Penjelasan otomasi lampu penerangan yang disampaikan dalam artikel ini, merupakan update situasi dan kondisi yang sebelumnya dideskripsikan di artikel Membagi Penerangan dalam Rumah.

Jika sebelumnya terpasang downlight sebanyak 13 unit, maka kini hanya 11 unit downlight ditambah 1 unit lampu langit-langit (ceiling lamp) yang diotomasikan.

Foto : Lampu langit-langit (Ceiling Lamp)

Berikut adalah empat perangkat weekly timer (timer mingguan) yang digunakan untuk mengatur nyala-mati dari lampu :

Foto : Timer Mingguan (Weekly Timer)

Selain penerangan dalam ruangan (indoor), otomasi juga diterapkan di luar ruangan (outdoor). Untuk outdoor, menggunakan fitting lampu biasa (bukan downlight) agar sebaran jangkauan pencahayaan lebih luas dan lebih terang.

Semua lampu indoor menggunakan lampu led warna kuning (warm white) 5 Watt dengan fitting E27. Sedangkan lampu outdoor menggunakan lampu led putih (cool day light) 10 Watt dengan fitting yang sama, yaitu E27. Dengan begitu, jika ada lampu sudah kadaluwarsa kemudian padam, saya hanya perlu mengganti unit lampunya saja.

Otomasi Dua belas Model Situasi Penerangan dalam Sehari

Berikut merupakan gambaran pemetaan keseluruhan titik lampu yang diotomasikan :

Seluruh titik-titik lampu tersebut dibagi menjadi empat waktu otomasi nyala-mati :

Gambar : Model Nyala Lampu 1
Gambar : Model Nyala Lampu 2
Gambar : Model Nyala Lampu 3
Gambar : Model Nyala Lampu 4

Keempat model waktu nyala-mati lampu di atas tidaklah nampak istimewa jika diimplementasikan satu per satu. Namun saat keempatnya dijalankan bersamaan mengikuti pengaturan waktu pada masing-masing weekly timer, maka akan nampak berbeda.

Pada otomasi lampu 3, ada tiga titik lampu yang diposisikan di atas masing-masing jendela yang menghadap ke luar rumah. Tujuannya sebagai pengganti tirai jendela. Kaca jendela dilapisi stiker buram transparan. Dengan otomasi lampu 3, pergerakan bayangan aktivitas di dalam rumah saat malam hari menjadi nyaris tidak terlihat. Jadi, fungsi tirai jendela sudah sama sekali tidak lagi dibutuhkan.

Foto : Kaca Jendela dengan stiker buram transparan

Sebenarnya, masih ada 12 titik lampu lagi yang nyala-mati secara manual yang saya tidak sertakan dalam gambar. Keduabelas titik lampu tersebut hanya digunakan saat situasi membutuhkan pencahayaan yang sangat terang atau saat diperlukan menyala dalam waktu beberapa saat saja, seperti lampu kamar mandi/toilet atau lampu gudang.

Di bawah ini adalah 12 gambar dinamika situasi otomasi penerangan yang terjadi di rumah saya setiap hari selama 18 jam. Disusun berdasarkan urutan waktu mulai menyala dari pukul 15.00 dan berakhir padam seluruhnya pada pukul 09.00 :

Gambar : Situasi ruangan pada pukul 15.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 16.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 17.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 18.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 22.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 23.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 02.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 05.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 06.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 06.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 07.00
Gambar : Situasi ruangan pada pukul 08.00

Total Pemakaian Daya Lampu

Total daya listrik lampu yang diotomasikan adalah sebesar 100 Watt. Namun selama waktu 16 jam berlangsung, efektif nyala 100 Watt hanya terjadi selama 7 jam saja. Sisa pemakaian listrik nyala-mati lampu selama 9 jam, bergerak dinamis sesuai dengan yang telah diatur pada perangkat weekly timer.

Perincian pemakaian daya untuk kebutuhan menyalakan lampu adalah sbb. :

Lampu 1 :

= 3 unit x 5 Watt x 15 jam
= 15 x 15
= 225

Lampu 2 :

= 5 unit x 5 Watt x 8 jam
= 25 x 8
= 200 Watt

Lampu 3 :

= 3 unit x 5 Watt x 7 jam
= 15 x 7
= 105 Watt

Lampu 4 :

= 4 unit x 10 Watt x 12 jam
= 40 x 12
= 480 Watt

Jika dihitung biaya pemakaian listrik yang harus dibayarkan perhari dengan menggunakan harga tarif listrik per Desember 2022 adalah :

Total per hari :

= 1.010 Watt x Rp. 1.444,7,-
= Rp. 1.459,1,-

Total per bulan :

= Rp. 1.459,1,- x 30 hari
= Rp. 43.773,-

Jadi…?

Harga yang harus dibayarkan hanya untuk membuat model instalasi otomasi saja, berada dikisaran Rp. 6.000.000,-. Nilai tersebut meliputi harga semua bahan dan jasa teknisi pemasangan. Jika ditambah dengan instalasi 12 titik lampu yang nyala-mati manual, kira-kira totalnya berada dikisaran Rp. 10.000.000,-.

Apakah model otomasi lampu penerangan ini layak untuk diterapkan?

Saya kembalikan penilaian dan keputusannya pada Anda.

Bagi saya pribadi, model otomasi lampu penerangan ini berhasil menghilangkan keharusan untuk menjalankan rutinitas menyala-matikan lampu dan menutup-buka tirai jendela tanpa membuat suasana keseharian indoor rumah terasa suram (statis).

Suasana dalam rumah berangsur terang mulai pukul 15.00 menjelang sore menuju malam. Karena jendela tidak tertutup tirai, suasana terang dalam rumah masih nampak jelas dari luar. Kemudian, secara bertahap, berangsur meredup ketika mendekati tengah malam. Area jendela menjadi gelap seolah tertutup tirai.

Ketika subuh menjelang fajar, kembali berangsur terang dan kemudian padam setelah pukul 09.00.

Rumah terasa hidup (dinamis) meskipun tanpa ada orang yang menghuni didalamnya. Berjalan dengan sendirinya tanpa harus diingatkan dan tanpa perlu dikerjakan.

Banyak yang berpendapat kalau instalasi otomasi lampu penerangan ini “berlebihan”.

Saya hanya berpedoman, dengan instalasi otomasi ini, saya bisa “menanggalkan rasa khawatir apapun yang timbul” ketika tiba saat yang mengharuskan rumah dalam kondisi tanpa berpenghuni.

Semoga bermanfaat! 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *