Karena merupakan pasangan dari steker berkaki-tiga, dan steker berkaki-tiga banyak digunakan pada kabel perangkat AC, serta banyak masyarakat kita yang sudah memasang AC di rumahnya, maka sebutan stopkontak untuk steker berkaki-tiga bergeser dan lebih dikenal dengan nama “stopkontak AC”.
Saya sendiri tidak tahu penamaan resmi dari stopkontak tersebut. Memang rada réséh untuk menyebutkan, apalagi menuliskan, nama : “stopkontak untuk steker berkaki-tiga”. Meskipun nama “stopkontak AC” sendiri sudah dikenal luas, rasanya masih kurang pas. Karena, secara pemakaian yang sebenarnya, perangkat elektronik “bukan AC” yang menggunakan steker berkaki-tiga, juga harus ditancapkan pada “stopkontak AC” itu.
Kondisinya menjadi semakin rumit jika hendak di sanding kan dengan saudara-tuanya yang merupakan pasangan dari steker berkaki-dua. Apakah hendak dinamakan “stopkontak saja”? Bagaimana jika dinamakan “stopkontak biasa” saja? Atau, mungkin… “stopkontak bukan AC”? 😅
Setelah dipikir-pikir, akhirnya, saya putuskan menamakan stopkontak untuk steker berkaki-tiga dengan sebutan “stopkontak tiga-lubang” dan sebutan untuk saudara tuanya sebagai “stopkontak dua-lubang”. 😀
Inbow dan Outbow…
Unit stopkontak tiga-lubang, biasanya, dijual satu set dengan steker-nya yang berkaki-tiga. Tapi, ada juga beberapa toko listrik yang menjualnya terpisah. Baik dibeli secara satu set atau terpisah, kita akan mendapatkan satu tambahan boks tempat dudukan stopkontak. Fungsinya untuk pemasangan stopkontak dalam versi outbow.
Perbedaan dengan stopkontak dua-lubang…
Memasang kawat kabel pada stopkontak tiga-lubang tidaklah rumit. Bahkan, bagi yang telah terbiasa memasang stopkontak biasa (dua-lubang) dengan tambahan kawat Arde, bisa dibilang sama saja. Hanya posisi lubang tempat menyematkan kawat Arde-nya yang berbeda.
Dari ukuran fisik bagian belakang stopkontak tiga-lubang ini, nampak perbedaan ukuran jeroan yang cukup besar dengan yang dua-lubang. Saya belum mencoba untuk memastikan bisa-tidaknya jeroan stopkontak tiga-lubang dipasang menempati lubang inbow yang sebelumnya dihuni stopkontak dua-lubang. Menurut saya, tindakan itu bisa dikerjakan, mengingat pemasangan kawat kabel stopkontak tiga-lubang mengulur dari bagian tengah jeroan.
Fitur Saklar…
Ada tambahan saklar yang dibuat menyatu dengan unit stopkontak tiga-lubang ini. Kalau diperhatikan lebih jauh fungsi dan tujuannya, menurut saya, agar steker yang menancap di stopkontak tidak perlu untuk sering dicabut-pasangkan. Cukup dengan mematikan saklar, maka aliran listrik ke steker akan terhenti dan kondisinya sama seperti dengan dicabut dari stopkontak.
Garis Besar Tutorial Cara Pemasangan Kawat Kabel
Untuk melakukan pemasangan kawat kabel, casing stopkontak harus dilepaskan terlebih dulu. Di balik casing yang menutupi jeroan stopkontak, tampak beberapa baut yang digunakan untuk menjepit kawat kabel dan termasuk juga baut untuk mengencangkan pengait stopkontak pada lubang di dinding.
Pada permukaan jeroan, tertera beberapa tulisan yang menerangkan posisi kawat kabel disematkan sesuai muatan arus listriknya. Sama seperti keterangan yang terdapat pada steker berkaki-tiga. Jika kita ikuti cara pemasangan kawat kabel sesuai dengan keterangan yang tertera pada stopkontak tiga-lubang dan steker berkaki-tiga, maka kita bisa memperoleh gambaran bagaimana pertemuan kesamaan jenis arus listrik yang dihantarkan setiap kawat kabel yang dipasang antara steker dan stopkontak-nya.
Bagi kita yang tidak terbiasa, namun hendak terlibat melakukan pemasangan sendiri stopkontak tiga-lubang, ada baiknya membuat kawat kabel terpasang seutuhnya pada stopkontak terlebih dulu. Tujuannya, agar kawat kabel yang disematkan, bisa dipastikan telah terjepit dengan baik. Selebihnya, tinggal merapikan sebelum stopkontak dilekatkan ke dinding.
Biasanya, kulit kabel (warna putih) yang dikelupas lebih panjang sepertiga hingga setengah bagian dari ukuran yang ditunjukkan pada salah satu foto tutorial (urutan kelima) di bawah. Dibuat seperti itu untuk mengantisipasi penggantian stopkontak baru di kemudian hari. Kabel yang terpasang, sudah dalam kondisi semi-permanen dan tidak bisa ditarik-ulur lebih panjang. Sedangkan, perlu sedikit ruang gerak untuk melepaskan dan memasangkan kawat-kawat kembali ke stopkontak. Sisa kelebihan kawat-kawat tak berkulit itulah yang dimanfaatkan agar stopkontak bisa ditarik-ulur keluar-masuk lubang inbow atau kotak outbow tempat nantinya dilekatkan.
Memang, terlihat sedikit mubazir. Tetapi, dengan cara seperti itu, baik untuk pemasangan versi inbow maupun outbow, kecil kemungkinan kawat kabel yang dipasang pada stopkontak bergeser (terlepas) dari baut yang menjepitnya.
Beda manfaat dengan stabilizer…
Pertanyaannya : apakah manfaat sebenarnya dari tindakan menyeragamkan letak pemasangan kawat kabel pada steker berkaki-tiga dan stopkontak-nya?
Apa bedanya dengan manfaat stabilizer dalam memperbaiki kualitas listrik?
Bermanfaat-tidaknya menyeragamkan pemasangan kawat kabel, dapat kita analisa lewat keberadaan produk steker berkaki-tiga dengan stopkontak-nya itu sendiri. Tidak ada alasan lebih baik dari penyebab format jeroan steker berkaki-tiga dan stopkontak-nya dibuat sedemikian rupa jika tanpa kepentingan untuk mendapatkan keseragaman letak kawat kabel. Tujuannya, tidak lain, agar muatan arus listrik yang dikonsumsi perangkat elektronik menjadi benar.
Logika alasan yang sederhana, bukan?
Stabilizer, memang bisa memperbaiki kualitas arus Fasa dan Netral yang diterimanya dan menghasilkan output listrik sesuai yang seharusnya dikonsumsi perangkat elektronik. Namun, stabilizer tidak bisa memperbaiki perbedaan letak kawat kabel yang terpasang di level steker dan stopkontak. Pemasangan kawat kabel yang tidak seragam letaknya antara steker berkaki-tiga dengan stopkontak-nya, akan merubah muatan arus listrik yang seharusnya di terima perangkat elektronik.
Begitu juga halnya dengan menyeragamkan letak kawat kabel pada steker berkaki-tiga dengan stopkontak-nya, yang tidak bisa memperbaiki ketidakstabilan voltase. Tindakan itu hanya akan berdampak pada “menjadikan benar” muatan arus listrik yang di konsumsi perangkat elektronik. Kualitas listrik yang buruk akibat ketidakstabilan voltase, tidak akan pernah bisa diperbaiki dengan cara menyeragamkan letak pemasangan kawat kabel.
Faktor kestabilan voltase listrik dan kebenaran muatan arus listrik yang dikonsumsi perangkat elektronik, memang memiliki bagiannya masing-masing. Namun, kedua faktor tersebut “harus” ada dan diusahakan kebenarannya guna menghasilkan kondisi pemakaian listrik yang maksimal.
Bagi saya, bagian terbaik dari mengerjakan semua itu (memasang stabilizer dan menyeragamkan pemasangan kawat kabel) adalah berkurangnya biaya pemakaian listrik tanpa perlu usaha untuk melakukan penghematan.
Jadi…
Baik dari sisi fungsi maupun teknik pemasangan kabel, tidak ada bedanya antara stopkontak tiga-lubang dengan yang dua-lubang. Hanya saja terdapat aturan yang pasti dalam memposisikan letak kawat penghantar arus Fasa dan Netral di masing-masing lubangnya. Aturan yang memiliki keterkaitan yang erat dengan cara pemasangan kabel pada stopkontak tiga-lubang tersebut, harus kita ikuti agar membawa efek distribusi muatan arus listrik yang maksimal.
Namun, seandainya aturan cara pemasangan kawat kabel yang diterapkan pada steker berkaki-tiga dan stopkontak tiga-lubang itu kita terapkan pada steker berkaki-dua dan stopkontak dua-lubang yang ada di rumah saat ini, maka efek distribusi aliran listrik yang akan dihasilkan akan menjadi sama.
Fitur-fitur yang terdapat pada perangkat berkaki-tiga (steker dan stopkontaknya), sebenarnya bisa diakomodir dengan mudah pada situasi pemakaian perangkat berkaki-dua. Fitur saklar pada stopkontak tiga-lubang, bisa digantikan dengan steker kaki-dua bersaklar. Sedangkan fitur sikring pada steker berkaki-tiga, dapat digantikan dengan stabilizer. Jika telah stabilizer dipasang untuk listrik satu rumah, maka hanya dibutuhkan steker kaki-dua bersaklar untuk mendapatkan kondisi distribusi listrik perangkat berkaki-dua yang sama persis dengan yang dimiliki perangkat berkaki-tiga.
Jika posisi letak kawat antara stopkontak dua-lubang bisa disamakan dengan yang tiga-lubang, bagaimana dengan menentukan posisi arus Fasa dan Netral pada steker berkaki-dua agar bisa sama seperti yang terpasang di steker berkaki-tiga?
Anda bisa membaca ulasannya di artikel Steker, Stopkontak dan Arus Listrik. Disitu, diuraikan cara yang saya susun untuk saya jadikan dan gunakan sebagai standar dalam mengidentifikasikan kawat yang seharusnya membawa muatan arus Fasa dan Netral di masing-masing kaki steker berkaki-dua.
Untuk anda yang ingin mempelajari cara memasang kabel pada stopkontak tiga-lubang, di bawah ini saya sajikan rangkaian foto-fotonya dengan menggunakan model unit seperti pada foto di atas :
Jika hendak dipasang versi inbow, maka langkahnya :
Jika hendak dipasang versi outbow, maka langkahnya :
Semoga bermanfaat! 🙂
Halo
Stop kontak AC saya 3 lubang kayak gini, ada indikator LED-nya. Nah ini lampu indikatornya mati (dalam posisi on) tp listriknya tetap mengalir dan ac tetap bisa menyala. Apakah berbahaya? Matinya karena apa ya, apakah memang LED-nya saja yg rusak? Mengingat usia stop kontak ini sudah 11 tahun.
Terima kasih
Selamat malam Fidi,
Tidak masalah dan tidak berbahaya.
Sama seperti lampu biasa pada umumnya, lampu LED tersebut juga memiliki waktu kadaluarsa.
Mengingat umur pemakaian yang sudah 11 tahun, ada baiknya stopkontak diganti. Namun selama masih berfungsi normal, menurut saya, itu bukan satu peristiwa yang membutuhkan untuk harus segera ditangani. Bisa dikerjakan selagi sempat saja.
Salam. 🙂
Baik, terima kasih banyak ya. Salam sukses.
Sama-sama. 🙂