Ketika sedang berbelanja di toko material (bahan bangunan), iseng-iseng saya menanyakan harga tusen klep / foot klep. Si penjual memberikan dua opsi bahan tusen klep : kuningan dan plastik.

Foto : Tusen Klep / Foot Klep

Materi berbahan kuningan, terkenal “bandel” untuk direndam dalam air. Saya memutuskan untuk membelinya daripada yang berbahan plastik. Anda dapat melihat cetak gambar anak panah yang terdapat di permukaan badan tusen klep. Mirip seperti yang terdapat pada check valve, gambar anak panah itu menunjukkan posisi tusen-klep dipasang sesuai arah aliran air yang mengalir melalui jalur pipa hisap menuju pompa. Jika dipasang terbalik, dipastikan air tidak akan dapat dihisap oleh pompa.

Modifikasi Mulut Pipa Hisap

Berbeda dengan tusen-klep berbahan plastik yang sebelumnya digunakan, tusen klep baru ini memiliki dua “drat” ulir di kedua lubangnya. Dengan demikian, bentuk fisik tusen klep seperti ini bisa dipasang dibagian tengah jalur pipa hisap.

Saya melihat, bentuk fisik tusen klep yang demikian memberi celah untuk sedikit lebih leluasa dalam mengkreasikan peletakkan posisi tusen klep di jalur pipa hisap. Ada beberapa ide yang terlintas di benak saya untuk memodifikasi mulut pipa hisap dengan menggunakan tusen-klep ini. Gambar-gambar di bawah ini memperlihatkan model pemasangan tusen-klep mulai dari standar hingga modifikasi nya :

Foto : Instalasi Standar Tusen Klep (1)
Foto : Instalasi Standar Tusen Klep (2)
Foto : Alternatif Instalasi Tusen Klep (1)
Foto : Alternatif Instalasi Tusen Klep (2)
Foto : Alternatif Instalasi Tusen Klep (3)
Foto : Alternatif Instalasi Tusen Klep (4)

Dua gambar pertama, memperlihatkan pemasangan tusen-klep pada umumnya. Sedangkan sisa gambar, menunjukkan modifikasi yang telah saya coba kerjakan pada mulut pipa hisap.

Perbedaan paling mendasar dari pemasangan tusen klep pada gambar-gambar di atas adalah posisi mulut pipa hisap yang mengarah ke bawah dan ke atas. Air yang di hisap dari kedua model mulut pipa hisap, masih berada di area yang sama. Tetapi, kedua model tersebut menghasilkan efek yang sangat signifikan untuk mencegah kotoran yang ikut tersedot memasuki jalur pipa hisap ketika pompa dinyalakan.

Di salah satu model, saya pernah mencoba menggunakan vlock sock ½″ – 2″, sebagai mulut jalur pipa hisap. Cara ini, membawa dampak negatif dan membuat beban fisik pipa hisap menjadi lebih berat. Sehingga, rentan membuat kebocoran pada sambungan drat water moor yang dipasang di jalur pipa hisap.

Saat ini, saya memasang model sebagaimana terlihat di foto terakhir. Yaitu menggunakan vlock sock ½″ – ¾″ sebagai mulut dari jalur pipa hisap. Lebih ringan dan tidak banyak berdampak pada fisik pipa hisap, hasilnya pun tidak berbeda dengan menggunakan vlock sock berukuran lebih besar.

Penyaring Kotoran Alami

Tujuan utama yang hendak diraih dengan membelokkan mulut pipa hisap seperti gambar di atas adalah saya tidak perlu memasang saringan di mulut pipa hisap. Dalam hal ini, tentu saja, yang saya maksudkan adalah saringan untuk menyaring kotoran halus seperti debu-air.

Tusen klep sendiri, menggunakan pegas (per) yang berfungsi membuka-tutup aliran air untuk masuk ke dalam pipa hisap saat pompa dinyalakan. Dengan begitu, ada sebagian kekuatan mesin pompa yang terpakai “hanya” untuk menarik pegas agar dapat dilalui air. Jika di bagian mulut pipa hisap ditambahkan dengan saringan, berarti terdapat dua beban yang harus diatasi oleh kekuatan pompa saat menghisap air. Yaitu : menarik pegas tusen-klep agar terbuka dan mengatasi halangan saringan yang terpasang.

Dengan tanpa saringan terpasang di mulut pipa hisap, maka kerja tambahan pompa hanya terjadi untuk menarik pegas tusen-klep saja. Kinerja pompa menjadi sedikit lebih ringan dan jumlah air yang berhasil dihisap menjadi sedikit lebih banyak. Memang benar, tingkat kerapatan saringan yang digunakan akan sangat menentukan besar-kecilnya beban penghalang kekuatan pompa menghisap air.

Pertanyaannya, jika ditujukan untuk menyaring debu-air, seberapa besar manfaat memasang saringan dengan tingkat kerapatan yang kasar?

Sedangkan, bila menggunakan saringan dengan tingkat kerapatan yang halus, beban pompa menghisap air akan bertambah berat. Belum lagi ditambah saat saringan sudah penuh dengan kotoran. Cukup banyak tambahan pekerjaan yang harus dilakukan di kemudian hari hanya dengan terpasangnya saringan kotoran di mulut pipa hisap.

Semua itu bisa diatasi dengan mudah dengan cara membelokkan mulut pipa hisap ke arah atas. Dengan cara seperti itu, tidak ada lagi tambahan beban pada pompa saat menghisap air dan tidak perlu ada tindakan membersihkan saringan dari kotoran. Semuanya berjalan secara apa adanya tanpa kerepotan di kemudian hari.

Saya sendiri, belum pernah menghitung jumlah debit air yang dihasilkan pompa antara tanpa dan dengan menggunakan saringan di mulut pipa hisap. Perbedaannya terlihat pada keluaran air keran yang sedikit lebih besar saja. Saya mencoba memerkirakan, kondisi tersebut memang tidak terlalu terasa berbeda jika dikerjakan untuk waktu yang singkat. Namun, seandainya di-akumulasi-kan untuk pemakaian air dalam sehari, saya meyakini pasti ada perbedaan jumlah air yang cukup besar.

Jika dirunut ke efek yang ditimbulkan, keluaran air pompa yang lebih banyak akan mengurangi waktu yang kita gunakan untuk pemakaian air. Tanpa menggunakan saringan di mulut pipa hisap, waktu pompa menyala akan berkurang. Jumlah listrik yang dipakai untuk menyalakan pompa pun turut berkurang. Artinya, secara otomatis akan terjadi sebuah keadaan penghematan pemakaian listrik oleh pompa dengan tidak menggunakan saringan kotoran di mulut pipa hisap.

Kira-kira, seperti itulah keuntungan yang bisa dijadikan nilai acuan secara umum.

Berikut adalah foto situasi dan kondisi air di bak mandi sejak setelah 28 hari instalasi tusen klep (6) selesai dikerjakan :

Foto : Kondisi air Bak Mandi setelah modifikasi Tusen Klep dikerjakan pada Tangki Tanam

Menguras Air Lebih Banyak

Membelokkan mulut pipa hisap yang demikian, juga memberikan solusi untuk bisa menghisap air dalam jumlah lebih banyak, khususnya untuk air di bak penampungan (bukan sumur). Model bak penampungan air yang dibuat tertanam dalam tanah, memiliki bentuk (umumnya) seperti kolam renang mini. Tidak terlalu dalam, namun memiliki bidang permukaan air yang luas. Berbeda dengan bentuk sumur yang seperti tabung, dengan bidang permukaan air yang relatif sempit.

Dengan mulut pipa hisap dipasang tegak lurus seperti pada gambar 1 di atas, maka jarak ideal antara ujung mulut dengan dasar sumur / bak penampungan adalah 30 cm. Tujuannya agar kotoran yang mengendap di area dasar supaya “agak” sulit untuk ikut terhisap oleh pompa.

Seandainya cara itu diterapkan pada sumur, maka hampir 90% air dalam sumur dapat dihisap keluar. Namun, tidak sama halnya jika diterapkan pada bak penampungan. Air dalam bak penampungan, hanya akan dapat dihisap keluar sebanyak 80% saja. Penyebabnya… karena bentuk fisik ruang dan luas bidang permukaan air bak penampungan yang lebih besar dibanding sumur.

Dengan kondisi mulut pipa hisap yang bengkok, posisinya bisa diletakkan sedekat mungkin dengan dasar bak penampungan tanpa terlalu khawatir kotoran yang mengendap di sekitar mulut pipa akan ikut terhisap lebih banyak. Karena, area air yang dihisap cenderung mengarah dari atas ke bawah, bukan dari dasar ke atas. Pemasangan mulut pipa hisap yang umumnya harus menggantung dan berjarak minimal 30 cm di atas dasar bak penampungan, bisa diperpendek menjadi hingga 10 cm.

Jadi, ada situasi tertentu dimana membelokkan mulut pipa hisap ke atas dapat menambah efektifitas dan efisiensi kinerja pompa menghisap air. Jika cara yang demikian tidak biasa dikerjakan seperti itu dapat membawa hasil lebih baik, bukankah layak untuk kita pertimbangkan dan coba terapkan?

Sepele…, namun banyak manfaat yang bisa diperoleh. 🙂

Selamat mencoba! 🙂

Satu tanggapan untuk “Perangkat Pemipaan : Memaksimalkan Tusen Klep

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *