Keberadaan ventilasi di langit-langit rumah, akan berdampak pada kualitas suhu udara dalam rumah menjadi lebih sejuk. Udara panas “pasti” akan mengalir ke tempat yang lebih tinggi. Di saat bersamaan, kekosongan ruang yang ditinggalkan akan digantikan dengan udara yang masuk melalui ventilasi dalam ruangan.

Simulasinya, bisa dilihat menggunakan praktek fisika sederhana. Sebatang lilin menyala di atas piring berisi air yang kemudian ditutup dengan gelas, maka air akan terhisap ke dalam gelas dan api menjadi padam. Secara garis besar, hawa panas akan menarik udara di sekelilingnya. Itu yang menyebabkan air terhisap masuk ke dalam gelas.

Seperti itu kira-kira penjelasan teori tentang pertukaran udara yang terjadi dengan memanfaatkan ventilasi di langit-langit rumah.

Meyakinkan, bukan?

Tetapi, benarkah sesederhana itu?

Memulai Renovasi Rumah

Berbekal dasar teori pertukaran udara tersebut, saya meminta pada pemborong yang merenovasi rumah membuat 2 (dua) lubang ventilasi di masing-masing sudut ruangan dengan luas setiap lubang kira-kira 45 cm × 35 cm. Untuk mengalirkan udara yang ada di area para, saya memasang dua unit turbin angin berdiameter 14″.

Tidak ada alasan atau hitungan dari dibuatnya harus dua lubang di setiap ruangan dan dengan ukuran luas tersebut. Semua itu semata-mata berdasarkan pikiran atas pengembangan teori pertukaran udara tadi. Harapannya setelah semua selesai dikerjakan, suasana udara di dalam rumah tetap terjaga selama 24 jam penuh tanpa harus mengeluarkan uang sepeser pun. Jadi, selama turbin angin tidak rusak, proses pertukaran udara akan tetap berjalan secara gratis.

Sebagai penutup lubang ventilasi, si pemborong menyarankan untuk menggunakan kisi-kisi udara yang biasa dipakai pada pintu lemari pakaian. Saya menyetujuinya, karena saat itu saya memang sama sekali tidak memiliki pemahaman tentang tata-udara. Pemikiran saya, si pemberi saran adalah pihak yang terbiasa berkecimpung di urusan merenovasi rumah. Setidaknya dia lebih mengerti tindakan apa yang harus dikerjakan berkaitan dengan hal yang saya inginkan.

Penutup Ventilasi berkisi-kisi

Kemudian, seorang tukang kayu ditugaskan untuk mengerjakan membuat bingkai kotak berkisi-kisi. Ada 13 lubang ventilasi, yang berarti dibutuhkan 13 penutup berkisi-kisi yang harus dibuat dan dipasang. Setelah selesai dibuat dan dipasang di setiap lubang ventilasi, saya anggap urusan sirkulasi udara sudah selesai.

Setelah hampir 2 tahun berlalu, tanpa mengerti apa yang menjadi penyebabnya, udara dalam rumah bertambah kian panas. Saking panasnya, sempat ada niat untuk memasang AC. Tetapi, sebelum niat itu kesampaian, ada kejadian atap rumah bocor.

Saya naik ke para dan memeriksa sendiri. Setelah mengerti penyebab dari kebocoran, saya menyempatkan sebentar menghampiri lubang ventilasi udara. Saat itu saya baru mengetahui bahwa kisi-kisi penutup ventilasi yang beberapa tahun lalu dibuat, tidak berfungsi sebagaimana diharapkan. Angin berhembus sesekali (tidak berkesinambungan) melalui kisi-kisi dengan amat-sangat perlahan. Dua turbin angin yang saya pasang, nampak diam tidak berputar.

Saya menghubungi si pemborong dan juga penjual turbin angin. Tidak ada yang bisa memberikan jawaban memuaskan mengenai penyebab penutup ventilasi dan turbin angin yang berfungsi tidak semestinya. Intinya, mereka berdua menyatakan bahwa memang sering begitu keadaannya, dimana turbin angin tidak berputar meskipun cuaca panas.

Jadi… dalam kondisi cuaca seperti apa kedua turbin angin itu bisa berputar?

Jawaban pemungkas yang diberikan sangat singkat, “Nggak tau…”

(What the… @$#%&!?).

Tanpa mempertimbangkan terlebih dulu, saya putuskan untuk membongkar dan mengganti sendiri beberapa kisi-kisi ventilasi dengan cover exhaust-fan. Dasar pemikiran saya, cover exhaust-fan adalah bagian dari perangkat yang berhubungan dengan aliran udara. Selain rapi karena dibuat menggunakan mesin pabrik, setidaknya, struktur lubang kisi-kisinya memang dibuat menyesuaikan dengan perilaku udara.

Cover exhaust-fan

Biasanya, cover exhaust-fan disertakan dan merupakan suku cadang jika kita membeli exhaust-fan. Tetapi, kita bisa juga membelinya secara terpisah.

Saya menyukai bentuk dan model cover exhaust-fan yang siap-pakai, ringan dan mudah dipasang. Terkesan profesional saat setelah dipasang sebagai penutup lubang ventilasi. Namun secara kinerja, ternyata, sama seperti penutup ventilasi yang sebelumnya digunakan. Tidak efektif untuk mengalirkan udara.

Meskipun kecewa, saya mendapatkan satu kepastian bahwa menggunakan penutup ventilasi berkisi-kisi (apapun modelnya), tidak dapat diharapkan bisa berfungsi mengalirkan udara sebagaimana seperti yang diinginkan.

Terlintas pikiran untuk mencoba membuat sendiri penutup ventilasi. Namun, tanpa memiliki dasar yang kuat di bidang ilmu fisika, dibutuhkan dana cukup besar untuk mengerjakan eksperimen tahap demi tahap sebelum hasil yang diperoleh bisa berfungsi sesuai yang diharapkan.

Hmmm… daripada semua yang telah dikerjakan terbengkalai tanpa ada kepastian akhir yang sebenarnya, tidak ada salahnya untuk mencoba melanjutkan mulai dari pemahaman yang sama sekali baru. Setidaknya, apakah nantinya berhasil atau gagal, ada pembelajaran yang didapatkan tentang sejauh mana kebenaran sirkulasi udara bisa diterapkan di sebuah rumah tinggal.

Selanjutnya : Membuat Kotak Ventilasi ⇒