Beginilah penampakan termos air panas yang menggunakan tenaga listrik. Beberapa diantara kita, mungkin, sudah mengenal perangkat dapur ini dengan akrab. Karena, air panas yang dihasilkan, boleh dibilang, memiliki tingkat panas mirip seperti kita memasak air di atas kompor api.

Foto : Termos Listrik

Air dengan tingkat panas yang demikian (nyaris benar-benar mendidih), sangat baik untuk digunakan berbagai macam kepentingan. Seperti : menyeduh susu atau kopi, membersihkan kerak sisa memasak di penggorengan, membuat bubur bayi, pendukung saat mengolah masakan dll.

Sehingga, meskipun masih masuk kategori perangkat dapur, termos listrik juga banyak disukai oleh mereka yang tidak menyenangi melakukan aktivitas masak-memasak. Karena, pada dasarnya, kebutuhan akan air panas akan selalu ada hampir di setiap situasi di saat dan selama kita beraktivitas. Dalam kasus ini, termos listrik bisa mengakomodir kebutuhan tersebut dengan lebih mudah dan praktis bagi banyak kalangan.

Garis Besar Pemakaian Termos Listrik

Pemakaiannya pun sangat sederhana. Untuk pertama kali sebelum steker termos ditancapkan ke stop kontak, kita harus mengisikan termos terlebih dulu dengan air biasa hingga batas yang tertera di dinding bagian dalam termos. Tutup kepala termos dan kunci (lock). Kemudian, tempelkan bagian ujung kabel yang mengandung magnet sesuai tempatnya. Lalu, tancapkan steker ke stop kontak.

Foto : Keterangan fitur-fitur pada kepala Termos Listrik

Tunggu proses mendidihkan air hingga selesai. Jangan lakukan apapun sebelum nyala lampu indikator boil berpindah ke indikator keep warm. Jika nyala lampu sudah berubah, pindahkan tungkai pengunci ke mode isi ulang (reload). Taruh gelas atau mug di bagian bawah jalur keluar air panas, lalu tekan pompa di bagian atas kepala termos.

Hati-hati saat mengerjakannya, karena besar kemungkinan percikan air panas keluar dari dalam gelas saat proses menuangkan berlangsung.

Jika indikator air dalam termos sudah turun hampir tigaperempat bagian, itu menandakan termos harus diisi kembali. Cukup menuangkan air baru (mentah) ke dalam termos, lalu ulangi tahapan seperti langkah pertama menggunakan termos.

Beda termos listrik dengan bukan-listrik

Memang benar, kemampuan termos listrik untuk menyediakan kebutuhan air yang relatif mendidih dalam waktu cukup lama seperti itu, belum bisa ditandingi oleh perangkat sejenis lainnya seperti teko listrik atau dispenser. Begitu juga fitur pompa built-in yang memudahkan untuk menuangkan air panas keluar dari dalam termos hanya dengan cukup menekan bagian atasnya saja. Namun demikian, semua keistimewaan termos listrik itu, tidak selesai begitu air yang kita tuangkan ke dalam termos mencapai titik didih dan siap untuk dipakai.

Setelah air berhasil di-didih-kan (boil), termos akan beralih ke mode tetap hangat (keep warm). Pada mode keep warm, konsumsi listrik akan tetap berlangsung walau tidak sebesar saat proses mendidihkan air. Namun demikian, mode keep warm ini akan terus berlanjut dan mengkonsumsi listrik hingga sebelum akhirnya termos kita matikan.

Pertanyaannya : pada waktu kapan kita harus mematikan termos setelah proses mendidihkan air selesai dikerjakan?

Foto : Socket Input Daya Termos Listrik
Foto : Kabel Input Daya Termos Listrik

Itulah yang membedakan antara termos listrik dengan termos biasa (bukan listrik). Saat air selesai di-didih-kan dan dimasukkan ke dalam termos biasa, maka pemakaian energi tidak berlanjut. Air mendidih dalam termos biasa, bisa bertahan dalam waktu jauh lebih lama di banding termos listrik. Setidaknya, selama rentang waktu 6 jam, masih bisa digunakan untuk menghasilkan cita rasa seduhan kopi tubruk yang enak.

Sehingga, meskipun sama-sama terjadi pemakaian energi untuk menghasilkan air panas, pemakaian termos biasa akan jauh lebih efisien dalam mempertahankan suhu panas air selama beberapa jam ke depan tanpa mengkonsumsi energi apapun.

Bijaksana dalam Pemakaian

Jika seperti itu kenyataannya, apakah termos biasa jauh lebih menguntungkan untuk kita pakai sehari-hari di rumah dibanding termos listrik?

Foto : Bagian dalam Termos Listrik

Untuk memenuhi kebutuhan air panas di rumah sehari-hari, memang benar bahwa pemakaian termos biasa akan jauh lebih efektif dan efisien. Ini dikarenakan kebutuhan air panas dalam jumlah dan waktu yang hanya sebatas kebiasaan mengkonsumsi dari para penghuni rumah saja.

Namun, berbeda halnya pada saat-saat khusus ketika merayakan hari-hari yang spesial seperti : lebaran, natal, tahun baru dan ulang tahun di rumah. Pada situasi yang demikian, kemungkinan lebih banyak orang yang bukan penghuni rumah akan berada dalam situasi dan waktu secara bersamaan. Saat kita tidak mengetahui kebiasaan mengkonsumsi air panas yang dimiliki satu atau beberapa orang sekaligus, maka keberadaan termos listrik akan sangat banyak membantu mempermudah menyediakannya.

Disinilah peran kita sebagai pengguna / pemakai yang memang harus lebih bijak untuk menentukan sejauh mana kepentingan situasi yang membutuhkan pemakaian termos listrik.

Jadi, kita tidak perlu merasa sia-sia jika hendak memiliki termos listrik yang digunakan hanya untuk memenuhi kepentingan-kepentingan di waktu terbatas saja. Malahan, lebih baik seperti itu. Selain menghemat listrik karena tidak digunakan setiap hari, akan selalu tetap ada situasi dimana termos dipakai sesekali dalam rentang waktu setahun. Termos tetap terjaga dan awet untuk pemakaian dalam waktu yang lebih lama.

Bahaya mengkonsumsi Air Panas yang berkali-kali dididihkan?

Di bagian belakang termos, tertera aturan pemakaian termos yang disertakan oleh pabrikan pembuatnya.

Foto : Manual keselamatan pengoperasian Termos Listrik

Kurang-lebih terjemahannya seperti di bawah ini :

  • Jangan menjungkir-balikkan termos untuk mencegah air panas tumpah keluar.
  • Jangan mengisi air melebihi batas yang tertera di dalam termos.
  • Jangan menutup jalur keluar uap panas.
  • Jangan membuka kepala termos saat sedang air di dalamnya sedang di-didih-kan.
  • Jangan mengisi air selama proses mendidihkan berlangsung.
  • Selalu menempatkan tungkai pengunci dalam posisi lock, kecuali saat menuangkan air.
  • Hati-hati uap panas yang menyembur keluar saat membuka kepala termos.
  • Jangan menjadikan termos untuk tempat menyimpan air dingin.
  • Gunakan selalu jinjingan untuk memindahkan termos.
  • Jangan menuangkan susu atau cairan selain air ke dalam termos.
  • Perhatikan indikator tingkat air, jangan pernah mendidihkan tanpa air di dalam termos.

Pada salah satu aturan pemakaian termos listrik disebutkan bahwa hindari termos menyala tanpa air di dalamnya. Dengan kata lain, sebelum air dalam termos benar-benar habis, isikan kembali dengan air baru. Jika tindakan itu dikerjakan, artinya, sama dengan memasak kembali sisa air yang sebelumnya telah dididihkan. Hanya saja, ada tambahan air baru yang dimasukkan ke dalam termos. Namun pada dasarnya, telah terjadi proses mendidihkan air yang sama secara berulang.

Beberapa sumber mengatakan kondisi air yang dididihkan seperti itu adalah berbahaya. Karena, dapat mengubah struktur kimiawi dalam air yang semula menyehatkan menjadi racun bagi tubuh.

Benarkah seperti itu keadaannya?

Re-boiling…

Foto : Indikator Pemakaian Air dalam Termos Listrik

Sekitar satu tahun lalu (2015), saya melihat sebuah produk termos listrik merk “Tiger” yang masih asli buatan Jepang, memiliki fitur “mendidihkan ulang” (re-boiling). Fitur ini berfungsi untuk menjadikan air panas di dalam termos kembali mendidih sama seperti proses air baru dimasukkan ke dalam termos. Tujuannya, agar pemakai bisa mendidihkan kembali air di dalam termos tanpa perlu menuangkan air baru. Dengan demikian, proses mendidihkan air berjalan dalam waktu yang lebih singkat.

Pertanyaannya : jika proses re-boiling ini berbahaya, akankah pabrikan pembuat termos listrik mengabaikan dan tetap menyediakan fitur tersebut?

Jika benar itu diabaikan, bukankah sama dengan mempertaruhkan reputasi untuk siap kehilangan pelanggan pengguna termos listrik (termasuk produk lain di bawah brand yang sama) yang mereka produksi di kemudian hari?

Saya hanya mencoba berpikir realistis dalam memandang kasus ini. Tidak ada kepentingan apapun untuk saya diuntungkan dengan membela pabrikan pembuat termos listrik.

Pabrikan dengan skala asal negara seperti Jepang, bukan terkenal karena berhasil memproduksi barang berkualitas abal-abal. Seandainya mendidihkan air panas secara berulang akan berakhir dengan merusak kualitas kimiawi dari air, menurut saya, mereka sedikit-banyak telah mengetahuinya. Dan jika kemudian hal seperti itu berakhir pada situasi yang membahayakan pemakai, rasanya, mereka tidak terlalu bodoh memaksakan kehendak untuk tetap membuat produk sebagaimana layaknya termos listrik. Karena, proses “keep warmed” (tetap hangat) yang terdapat pada termos listrik itu sendiri, pada dasarnya adalah sama, yaitu : menjaga air untuk tetap mendidih dengan cara berulangkali dipanaskan pada skala suhu lebih rendah.

Jadi, jika memang demikian situasinya, air panas yang dihasilkan semua produk pembuat air panas untuk tujuan dikonsumsi tubuh adalah berbahaya. Termasuk salah satu produk diantaranya yang kita kenal dengan sebutan dispenser. Karena, semua perangkat memasak air secara otomatis yang menggunakan tenaga listrik akan selalu menyisakan sedikit air yang sebelumnya telah dididihkan untuk kembali dimasak bersamaan dengan air baru. Demikian juga halnya dengan mode keep warm, dimana proses mendidihkan akan terus berulang sesekali untuk menjaga suhu air tetap panas.

Apakah benar seperti itu kesimpulan akhir dari setiap produk perangkat pemanas air bertenaga listrik, saya serahkan untuk anda menilainya masing-masing.

Jadi…

Perangkat elektronik / listrik apapun yang hendak atau sudah kita miliki saat ini di rumah, tujuan utama dari keberadaannya adalah mempermudah kita dalam menjalani kesibukan sehari-hari di rumah. Terlalu rumit untuk diterima akal-sehat jika pembuatan produk-produk elektronik seperti termos listrik ditujukan hanya pada kepentingan meraih untung semata tanpa menghiraukan tingkat keselamatan pemakainya. Karena, biar bagaimanapun, faktor keselamatan pemakai merupakan “kunci” terbaik untuk mempertahankan kelangsungan hidup bagi para pembuat termos itu sendiri.

Menurut saya, ada baiknya untuk kita sendiri menggunakan produk-produk elektronik apapun sesuai batas kepentingannya, termasuk diantaranya termos listrik. Gunakan jika memang dibutuhkan, namun abaikan jika memang sudah tidak dibutuhkan. Selama cara memasak air secara konvensional di atas kompor masih memungkinkan untuk dikerjakan, keberadaan termos listrik bisa kita abaikan. Kita bisa menggunakan teko konvensional yang bersiul nyaring saat air sudah mendidih untuk mencegah kelebihan waktu terlalu lama memasak air.

Jadi, alangkah baiknya jika kita juga memiliki sedikit dasar pengetahuan dan keterampilan dalam pemakaian perangkat bukan-listrik di rumah. Selain mencegah ketergantungan, cara-cara manual membuat kita memiliki kemampuan berpikir lebih baik untuk memutuskan tindakan paling efektif dan efisien dalam menggunakan perangkat-perangkat bukan-listrik tersebut. Situasi seperti itu, akan membuat kita sendiri lebih tanggap dalam membuat penilaian secara lebih objektif atas kehadiran produk baru dari perangkat sejenis. Baik itu yang menggunakan maupun yang tidak menggunakan listrik.

Namun, semua itu saya serahkan kembali kepada anda yang menggunakan dan menjalaninya. Cara apapun akan membawa hasil yang baik jika dikerjakan dengan nyaman dan sesuai kebiasaan yang kita miliki.

Semoga bermanfaat! 🙂

Satu tanggapan untuk “Perangkat Dapur : Termos Listrik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *