bisa terjadi demikian karena fitur wireless-antena Bold Bread yang tidak stabil akibat rendahnya kekuatan dalam mentransmisikan data.

Sehingga, meski dapat berfungsi sebagai wireless-antena, namun dengan ruang lingkup sebaran sinyalnya yang terbatas, membuatnya nyaris tidak berarti dan lebih efektif untuk dipakai sebagai wire-antena saja.

Kenyataan itu sangat mengganggu pikiran saya setiap kali mengalami gangguan koneksi saat sedang internet-an via ponsel menggunakan mobile-data.

Duplikat Antena Bold Bread

Kekuatan antena Bold Bread mentransmisikan data secara wireless berlangsung efektif dalam radius 9 meter di waktu subuh. Sedangkan di waktu siang/ weekend/ peak hours, maksimum hanya 3 s/d 6 meter. Di musim liburan panjang, akses internet hanya dapat dikerjakan di waktu subuh saja.

Dengan dinamika waktu yang berdampak pada perubahan luas area sebaran sinyal seperti itu, membuat fitur wireless-antena Bold Bread menjadi nyaris mubazir. Karena setiap kali mau (pasti) lancar internet-an via ponsel menggunakan mobile-data, harus menunggu sampai tiba waktu subuh.

Sangat berbeda dengan performa wire-antena dimana koneksi internet selalu lancar 24/7.

Pada awal 2023, saya menduplikasi antena Bold Bread dengan harapan hasil duplikat-nya  dapat terkoneksi secara wireless dengan yang asli. Sehingga, jika si duplikat dipasang indoor, diharapkan sebaran jangkauan sinyal di dalam rumah menjadi lebih luas.

Bold Bread dengan Duplikat-nya

Namun upaya tersebut gagal.

Antena Duplikat sama sekali tidak mengubah kondisi awal dari jangkauan sinyal dari antena Bold Bread. Dengan kata lain, meski menggunakan dua set perangkat antena Bold Bread dengan jarak berdekatan, tidak akan menambah luas sebaran jangkauan sinyal internet.

Setelah mencoba memasangnya di beberapa tempat di dalam rumah dan tetap gagal, akhirnya si duplikat saya pasang di area dak belakang rumah (outdoor) yang berjarak sekitar 14 meter dari yang asli.

Dalam hal ini, situasinya tetap sama… tidak ada perubahan apapun pada kualitas sebaran sinyal internet di dalam rumah.

Foto : Pemasangan Bold Bread dan Duplikat-nya

Kumparan Donat penghubung Ponsel

Dari kegagalan setelah menduplikasi antena Bold Bread, saya sampai pada kesimpulan kalau susunan kumparan donat serupa persis dengan antena Bold Bread tidak bisa terkoneksi saling bertukar mentransmisikan sinyal dari satu ke lainnya.

Dari situ saya terpikir untuk menjadikan antena Bold Bread dikondisikan tetap sebagai wire-antena namun ujung kabel antenanya dipasangi satu perangkat yang dapat terkoneksi dengan ponsel.

Tak lama kemudian, saya kembali bereksperimen membuat satu unit kumparan donat yang berbeda struktur dengan salah satu kumparan donat antena Bold Bread. Konsep dasar pembuatannya tetap sama, hanya dibedakan pada jumlah kumparan kawat yang terpasang.

Begini penampakan kumparan donat saat pertama kali dibuat dan diujicobakan :

Foto : Eksperimen Kumparan Donat dan Ujicoba-nya

Berikut perbandingan besar ukuran antara salah satu unit kumparan donat milik antena Bold Bread dengan kumparan donat eksperimen sebagaimana foto di atas :

Foto : Perbandingan Ukuran Kumparan Donat

Tidak ada tujuan spesifik kumparan donat eksperimen dibuat hanya 3/4 ukuran kumparan donat Bold Bread. Itu dikarenakan mengikuti ketersediaan kawat tembaga yang ada dan tersisa saja.

Setelah melalui serangkaian ujicoba, hasilnya menunjukkan kalau ujung kabel antena Bold Bread dipasangi kumparan donat dengan susunan tertentu, maka sinyalnya dapat dibaca oleh modem secara wireless. Namun sama sekali gagal dibaca oleh ponsel.

Jadi, langkah selanjutnya adalah eksperimen membuat kumparan donat baru lainnya yang bisa terkoneksi dan berkomunikasi dengan kumparan donat yang terpasang pada ujung kabel antena. Kumparan donat baru ini diharapkan juga bisa sekaligus terkoneksi dan berkomunikasi dengan modem dan ponsel secara wireless.

Dibutuhkan sekitar 2,5 kg (mungkin lebih) kawat tembaga selama mengerjakan eksperimen ini.

Foto : Gulungan Kawat Tembaga

Menjelang akhir 2023, saya berhasil merampungkannya. Dari eksperimen tersebut, saya menciptakan dua perangkat baru, yaitu :

  1. Little Bread ~ INT-05.1
  2. Jack Bread ~ INT-05.2

Little Bread (INT-05.1)

Little Bread adalah sebutan antena indoor hasil eksperimen sebagai pengganti router + modem. Karena dari awal eksperimen memang dibuat dengan ukuran fisik lebih kecil dibanding Bold Bread, maka saya menamakannya sebagai Little Bread.

Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari internet, cara kerja Little Bread + Bold Bread mirip dengan antena indoor + outdoor pada Repeater yang dijual di pasaran. Saya sendiri belum pernah membeli dan menggunakan Repeater. Jadi secara persisnya, saya tidak bisa memastikan apakah Little Bread + Bold Bread memang memiliki kesamaan performa dengan antena indoor + outdoor yang terdapat pada Repeater.

Foto : Little Bread ~ INT-05.1

Secara fungsi, pemakaian Little Bread + Bold Bread bisa dibilang sama dengan gambaran informasi mengenai fungsi pemakaian Repeater yang saya peroleh dari internet. Semua ponsel dan modem yang ada dalam rumah dapat terkoneksi secara wireless ke internet via antena indoor. Tidak dibutuhkan dukungan perangkat tambahan lain untuk mengoperasikannya.

Sinyal internet dari semua ISP dapat diterima dan disebarkan dalam radius 9 meter dari posisi Little Bread sebagai poros. Karena bisa dipasang di sembarang tempat di dalam rumah, membuat lebih gampang menentukan tempat yang hendak dijadikan pusat area sebaran sinyalnya. Hal tersebut berdampak membuat aktivitas internet-an saya sehari-hari di area indoor menjadi jauh lebih leluasa.

Jack Bread (INT-05.2)

Jack Bread adalah kumparan donat yang terpasang di ujung kabel antena Bold Bread. Dari titik Jack Bread diposisikan, sinyal internet diterima Little Bread (indoor antena) untuk dilanjutkan ke ponsel/modem.

Demikian pula untuk proses pengiriman data dari ponsel/modem ke internet. Sinyal dari ponsel/modem diterima Little Bread, kemudian diteruskan ke antena Bold Bread melalui Jack Bread.

Foto : Jack Bread

Panjang kabel antena yang telah saya coba dan dapat berfungsi dengan baik menghubungkan antena Bold Bread dengan Jack Bread adalah 20 meter. Entah apakah bisa lebih panjang atau tidak dari 20 meter.

Sedangkan jarak terjauh antara Jack Bread dengan Little Bread adalah 3 meter. Lebih dari 3 meter tidak dapat berfungsi secara penuh.

Ilustrasi Bread Connectors

Saya agak kesulitan untuk menentukan penamaan dari kumpulan perangkat Bread ini. Karena secara keseluruhan, masih masuk ke dalam kategori kelas antena. Namun secara fungsi kerja mirip seperti repeater.

Akhirnya saya putuskan untuk menamakan produk hasil eksperimen kali ini dengan sebutan Bread Connectors.

Kira-kira seperti gambaran di bawah ini ilustrasi mentransmisikan data Bread Connectors :

Foto : Ilustrasi Transmisi Sinyal Internet menggunakan Bread Connectors

Dalam pemakaiannya, Bread Connectors ini tidak membutuhkan dukungan sumber daya apapun dan tidak memiliki perangkat lunak. Dengan begitu, keberadaannya tidak bisa diidentifikasi sebagai sebuah perangkat komunikasi data yang memiliki identitas sebagaimana layaknya Repeater ataupun Booster.

Tiny Bread (INT-05.3)

Meskipun Little Bread dapat menyebarkan sinyal internet hingga radius 9 meter, bukan berarti seluruh area sudut dalam rumah dapat terjangkau sinyal.

Agar sinyal internet dapat diterima di sudut yang tidak terjangkau oleh Little Bread, saya membuat antena indoor lainnya, yaitu Tiny Bread. Secara struktur, Tiny Bread sama dengan Little Bread. Berbeda pada ukurannya saja yang hanya 1/4 dari ukuran Bold Bread (sebesar ukuran Jack Bread).

Foto : Tiny Bread

Radius jangkauan sinyal Tiny Bread sedikit lebih kecil dari Little Bread, yaitu dikisaran 7 meter. Dengan kata lain, besar-kecil fisik dari perangkat indoor antena pada Bread Connectors turut menentukan kekuatan sebaran jangkauan sinyal. Namun selama ukuran panjang dan diameter kumparan serta lingkaran donat dibuat sesuai dengan rumusannya, maka hasil akhir dari produk perangkat-perangkat tersebut akan berfungsi dengan sebagaimana mestinya.

Repeater Profesional vs Bread Connectors

Saya menamakan Repeater yang dijual di pasaran sebagai Repeater Profesional. Dinamakan demikian karena perangkat tersebut memang dirancang dan dibuat untuk kepentingan yang secara spesifik dapat merekayasa kemampuan kekuatan dalam hal mentransmisikan sinyal. Repeater Profesional, selain bisa digunakan di area lemah sinyal, juga sangat bisa dipakai di wilayah yang sama sekali tidak terjangkau sinyal.

Berbeda dengan Bread Connectors yang secara perangkat masuk dalam kategori kelas antena biasa dan harus dipasang di area terjangkau sinyal. Tidak masalah berapa kekuatan sinyal yang beredar. Selama masih terjangkau sinyal, Bread Connectors dapat berfungsi dengan baik.

Bisa atau tidaknya berfungsi di area yang tidak terjangkau oleh sinyal itulah yang menjadi pembeda paling mendasar antara Repeater Profesional dengan Bread Connectors.

Karena didukung dengan mesin penguat sinyal (booster), maka dapat dimengerti kalau radius area sebaran sinyal yang dapat dijangkau antena outdoor Repeater Profesional sudah pasti jauh lebih luas dan lebih baik tingkat kestabilannya. Sungguh sangat jauh diatas dan diluar kapasitas kemampuan yang dimiliki Bread Connectors dimana radius jangkauan antena outdoor-nya cuma 9 meter saja.

Kekuatan Transmisi Sinyal via Antena Indoor

Kalau mengacu display indikator kekuatan sinyal di ponsel, maka jangkauan sinyal internet ke dalam rumah saya adalah seperti yang terlihat pada sisi kanan atas tangkapan layar di bawah ini :

Gambar : Tangkapan Layar Ponsel

Nampak hanya 1 dari 5 batang indikator sinyal yang menyala…

Ini adalah kondisi default sinyal internet nirkabel di rumah saya sekarang. Sebelum itu, kondisi default-nya adalah tanpa sinyal. Situasinya masih tetap sama tanpa sinyal seandainya semua gerombolan perangkat Bread kembali saya copot.

Realita sinyal internet yang demikian tidak pernah berubah sejak pertama kali 4G mulai diperkenalkan.

Meskipun dengan indikator kekuatan sinyal internet nampak merana seperti itu, gerombolan perangkat Bread mampu menghadirkan kecepatan mentransmisikan data tertinggi sebesar 7,2 MBps (setara 57,6 Mbps) di waktu subuh. Sedangkan di waktu siang, hanya dikisaran 0,5 MBps (setara 4 Mbps) saja. Luas sebaran sinyal Little Bread tidak pernah berubah, yaitu 9 meter.

Kecepatan mentransmisikan data yang dimiliki Bread Connectors tersebut, masih lebih tinggi dibanding antena Bold Bread + modem + router yang kecepatan mentransmisikan data tertingginya sebesar 2,5 MBps (setara 20 Mbps).

Saya masih menggunakan sim-card yang sama dengan saat sebelum eksperimen Zirah Antena mulai diinisiasi, yaitu Tri. Sehingga bisa dipastikan kalau perubahan kemampuan mentransmisikan data nirkabel dengan kapasitas sebesar itu bukan dikarenakan upgrade teknologi dari pihak ISP. Semuanya murni ulah gerombolan perangkat Bread.

Bagi pengguna level awam seperti saya, besaran kapasitas mentransmisikan data yang demikian, sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kepentingan beraktivitas di internet secara umum. Seperti : online shopping, streaming youtube, browsing berita terbaru, online game dan lain sebagainya.

Lancar Internet-an, Kuota Tetap Terkendali

Berikut adalah ilustrasi before-after dari antena Bold Bread yang berevolusi menjadi Bread Connectors :

Gambar : Ilustrasi saat masih sebagai antena

Area kuning merupakan area outdoor. Area biru merupakan area indoor dalam jangkauan sinyal internet antena Bold Bread secara wireless. Di area tersebut, koneksi internet berlangsung cukup lancar dan bisa langsung di akses via ponsel. Sedangkan di area merah merupakan area Blind Spot. Akses internet di area ini hanya dapat dikerjakan melalui router.

Gambar : Ilustrasi setelah berevolusi menjadi Bread Connectors

Area berwarna kuning merupakan area outdoor. Area berwarna biru dan hijau adalah area peredaran sinyal internet di dalam rumah yang disebarkan melalui Little Bread dan Tiny Bread. Sinyal yang disebarkan Little Bread diperoleh dari dua antena outdoor, yaitu antena Duplikat dan antena Bold Bread. Sedangkan sinyal yang disebarkan Tiny Bread diperoleh hanya dari antena Duplikat saja.

Dengan instalasi Bread Connectors yang demikian, saya tidak lagi membutuhkan router + modem untuk memperkuat sebaran sinyal internet ke dalam rumah. Router dimatikan, dikembalikan ke kardusnya. Internet-an pakai ponsel dengan menggunakan mobile-data berlangsung tanpa hambatan.

Jika perangkat lain (tablet/ laptop) butuh terhubung ke internet, maka fitur hot-spot ponsel diaktifkan.

Pemakaian kuota internet menjadi lebih efektif dan efisien. Mudah dipantau karena semua aktivitas internet-an terpusat hanya melalui satu perangkat saja. Pembelian kuota hanya dilakukan jika memang sudah saatnya dibutuhkan.

Awalnya saya menduga kalau internet-an menggunakan hot-spot ponsel bisa berujung dengan boros baterai. Tapi ternyata sama sekali tidak. Mungkin dikarenakan koneksi yang terjalin (dalam kondisi siaga maupun aktif) selalu berlangsung tanpa hambatan secara berkesinambungan.

Saya tidak pernah lagi mendapatkan ponsel dalam keadaan hangat/ panas saat dikondisikan sedang siaga. Meski terkadang suka mendapatkan ponsel sedang mengerjakan background processing, suhu di seluruh permukaan casing-nya tetap dingin.

Pastinya, sejak Little Bread rampung, saya belum pernah mengalami hal-hal yang sekiranya berdampak negatif pada ponsel yang dijadikan hot-spot.

Bread Connectors… At Glance

Jika dideskripsikan secara lebih sederhana lagi, Bread Connectors bisa dibilang sebagai perangkat antena independen dalam mentransmisikan sinyal (send & receive).

Cukup dengan memasang antena outdoor di area yang terjangkau sinyal. Tidak perlu khawatir dengan kekuatan sinyal dan arah antena.

Kemudian, pasang antena indoor di dalam rumah. Lalu, kaitkan kabel antena ke antena outdoor. Ulur hingga ujung kabel mendekati posisi antena indoor. Terakhir, kaitkan Jack Bread di bagian ujung kabel antena.

Begitu instalasi selesai, internet dapat langsung bisa diakses secara wireless dalam area radius 9 meter dengan poros antena indoor.

Sama sekali tidak dibutuhkan dukungan sumber daya maupun pemeliharaan atas fisik antena untuk selamanya.

Jadi…

Saya kini mulai memercayai kalau ambisi Nikola Tesla mencoba mendulang listrik gratis dan menyebarkannya secara wireless menggunakan menara Wardenclyffe adalah ide yang memang sangat mungkin untuk diwujudkan kebenarannya.

Temuan Bread Connectors dari eksperimen Zirah Antena hanyalah perkara kecil dan sederhana. Masih sangat jauh dari kedigdayaan temuan perangkat-perangkat baru lainnya yang mungkin dan bisa dihasilkan menggunakan dasar teori getaran, frekuensi dan energi yang dikemukakan Nikola Tesla.

Dari sejak Little Bread mulai aktif menggantikan router + modem, saya baru benar mengalami dan menyadari bagaimana  kekuatan wireless network connection dapat sepenuhnya menggantikan wire network connection.

Namun sayangnya, saya harus menghentikan semua penelitian mengenai wireless network connection tersebut sampai disini.

Tidak adanya ketersediaan dana untuk penelitian dan pengembangan eksperimen, merupakan alasan terdepan dan terutama. Dana eksperimen-eksperimen sebelumnya, masih dapat diupayakan dengan mengandalkan hasil Adsense dari blog ini. Sayangnya sekarang sudah sangat tidak bisa mencukupi lagi.

Yaa… apa mau dikata. Semua awal mesti ada akhirnya. Demikian juga dengan eksperimen Zirah Antena ini.

Meskipun harus berakhir, harapan dan mimpi saya bisa nyaman internet-an di area blind spot tanpa mesti berlangganan jaringan fiber optik, sudah terealisasikan dengan sangat baik.

Seiring dipublikasikannya artikel ini, saya akhiri juga cerita perjalanan pengembangan eksperimen Zirah Antena. Semoga semua cerita terkait eksperimen Zirah Antena di blog ini dapat bermanfaat dan bisa menginspirasi kebutuhan pengembangan jaringan internet nirkabel di rumah Anda.

Salam 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *