Rencana membuat standar ukuran Zirah Antena terpaksa saya batalkan setelah performanya menurun secara bertahap. Sekitar tiga minggu setelah artikel Koneksi Internet dan Zirah Antena dipublikasikan, performa Zirah Antena berada di level terburuk. Akses internet berlangsung sengsara sepanjang hari. Baik di waktu siang maupun malam bahkan di waktu subuh.

Ada dua pilihan yang bisa ditempuh: membuangnya atau merekonstruksi semua perihal tentang Zirah Antena. Pilihan untuk membuang terlihat jauh lebih mudah dan realistis karena saya memang tidak memiliki kapabilitas di bidang teknologi antena.

Namun, tetap saja ada rasa tidak rela untuk membuang semua itu begitu saja. Pengalaman dimana Zirah Antena dapat meningkatkan kualitas akses internet secara signifikan, memberikan saya satu pemahaman bahwa adalah mungkin untuk memperbesar jalur akses internet di lokasi yang sebelumnya sulit dijamah sinyal internet.

Sepertinya, saya perlu menelusuri kembali foto-foto dokumentasi selama pengembangan Zirah Antena. Mungkin ada bagian terlewati yang kemudian mengakibatkan performanya terjun bebas tanpa sebab yang jelas.

Mengganti Sim Card

Saya memiliki keyakinan untuk bisa mendapatkan kembali performa Zirah Antena seperti sebelumnya. Karena, semua itu hanya merupakan pengulangan dari apa yang telah dikerjakan. Tapi, ternyata, tidak semudah yang diperkirakan.

Cukup banyak upaya modifikasi bentuk dan ukuran kumparan kawat tembaga yang telah dikerjakan untuk bisa mengembalikan performa Zirah Antena. Namun, tidak satu pun diantaranya mengarahkan pada solusi. Seolah-olah Zirah Antena telah menjadi perangkat kadaluarsa. Hal yang sama juga terjadi pada replika yang sudah selesai dibuat. Semua upaya seakan mengarah pada satu gambaran besar kenyataan bahwa perangkat komunikasi dengan model Zirah Antena adalah sebuah produk gagal…

Contoh modifikasinya seperti tiga foto Zirah Antena di bawah ini :

Foto : Modifikasi Zirah Antena ~ INT-01

Setelah tiga bulan mencoba dan berlalu tanpa ada perbaikan, saya putuskan untuk mengakhiri upaya menghidupkan kembali Zirah Antena. Seandainya kemudian hendak dibuang, maka satu-satunya cara agar akses internet cepat bisa didapat tanpa menggunakan Zirah Antena adalah dengan mengganti sim card provider selain Tri.

Ada empat pilihan provider internet dan tidak butuh waktu lama untuk memutuskan salah satu diantaranya.

Pilihannya jatuh pada Smartfren GSM. Berdasarkan pengalaman menggunakan Smartfren CDMA yang memiliki kecepatan dan kekuatan sinyalnya cukup mengesankan, saya berharap bisa memperoleh situasi yang sama terhadap produk GSM-nya. Dengan begitu, semua yang berkaitan dengan Zirah Antena dan sinyal internet lemah bisa ditinggalkan dan dilupakan.

Keinginan dan harapan tidak selamanya berjalan menjadi kenyataan… sim card sama sekali tidak berfungsi setelah dipasang pada modem USB. Ternyata, sim card baru bisa berfungsi spesifik hanya pada kriteria ponsel tertentu saja. Kebetulan, ada salah satu ponsel di rumah memiliki kriteria yang dibutuhkan.

Tapi apa mau dikata, meski akhirnya bisa berfungsi, sinyal GSM-nya tidak kuat untuk menembus ke dalam rumah. Jadi ponsel harus digunakan di dekat jendela atau pintu masuk rumah untuk bisa terkoneksi ke internet. Menyedihkan…!

Sim card Tri dikembalikan ke tempatnya semula di dalam modem USB dan sim card Smartfren GSM tetap bersemayam dalam ponsel. Kini masalah yang harus diselesaikan bertambah, yaitu bagaimana caranya agar akses internet dapat dilakukan tanpa harus menempelkan ponsel ke jendela atau pintu masuk rumah.

Hhmmm.. siapapun yang menjadi providernya, kualitas jaringan GSM memang lebih rapuh sejak awal dibanding CDMA.

Torus & Ponsel

Dulu, sebelum Zirah Antena dibuat, saya pernah mencoba bereksperimen dengan sinyal televisi menggunakan satu unit kumparan donat (Torus) berdiameter 30 cm. Karena tidak berfungsi, perangkat tersebut saya abaikan.

Foto : Torus diameter 30 cm

Torus berukuran besar tersebut kembali saya pakai seminggu setelah pembelian sim card Smartfren GSM. Saya memasangnya di balik dinding tepat membelakangi Zirah Antena. Sekadar mencoba dan berharap, siapa tahu ada pengaruh dan perbaikan pada sinyal data Tri (via : antena portable + modem USB + router).

Foto : Torus dan router TPLINK MR34320

Hasilnya… nihil!

Tapi, situasi berbeda terjadi dengan sinyal GSM-nya Smartfren (via : handphone).

Saya terhenyak saat pertama kali mendapatkan ponsel bisa terkoneksi ke internet. Selama setengah jam kemudian ponsel non-stop dipakai internet-an di dalam rumah. Akses internet berlangsung normal tanpa pernah mengalami masalah selama ponsel berada dalam radius 5 meter dari posisi Torus dipasang.

Hal yang cukup mengherankan adalah koneksi internet tetap bisa terjalin dengan bar koneksi kosong. Hanya nampak “4G” saja pada notifikasi layar ponsel.

Ajaib!

Penasaran dengan perubahan yang terjadi, saya men-test beberapa posisi berbeda dari peletakkan Zirah Antena + Torus. Tujuannya untuk memastikan bahwa keberadaan Torus memang memiliki peran terhadap kelancaran akses internet yang tengah berlangsung.

Foto : Torus + Zirah Antena

Dari hasil test tersebut diketahui bahwa akses internet bisa terjalin jika Zirah Antena + Torus diletakkan berdampingan. Koneksi kembali terputus saat Zirah Antena + Torus diletakkan berjauhan atau salah satunya ditiadakan.

Torus & Antena Portable

Seandainya ponsel bisa langsung terkoneksi dan mudah mengakses internet tanpa harus berada dekat dengan Torus, mengapa antena portable yang letaknya berdekatan (berada dalam kungkungan) tidak bisa mendapatkan situasi yang sama?

Foto : Torus + Antena Portable

Zirah Antena saya preteli hingga hanya tinggal bagian Torus-nya yang tersisa. antena portable dipindahkan dan diletakkan menjauh sekitar 70 cm dari posisi semula.

Nampak kemudian ada perbaikan akses internet setelah antena portable tidak berada dalam kungkungan Zirah Antena. Perilaku akses internetnya mirip dengan ponsel, tangkapan sinyal internet melemah saat Torus diletakkan berjauhan dengan Zirah Antena.

Uniknya, meski posisi antena portable dengan modem USB berdekatan, sinyal internet juga melemah jika antena tidak terpasang ke modem.

Bukankah modem USB bisa berfungsi tanpa harus dipasangi antena internal?

Benar begitu teorinya. Tapi untuk kasus ini, modem USB milik saya sama sekali tidak berdaya tanpa dipasangi antena portable. Mungkin juga dikarenakan antena internal di dalam modem USB yang memang sudah rusak. Saya tidak tahu persis.

Repeater tanpa Listrik…?

Trauma dengan pengalaman performa Zirah Antena yang mendadak terjun bebas berantakan hingga tak berdaya, menimbulkan satu pemikiran untuk sementara waktu membiarkan semua perangkat terkait eksperimen kali ini tetap pada posisi terakhirnya. Dengan demikian, jika kemudian di beberapa hari ke depan ada perubahan pada akses internet, bisa dipastikan bukan disebabkan letak perangkat yang dipindah-ditempatkan. Pengamatan terhadap kinerja Zirah Antena + Torus juga akan menjadi lebih mudah. Karena ruang lingkup kemungkinan terjadinya masalah yang semakin kecil.

Setelah beberapa hari mengamati, diperoleh gambaran dampak pengaruh Zirah Antena + Torus yang mirip dengan sebuah Repeater. Memperkuat sinyal dari pihak pengirim ke penerima dalam area terbatas. Bedanya dengan Repeater, Zirah Antena + Torus bisa berfungsi secara independen alias tidak tersambung dengan perangkat apapun maupun sumber daya apapun….(?)

Saat itu, saya baru benar-benar menyadari bahwa ada situasi yang tidak biasa setelah pemasangan Torus…

Foto : Torus dan Kaki Penampang

Bagaimana caranya sinyal internet bisa diteruskan (repeated) hanya dengan menggunakan beberapa gulungan kawat tembaga tanpa melibatkan energi listrik?

Saya putuskan untuk mengabaikan semua kejanggalan itu, karena fokus ruang lingkup kepentingan yang dituju dari pembuatan Zirah Antena + Torus adalah membuat perangkat untuk mempermudah akses ke internet. Tidak peduli dengan bagaimana fungsi cara kerjanya, yang penting koneksi bisa mudah terjalin dan berjalan dengan lancar.

Selain bisa berfungsi menyambung jangkauan sinyal internet, Zirah Antena + Torus juga bisa menyambung jangkauan sinyal wifi. Luas radius jangkauan wifi bertambah sekitar 5 meter-an dari jangkauan aslinya.

Setelah berjalan lebih dari dua minggu, akses internet berlangsung stabil setiap harinya. Tidak nampak ada perbedaan dengan saat pertama kali Torus diposisikan bersama Zirah Antena. Jadi, kecil kemungkinan terjadi penurunan performa secara mendadak seperti sebelumnya.

Bagian-bagian Zirah Antena yang sebelumnya dipreteli, kembali dipasang. Terasa respon akses internet yang semakin cepat dan mudah.

Foto : Zirah Antena + Antena Portable

Bagaimana jika dibiarkan tidak terpasang?

Tidak terlalu masalah.

Maksimum besaran bandwidth tetap sama. Hanya respon akses internet nya saja yang terdampak melambat di luar waktu subuh. Bagian-bagian tersebut menjadi penyeimbang ketika besaran bandwidth turun di saat kondisi lalulintas data sedang ramai.

Meski sudah kembali normal, terdapat perbedaan cukup besar pada kapasitas mengunduh saat sebelum Zirah Antena ditambahkan Torus. Jika dulu maksimum kapasitas unduh bisa mencapai 10 Mbps, kini hanya pada kisaran 6 Mbps saja di saat subuh. Penurunan kemampuan yang cukup signifikan.

Namun demikian, 90% tingkat kestabilan akses internet selama 24 jam menjadi jauh lebih baik. Seperti buffering yang biasanya selalu muncul disaat peak hours, kini nyaris tidak pernah terjadi lagi.

Takut di- PHP -in

Walau telah berjalan lebih dari dua minggu tanpa masalah, tetap masih tersimpan kekhawatiran akan kemungkinan terjadi lagi kegagalan performa di kemudian hari. Hal apa yang menjadi penyebab dari kegagalan performa yang terjadi sebelumnya, masih belum bisa terpecahkan. Dari bagian mana perbaikan harus dimulai seandainya terjadi kegagalan performa pada Zirah Antena + Torus yang terpasang saat ini?

Pikiran saya kembali mengulang gambar rentetan langkah-langkah yang telah dijalani untuk menghidup-normalkan kembali koneksi yang sebelumnya berantakan.

Sampai dibagian langkah saat Torus dipasang, gambar di pikiran itu terhenti.

Ada pertanyaan menarik di bagian langkah ini… seberapa besar peran Torus hingga bisa menghidup-normalkan performa Zirah Antena yang sebelumnya habis terpuruk?

Kalau memang semua itu terjadi karena peran Torus, berarti akan ada perbedaan situasi jika saya melakukan sesuatu terhadap Torus. Jika akses internet menjadi terhambat saat Torus diposisikan berjauhan dengan Zirah Antena, semestinya juga akan menimbulkan dampak tertentu kalau bentuk fisik Torus dimodifikasi.

Benar seperti itu ‘kan logikanya?

Lalu saya tambahkan lima ulir kawat tembaga. Satu pada ulir bagian dalam dan empat pada ulir bagian luar.

Foto : Torus setelah Upgrade

Hasilnya :

  • Identifikasi kekuatan sinyal internet yang tertera di notifikasi bagian atas layar ponsel, bertambah sebanyak 2 batang.
  • Kapasitas maksimum modem USB mengunduh di waktu subuh meningkat dari 6 Mbps menjadi 9 Mbps.
  • Di luar waktu subuh, koneksi internet via modem USB nampak berjalan mirip dengan sebelum kawat tembaga ditambahkan (kisaran rata-rata 2 Mbps).

Hasil setelah penambahan lima ulir tersebut, memberikan satu kepastian bahwa memang benar Torus memiliki peran tersendiri untuk kelancaran akses internet yang ada berlangsung saat ini. Tapi, bisakah Torus dijadikan parameter setiap ada masalah dengan akses internet?

Foto : Torus upgrade + router TPLINK MR34320

Saya memiliki keraguan cukup besar untuk itu. Sepertinya, Zirah Antena + Torus sudah menjadi satu paket yang sulit dipisahkan. Sehingga, jika terjadi masalah dengan akses internet, biar bagaimanapun keduanya tetap harus dievaluasi.

Bukan Penguat Sinyal

Dari hasil penambahan ulir yang ketiga di atas, memperlihatkan perbedaan kemampuan Zirah Antena + Torus dibanding Repeater di saat situasi lalulintas data sedang ramai. Penambahan ulir pada Torus tidak memberi dampak perbedaan signifikan di luar waktu subuh. Seolah tidak berdaya ketika harus bersaing dalam situasi arus lalulintas data yang padat.

Disini jelas terlihat bahwa Zirah Antena + Torus sama sekali tidak bisa dikategorikan sebagai penguat sinyal.

Lalu apa yang menjadikan Zirah Antena + Torus bisa menambah kapasitas akses internet sedemikian besar di saat subuh dibanding waktu siang hari?

Kesimpulan saya, Zirah Antena + Torus memang tidak memiliki andil apapun terkait perbaikan kualitas koneksi internet nirkabel maupun kuantitas sinyal internet yang beredar. Peran keduanya terkait sinyal internet hanya sebatas membuka dan membuat jalur agar sinyal bisa merambah lebih leluasa di area sekitar yang sebelumnya tidak terjangkau.

Foto : Torus upgrade + Kaki Penampang

Satu lokasi area yang tidak bisa dijangkau sinyal internet nirkabel, bukan berarti menandakan sinyal internet sama sekali tidak beredar di sekitar lokasi area tersebut. Banyak faktor yang bisa menjadi penghalang sehingga sinyal internet tidak dapat menjangkau satu area tertentu. Dan, tidak semua faktor itu harus memiliki bentuk fisik yang padat seperti pohon besar atau bangunan bertingkat. Gelombang elektromagnetik yang dihasilkan dari nyala mesin kendaraan merupakan salah satu faktor penghalang bagi pergerakan sinyal internet yang tidak memiliki bentuk fisik padat.

Zirah Antena + Torus bisa dianalogikan sebagai sebuah lubang penghubung yang terdapat di dinding pembatas dua ruang. Melalui lubang penghubung ini, barang-barang yang terdapat di masing-masing ruangan bisa saling dipindah tempatkan.

Zirah Antena + Torus hanya berfungsi jika terdapat faktor penghambat gerak sinyal internet nirkabel dimana keduanya ditempatkan. Sehingga, jika internet bisa diakses setelah Zirah Antena + Torus dipasang, tidak berarti telah terjadi perbaikan pada kualitas koneksi maupun peredaran sinyal internet dari provider terkait. Kalau sinyal yang beredar memang dari asalnya sudah buruk, Zirah Antena + Torus tidak akan pernah bisa menjadikannya lebih baik.

Akses internet di waktu subuh sudah pasti jauh lebih baik dibanding saat siang ataupun malam hari, karena sebagian besar user tidak mengakses internet di waktu mereka sedang tidur. Ditambah berkurangnya hambatan sinyal di area lokal dimana Zirah Antena + Torus dipasang, maka otomatis kapasitas akses yang bisa didapat juga bertambah besar. Semua itu berjalan mengikuti sebagaimana kualitas dan kuantitas sinyal internet yang dipancarkan dari provider. Zirah Antena + Torus hanya menangani dan mengatasi hambatan terhadap sinyal internet yang berlangsung di area lokal sekitarnya saja.

Jadi…

Model perangkat yang memiliki bentuk seperti donat, memang menarik untuk ditelusuri kapabilitasnya. Banyak yang telah membuat perangkat menggunakan dasar model donat tersebut untuk keperluan ilmu pengetahuan yang bersifat spesifik. Seperti: penelitian tentang perangkat anti gravitasi dan generator fusi-nuklir (Nuclear fusion).

Meski secara fisik memiliki dasar kesamaan dalam bentuk fisik, model perangkat berbentuk donat yang saya buat (Zirah Antena + Torus) hanyalah sebuah kreasi buah tangan untuk dasar kepentingan iseng dan rasa ingin tahu saja. Ide awalnya diperoleh dari teori free energy yang dikemukakan oleh Nikola Tesla ini, berevolusi dengan cara mengikuti arah hasil yang terbentuk dari setiap eksperimen. Tidak ada dasar keilmuan (hitung-hitungan/rumus) ataupun pakem tertentu yang digunakan hingga semuanya berakhir dengan bentuk Zirah Antena + Torus.

Untuk anda yang ingin mencoba membuat Zirah Antena, silakan klik disini.

Semoga bermanfaat! 🙂

Satu tanggapan untuk “Zirah Antena: Repeater tanpa Listrik?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *