Gambar desain rancangan fasilitas air bersih di artikel ini telah lama dibuat dan tersimpan di laptop saya. Bertahan tidak dipublikasikan karena fokusnya teralih untuk mengembangkan pembuatan filter air di dalam pipa paralon 10″.
Seperti ini penampakannya :
Gambar pertama adalah desain awal yang telah lama tersimpan. Sedangkan gambar kedua merupakan hasil pengembangan-nya. Modifikasi itu dibuat untuk memperjelas jawaban dari pertanyaan seorang pengunjung (Rian) tentang pemakaian perangkat LPF untuk kepentingan merekayasa air bersih menggunakan sumber air sumur.
Dari kedua gambar terlihat sedikit perbedaan pada bagian penanganan sumber air-nya (sisi kanan gambar) yang semula PAM / PDAM menjadi Sumur.
Secara garis besar, dasar kedua rancangan tersebut adalah sama dan dibuat dengan fokus kemudahan pemeliharaan dan perawatan keseluruhan fasilitas. Memang terlihat bertele-tele dan sedikit mubazir. Tapi, dengan masing-masing bagian dibuat terpisah, akan lebih mudah praktek penanganannya.
Pemeliharaan setiap bagian (tangki air kotor, perangkat LPF dan tangki air bersih) dapat dikerjakan secara terpisah tanpa mengganggu bagian lainnya dan di waktu (hari) berbeda.
Semuanya bisa dikerjakan sendiri saat waktu senggang dengan santai. Sementara aktivitas pemeliharaan berjalan, air dalam tangki air bersih tetap bisa digunakan. Untuk pemeliharaan tangki air bersih itu sendiri, bisa dikerjakan dalam waktu relatif lebih singkat.
Formasi perangkat LPF, sebaiknya tetap mengikuti dari pengembangan terakhir, yaitu : 4 (empat) Tabung-Filter dengan 3 (tiga) Tabung-Inti. Susunan ke-empat Tabung-Filter tidak harus selalu sejajar. Bisa diubah posisi letaknya sesuai luas ruang yang tersedia. Hal yang mesti dipastikan adalah posisi inlet LPF harus di bawah outlet tangki air kotor. Dan posisi outlet LPF harus diatas inlet tangki air bersih.
Model Fasilitas Rekayasa Air Bersih dengan susunan tangki dan perangkat LPF seperti di atas, memiliki konsep kerja sangat sederhana. Tangki air bersih tidak akan pernah kosong selama RADAR tidak rusak. Keran-berpelampung di dalam perangkat LPF dan pelampung-analog dalam tangki air bersih relatif lebih awet umurnya karena dioperasikan dalam kekuatan tekanan aliran air yang terbatas. Frekuensi perawatan kebersihan media filter menjadi jarang karena sebagian kotoran akan terlebih dulu mengendap dalam tangki air kotor.
Jika direalisasikan, rancangan tersebut sudah pasti membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi.
Tapi, sekali lagi, kemudahan pemeliharaan dan perawatan menjadi faktor yang (menurut saya) setara kepentingannya dengan air bersih yang nantinya dihasilkan. Demikian juga besarnya biaya yang harus diperhitungkan untuk kelanjutan selama pemakaian semua bagian dari fasilitas tersebut.
Rancangan fasilitas air bersih ini belum pernah saya realisasikan. Dengan demikian, hasil nyata kinerja secara keseluruhan dari rancangan tersebut belum bisa dipastikan sepenuhnya. Tapi, dari logika sederhana, menurut saya, besar kemungkinan bisa berhasil.
Semoga bermanfaat ! 🙂
Terima kasih Pak Omar atas penjelasan dan penggambarannya saya sangat menghargainya. Tapi sepertinya agak berat untuk mewujudkannya dikarenakan harus membuat menara torennya dimana dipastikan sangat mahal biaya pembuatan menaranya dan harus membongkar pipa yg dari sumur untuk ditinggikan lagi mengikuti tinggi menara dan toren. Cuma saya penasaran mengapa pipa2 penghubung ke LPF dan ke toren air bersih dibuat bentuk U apakah airnya akan bisa mengalir ke atas?
Saya ingin menerapkan LPF dengan versi bak penampung seperti punya bapak yg sekarang dikarenakan aliran air sumur dari pompa saya tidak begitu kencang seperti biasa saja kaya dari air PAM dan saya hitung tekanannya tidak sampai 10 liter per menit terbukti saya pasang filter pake botol aqua seperti ini botolnya tidak terdorong lepas :
* link dihapus oleh admin *
Tapi dasar torennya masih terdapat alga berwarna kuning seperti ini :
* link dihapus oleh admin *
Nah saya ingin menerapkan perangkat LPF ini sesuai dengan rancangan seperti yg di tempat bapak sekarang tapi saya memodifikasinya seperti ini :
* link dihapus oleh admin *
Kira2 kalau seperti ini bisa diterapkan gak ya pak mengingat keterbatasan dana.
Pada tabung air kotor, RADAR diletakkan disini dan outlet dipindahkan ke bawah agar RADAR pelampung bawah bisa berfungsi bila air sudah kosong dan di pipa outlet diberi Check valve agar aliran dari Tabung kedua tidak berbalik ke tabung satu. Dengan model seperti toren 1 diharapkan bisa menampung air bersih. Tapi mengingat aliran air dari perangkat LPF pelan sehingga bila terjadi kekosongan pada toren 1 maka air dari LPF tidak bisa mengisi toren dengan cepat karena itu saya tambahkan toren kedua yg berfungsi sebagai toren utama, jadi bila toren kedua habis toren 1 (500 liter) sudah terisi minimal sebanyak kapasitas toren kedua (250 liter). Tapi saya masih bingung apakah dengan sambungan pipa dari toren 1 ke toren 2 seperti ini air tetap bisa mengalir mengalir ke toren 2. Dan sampai batas bawah mana di toren 1 air akan tetap mengalir ke toren 2?
Terima kasih atas penjelasannya Pak Omar
Sudah merupakan hukum alam kalau air hanya akan mengalir dari atas ke bawah.
Itu sebab kenapa toren 1 harus pakai menara. Selama letak rangkaian pipa penghubung kedua toren tidak berada di bawah toren 1, dan letak toren 2 tetap sejajar dengan toren 1, maka air di toren 1 akan sulit dialirkan ke toren 2.
Saya kesulitan untuk membayangkan kinerja perangkat LPF menggunakan model pengisian air yang anda buat. Konsep aliran air perangkat LPF secara keseluruhan mengandalkan gaya gravitasi bumi. Jika anda hendak mengubah model pengisian air-nya dengan menggunakan pompa, maka bagian lain dari perangkat LPF juga perlu disesuaikan. Saya tidak memiliki gambaran untuk memodifikasi perangkat LPF hingga dikondisikan menjadi seperti itu.
Salam. ☺
Salam kenal mas !
Saya sudah baca beberapa tulisan di blog ini dan saya suka sekali dengan tulisan anda lengkap. jelas dan bahasanya juga enak jadi mudah ngerti.