Banyak pelanggan PLN yang merasa diuntungkan setelah melakukan “migrasi” dari meteran pascabayar ke prabayar. Di pihak yang sama, banyak juga pelanggan yang merasa dirugikan dari terpasangnya meteran prabayar di rumah mereka.

Pertanyaan mengenai perbedaan menggunakan meteran pascabayar dengan prabayar pun bergulir kencang. Keraguan beberapa pelanggan yang hendak melakukan migrasi meteran semakin besar. Mayoritas dari mereka, mulai terfokus pada pertanyaan : “Benarkah menggunakan meteran prabayar akan lebih menguntungkan dibanding meteran pascabayar?”.

Definisi dari menguntungkan…

Sebelum beranjak lebih dalam mengenai kontroversi menguntungkan dan merugikan dari penggunaan meteran prabayar, mari kita samakan dahulu persepsi mengenai makna kata “menguntungkan” disini.

Menurut saya, sesuatu hal bisa dikatakan menguntungkan jika memiliki nilai tambah / manfaat positif bagi pihak yang mengalaminya.

Pihak yang mengalaminya itu sendiri, terbagi menjadi dua kategori, yaitu : pribadi dan umum.

Ketegori menguntungkan bagi pribadi memiliki sifat subyektif atau hanya bisa dirasakan oleh orang-orang tertentu saja. Sedangkan kategori menguntungkan bagi umum memiliki sifat (cenderung) objektif atau bisa dirasakan oleh lebih banyak orang. Semakin banyak orang dapat menikmati manfaat yang dihasilkan, maka semakin tinggi objektivitas sifat keuntungan tersebut.

Dasar sikap pro kontra pelanggan PLN

Beberapa pendapat pro dan kontra yang muncul dari para pelanggan PLN yang telah menggunakan meteran prabayar, cenderung didasari dengan alasan yang bersifat subjektif. Dimana, alasan dari masing-masing pihak lebih mengacu pada “cara pemakaian listrik yang sesuai dengan kepentingan pribadi” para pemakainya.

Apakah hal itu merupakan satu kesalahan?

Tentu saja tidak.

Karena, setiap orang berhak untuk menentukan hal yang menguntungkan bagi dirinya.

Namun, pendapat yang bersifat pribadi seperti itu tidak bisa dijadikan sebagai parameter / acuan bagi setiap orang untuk merasakan manfaat yang sama. Manfaat yang sama seperti apa yang bisa dirasakan secara umum dalam kontroversi meteran prabayar ini?

Satu-satunya manfaat yang bisa dijadikan acuan sebagai hal yang menguntungkan secara umum dalam menilai pemakaian meter prabayar adalah besaran tarif listrik yang harus dibayar oleh pelanggan. Jika tidak ada perbedaan dengan nilai besaran tarif listrik yang harus dibayarkan, maka pemakaian meter prabayar adalah sama saja dengan meter pascabayar.

Misalnya : harga listrik per kwh meter prabayar separuh lebih rendah dari harga listrik per kwh meter pascabayar.

Seandainya kondisi nilai tarif listrik seperti itu yang diterapkan, berarti semua pelanggan yang menggunakan meter prabayar akan membayar pemakaian listriknya lebih rendah separuh dari yang dibayarkan oleh pelanggan meter pascabayar. Itu adalah satu contoh keadaan yang bisa mewakili gambaran dari definisi menguntungkan penggunaan meter prabayar secara umum dibanding meter pascabayar.

Namun, dalam praktek penerapannya, tidaklah seperti itu. Nilai tarif listrik yang harus dibayarkan oleh kedua pelanggan adalah sama. Dengan kesamaan nilai tarif listrik seperti itu, maka (menurut saya) pernyataan menggunakan meter prabayar lebih menguntungkan secara umum adalah tidak benar.

Karena, selain nilai tarif listrik yang sama, kedua pelanggan pun memiliki porsi pemakaian listrik yang setara. Tidak ada keistimewaan yang menyatakan bahwa pelanggan meter prabayar R1~1300VA bisa menggunakan total pemakaian listrik melebihi 1300VA. Di pihak pelanggan meter pascabayar dengan golongan R1~1300VA pun mendapatkan perlakuan yang sama seperti itu.

Jadi, apakah penggunaan meter prabayar merugikan pelanggan yang menggunakannya?

Tidak juga…

Selama sisi pribadi pelanggan terpuaskan, maka pemakaian meter prabayar akan menjadi menguntungkan. Meskipun, sebenarnya, perlakuan secara umum dalam batas pemakaian listrik yang diperkenankan dan harga listrik per kWh yang dibayarkan adalah sama dengan pelanggan meter pascabayar.

Persepsi penyampaian yang berbeda

Sejak mulai diperkenalkan meter listrik prabayar ke ranah publik, saya tidak pernah melihatnya sebagai sesuatu yang menguntungkan bagi pelanggan PLN.

Dalam kondisi keuangan yang diberitakan terus menerus mengalami kerugian, bagaimana PLN bisa berpikir untuk memberikan keuntungan bagi para pelanggannya?

Akankah dalam kondisi pendapatan yang merugi, PLN masih berkehendak memberikan konpensasi keuntungan ke pelanggannya dengan meluncurkan produk meter prabayar?

Sebuah logika yang mudah untuk dicerna, bukan?

Terlepas dari apapun definisi dari makna kata “menguntungkan” yang telah disampaikan dalam pemakaian meter prabayar, saya selalu dan kembali pada manfaat yang bisa diperoleh oleh pelanggan secara umum, yaitu besaran nilai tarif listrik yang harus dibayar oleh pelanggan. Itu adalah pemikiran saya yang sangat sederhana dalam menyikapi manfaat pemakaian antara meter prabayar dengan pascabayar.

Apakah saya memiliki persepsi yang salah dalam menyikapi kehadiran meter prabayar ini?

Bisa saja.

Tapi, sekali lagi, selama tarif per kWh yang diberlakukan tidak berubah (lebih rendah dari meter pascabayar), saya masih tidak melihat ada manfaat lebih secara umum dari keberadaan meter prabayar.

Jadi, apapun cerita mengenai keuntungan dalam menggunakan meter prabayar (misalnya : bisa mengatur pengisian pulsa listrik secara mandiri, bisa melakukan pembatasan jumlah pemakaian listrik, dsb, dsb, dsb), bagi saya, sah-sah saja. Kondisi yang diceritakan, memiliki dasar kepentingan bersifat subjektif dan bermanfaat hanya bagi pelanggan yang menghendakinya.

Di sisi saya sendiri, kondisi seperti itu merupakan hal yang merugikan. Karena, selain besaran tarif listrik per kWh yang harus dibayar tetap sama dengan pelanggan pascabayar, ada kerja tambahan yang harus dilakukan oleh pelanggan prabayar.

Contohnya secara garis besar, untuk bisa menikmati listrik selama satu bulan, pelanggan prabayar harus mengerjakan beberapa tindakan.

Diantaranya : membeli pulsa listrik, mengisikan pulsa listrik ke meteran, memantau jumlah pulsa listrik yang masih tersedia di meteran.

Sementara itu, di posisi dan waktu yang sama, pelanggan meter pascabayar tetap duduk tenang menikmati listrik. Di akhir bulan, mereka hanya perlu mengerjakan satu tindakan, yaitu : membayar tagihan jumlah pemakaian listrik yang telah mereka gunakan selama sebulan.

Biaya beban pascabayar yang membebani…?

Bagaimana dengan perbandingan biaya beban / berlangganan yang tidak dimiliki oleh pelanggan meter prabayar?

Benarkah hal itu merugikan pelanggan meter pascabayar?

Seandainya Anda selalu menyempatkan pulang untuk menikmati makan dan tidur di rumah setiap harinya, maka kebutuhan akan listrik akan selalu ada. Baik untuk kulkas yang selalu menyala, menonton tv, me-recharge handphone, menggunakan komputer, menyalakan lampu dsb, dsb, dsb. Semua pemakaian listrik tersebut pasti akan melebihi nilai biaya beban / minimum pemakaian listrik selama sebulan sebagaimana yang disyaratkan PLN pada pelanggan pascabayar (40 jam minimum pemakaian listrik dalam sebulan).

Sehingga, baik untuk pelanggan meter pascabayar atau prabayar, nilai biaya beban / minimum pemakaian listrik selama 40 jam itu (sebenarnya) akan selalu terjadi dan pasti melebihi batas nilai pemakaian listrik pelanggan secara umum. Seandainya nilai beban / minimum pemakaian tersebut tidak terlihat dicantumkan pada pelanggan prabayar, sebenarnya, sudah termasuk ke dalam tarif listrik per kwh yang harus dibayar oleh pelanggan.

Jadi, jika dilihat dari kondisi “tidak pada umumnya“, persoalan biaya beban / minimum pemakaian listrik akan lebih efektif jika ditujukan untuk rumah yang tidak ditempati setiap hari atau tidak berpenghuni. Di rumah-rumah seperti itu, tidak selalu ada kebutuhan akan pemakaian listrik setiap hari dan pemasangan meter prabayar cenderung lebih menguntungkan.

Apakah Anda selalu menyempatkan pulang ke rumah setiap hari?

Atau, apakah rumah Anda selalu ada penghuninya setiap hari?

Jika tidak, lebih baik menggunakan meter prabayar karena sudah pasti akan menguntungkan. Keadaan yang bisa dijadikan sebagai acuan / parameter adalah jika kulkas di rumah bisa untuk dikondisikan tidak menyala selama lebih dari 1 minggu, maka gunakanlah meter prabayar.

Contoh kasus :

Berapa sih nilai jumlah minimum pemakaian listrik selama 40 jam berdasarkan kapasitas listrik terpasang selama sebulan?

Seandainya listrik terpasang di rumah Anda berkapasitas 1300VA, maka nilai minimum pemakaian listrik yang harus dipenuhi selama satu bulan adalah sebesar : 40 x 1.040 Watt = 41.600 Watt atau 41,6 kWh.

Jika konsumsi daya lemari es / kulkas di rumah sebesar 77 Watt, berarti total pemakaian listrik kulkas selama sebulan adalah sebesar :

= ((77 / 1.000) x 24 jam) x 30 hari
= (0,077 x 24 jam) x 30 hari
= 1,848 x 30 hari
= 55,44 kWh.

Untuk pemakaian selama 1 minggu dari nilai 55,44 kWh adalah 55,44 / 4 = 13,86 kWh. Nilai tersebut belum termasuk pemakaian listrik untuk televisi, lampu, mesin cuci, kipas angin dll.

Nah, untuk rumah yang dihuni oleh minimal dua orang setiap hari selama satu minggu, maka nilai pemakaian listrik sebesar 41,6 kWh sudah pasti akan terlampaui.

Dari hitung-hitungan di atas, Anda bisa menimbang sendiri sejauh mana kebenaran pernyataan kalau faktor biaya beban pelanggan pascabayar itu memberatkan para pelanggannya.

Semoga bermanfaat! 🙂