Kali ini, saya hendak menyampaikan cerita tentang telah merealisasikan rencana membuat tangki air cadangan yang pernah diceritakan di artikel Cadangan Tangki Air, Pipa Paralon dan Filter Air.

Setelah beberapa hambatan bisa diatasi, akhirnya, satu batang pipa PVC 10″ berhasil saya transformasi kan menjadi tangki air. Begini gambar awal sebelum ketiga tabung (potongan pipa PVC 10″) dihubungkan satu sama lain :

Foto : Penampakan Tangki Air menggunakan Pipa PVC 10″

Sulitnya membuat kaki Toren

Hambatan terbesar dialami saat membuat kaki-kaki besi untuk ketiga tabung air tersebut. Jarang tukang las yang benar-benar memahami konsep “simetris” dalam menghasilkan beberapa karya tangan yang mirip. Untuk men-simetris-kan tiga kaki besi seperti terlihat di gambar, saya harus melalui 5 kali perbaikan. Itu pun dengan kondisi terakhir saat ini digunakan, ketiga kaki masih belum simetris sepenuhnya.

Saya putuskan untuk menghentikan proses men-simetris-kan ketiga kaki besi tersebut. Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma untuk membereskannya. Yang penting, fungsi dasar ketiga kaki besi sebagai penopang dari masing-masing tabung telah terpenuhi.

Beginilah penampakan ketiga tabung setelah dihubungkan satu dengan lainnya melalui pipa PVC ¾″ di bagian bawahnya :

Galeri Foto Tangki Air berbahan Pipa PVC 10″

Manfaat tersembunyi Loyang Kue

Salah satu tabung, memiliki penutup (dop datar) berbeda dengan lainnya. Itu adalah “loyang kue” berbahan aluminium berdiameter 30 cm. Karena, memang tidak ada (tidak diproduksi) dop pipa untuk menutup bagian sambungan pipa seperti itu.

Jaringan pipa yang menghubungkan ketiga tabung itu berukuran ¾″. Selepas area ketiga tabung, saya gunakan yang berukuran ½″. Pada gambar di bawah ini terlihat, bahwa setiap perpindahan ukuran pipa dari ¾″ ke ½″ selalu dipasangi “fitting toren” berwarna putih.

Galeri Foto Detail bagian-bagian sambungan antar pipa.

Peran penting dari Water Moor

Agar di kemudian hari mudah di “bongkar-pasang”, digunakan water moor di setiap bagian bawah tabung. Dengan demikian, outlet pipa setiap tabung, selalu diawali dengan pemasangan water moor ¾″. Baru, kemudian disambungkan pipa ¾″ yang menghubungkan masing-masing tabung. Model pemasangan pipa seperti ini, membuat kondisi jaringan pipa antar tabung menjadi “menggantung”. Karena harus ada “sisa-ruang” saat water moor hendak dipasang-lepaskan. Supaya kondisi fisik jaringan pipa antar tabung tidak berubah (melengkung) akibat di posisikan terus-menerus menggantung, dibuat beberapa kawat penopang untuk menyangganya.

Guna mendapatkan satu jalur outlet pipa sebelum terhubung ke jaringan pipa dalam rumah, saya menerapkan dasar dari konsep pemipaan dua tangki air yang diposisikan berdampingan. Teknik itu saya modifikasi dan kembangkan, sehingga salah satu tabung (nantinya…) bisa difungsikan sebagai tempat khusus menyaring air (filter air).

Galeri Foto posisi pemasangan water moor dan stopkran

Keran-berpelampung???

Urusan pelampung air yang bertugas mengatur pengisian air PAM ke tangki, saya serahkan pada float valve “Invelco”. Selama dua minggu berjalan sejak pertama kali dipakai, float valve terlihat cukup menjanjikan dan bisa diandalkan untuk bertahan cukup lama mengakomodir kekuatan tekanan air PAM kota Bogor di malam hari.

Galeri foto Letak Pemasangan Keran Otomatis

Desain Pemipaan Model Knocked Down

Untuk menjalin satu pipa dengan pipa lain hingga menjadi rangkaian jalur air yang seutuhnya, saya selalu menerapkan teknik memasang “sambungan berulir” di masing-masing ujung pipa. Baik untuk menjalin rangkaian pipa berukuran ¾” maupun yang berukuran ½”. Ujung pipa yang dijadikan “kepala”, menggunakan “sock drat luar”. Sedangkan bagian “ekor”, menggunakan sambungan yang memiliki “drat dalam”. Sebagai contoh pada gambar di bawah, bagian “ekor” menggunakan “knee drat dalam”.

Foto : Penerapan teknik Knocked Down

Manfaat lain dari Aluminium Foil

Setelah dua minggu sejak pemasangan dan dipastikan tidak ada kebocoran pada rangkaian seluruh jaringan pipa, setiap perangkat pemipaan (water moor, check valve, ball tap dll) dan bagian sambungan antar pipa yang sekiranya bakal terjemur nantinya, dibungkus menggunakan “aluminium foil”. Cara ini telah saya coba sebelumnya dan bisa meningkatkan “umur pemakaian” bagian yang terbungkus dengan sangat signifikan.

Foto : Penggunaan aluminium foil pada sambungan pipa

Teknik menggunakan Sambungan Berulir

Teknik merangkai pipa menggunakan sambungan berulir (drat), memang lebih mahal dan merepotkan. Tapi, dengan cara ini, kita bisa mengerjakan rangkaian jalinan antar pipa di tempat berbeda (tidak terpaku di TKP).

Menurut saya, mengerjakan instalasi pemipaan menggunakan cara ini jauh lebih efektif. Awalnya saja yang sedikit rumit, karena bidang / lokasi instalasi pemipaan harus di-peta-kan terlebih dulu ukuran dan posisi peletakan pipanya dengan benar di atas permukaan kertas. Namun, perhatikan lebih baik, semua itu hanya berlangsung di atas kertas. Tidak ada tindakan apapun yang berhubungan dengan fisik pipa yang hendak dibongkar maupun dipasang. Begitu “sketsa” selesai dibuat, kita perlu men-sinkronisasi kembali ukuran pipa yang telah ditentukan antara hasil coretan dengan kondisi lapangan yang hendak dikerjakan.

Jika sinkronisasi telah sesuai, pekerjaan merangkai instalasi pemipaan sebagaimana coretan di atas kertas bisa dimulai dan dapat dilakukan di tempat berbeda. Setelah selesai, rangkaian jalur pipa dibongkar untuk kemudian dipasang pada lokasi yang sebenarnya.

Jadi, di lokasi TKP, penggantian jalur pipa lama dengan yang baru dapat dikerjakan dalam waktu relatif lebih singkat.

Performa Tangki Air

Secara kinerja, tangki air buatan sendiri ini, tidak ada bedanya dengan satu tabung tangki air (500 liter) yang digunakan sebelumnya. Dan, memang itu yang diharapkan. Namun demikian, fisik tangki air yang terbagi menjadi tiga tabung, membuat air dalam tabung menjadi hangat bila kondisi siang hari yang cerah, dimana suhu udara luar ruangan berada dikisaran 32° Celcius. Entah berapa lama suhu air hangat itu bisa bertahan setelah matahari terbenam. Hal ini memberi sebuah ide baru bagi saya, untuk memikirkan bagaimana caranya mempertahankan suhu air dalam salah satu tabung guna keperluan mandi air hangat di malam hari tanpa harus menggunakan water heather.

Saat ini, meskipun belum secara sengaja dibuat tetap hangat, air dalam tabung masih tetap hangat dan nyaman untuk keperluan mandi pada pukul 20.00 tanpa perlu menyalakan water heather.

Berapa Biaya yang dibutuhkan?

Membuat tangki air sendiri, apapun cerita bahan tangki air yang hendak digunakan, akan sangat jauh lebih mahal dibanding harga tangki air pada umumnya yang beredar di pasaran. Bahkan, masih tetap lebih mahal dibanding memesan tangki air sesuai selera yang kita inginkan (tailor made). Karena, jika berbicara hanya berdasarkan bahan / materi yang hendak dijadikan sebagai tangki, belum mencerminkan keberadaan tangki air yang sesungguhnya.

Dibutuhkan beberapa peralatan dan keahlian dasar dalam ber-“tukang” untuk bisa membuat bahan / materi bukan tangki menjadi layaknya sebuah tangki air. Seandainya bagian peralatan dasar itu memang sudah terpenuhi, “ada” kemungkinan tindakan membuat tangki air sendiri menjadi relatif lebih murah. Namun, jika tujuannya (secara umum) hanya untuk memenuhi kepentingan ketersediaan cadangan air semata, saya “sangat tidak menyarankan” anda untuk melakukan mengerjakan membuat tangki air sendiri.

Lalu, jika tidak dianjurkan, mengapa saya membuat tangki air tersebut?

Sedianya, selain menjadi “cadangan” penampung air sementara pekerjaan menambal kebocoran tangki air utama berlangsung, tangki air ini direncanakan dan dipersiapkan untuk membangun fasilitas sederhana guna pengolahan sekaligus penyimpanan air bersih di rumah. Dengan menggunakan standar kualitas bahan pipa yang tinggi, terdapat satu kepastian bahwa berhasil atau tidak rencana membuat fasilitas pengolahan air tersebut diwujudkan, (minimal) saya telah memiliki tangki air yang berdaya tahan sangat kuat sebagai pengganti tangki air yang bocor.

Jadi…

Saya sangat menyukai keberadaan air dan bermain-main dengan air. Air yang jernih, memberikan sebuah nuansa keindahan di setiap keberadaannya. Ada sentuhan dan unsur kehidupan yang melekat kuat di setiap bagian kebersamaan dengan air.

Pengalaman membuat perangkat filter sendiri (Low Pressure Filter), memberikan satu pemikiran tersendiri bagi saya mengenai keberadaan filter air yang bisa dikondisikan “tidak terendam” dalam air (bak penampungan). Jika sumber air yang ada tidak cukup bersih namun bisa diisikan ke tangki air yang terletak 7 meter dari permukaan tanah, maka (menurut saya) tidak ada salahnya untuk dipikirkan cara membuat fasilitas penjernih air yang bisa dioperasikan di lahan kering (tidak terendam). Jika perangkat LPF yang saat ini dibuat harus dioperasikan terendam, saya rasa, adalah mungkin untuk membuatnya juga bisa dioperasikan di atas lahan kering. Seandainya hal itu bisa diwujudkan, maka perangkat LPF dapat diterapkan secara lebih luas dan lebih umum tanpa harus mengandalkan keberadaan tangki tanam untuk mengoperasikannya.

Apa pun yang kita kerjakan untuk bisa mendapatkan kualitas air siap pakai yang lebih baik di rumah, bukanlah tindakan sia-sia. Dikatakan bahwa 80% (delapan puluh persen) bagian tubuh manusia terdiri dari “cairan”. Sedangkan, menurut saya, dibutuhkan ketersediaan air bersih selama 80% dari “waktu” yang kita jalani untuk hidup dalam sehari. Adalah satu kesalahan jika kita beranggapan bahwa kebutuhan air bersih hanya untuk kepentingan dikonsumsi saja. Pemakaian air terbesar dalam sehari, justru terjadi pada bagian luar tubuh kita. Air yang digunakan setiap hari untuk membasuh tubuh bagian luar memiliki peran sangat penting dalam menentukan kualitas hidup (terutama kesehatan) kita yang sebenarnya. Karena, dari situlah hal yang mengawali dan mengakhiri hampir setiap aktivitas yang kita kerjakan setiap harinya.

Jadi, anda bisa menyimpulkan gambar besar tujuan sebenarnya saya membuat sendiri tangki air dengan menggunakan pipa PVC 10″. Model tangki yang terdiri dari beberapa tabung, menjadikannya fleksibel untuk dipasang dilahan sempit dan terbatas. Selain bisa berfungsi sebagai tangki air biasa, memang direncanakan agar bisa juga ber-transformasi menjadi sarana penjernih air. Itulah yang membedakannya dengan tangki air biasa yang beredar di pasaran.

Semoga bermanfaat! 🙂

2 tanggapan untuk “Membuat Tangki Air menggunakan Pipa PVC 10″

Komentar ditutup.