Jadi…
Membuat ventilasi di langit-langit rumah adalah pekerjaan mudah. Tetapi, akankah bisa berfungsi sebagaimana tujuannya dibuat, merupakan persoalan berbeda. Situasi dasar yang sebenarnya harus diciptakan agar sirkulasi udara bisa terbentuk di dalam rumah adalah menentukan bagian rumah mana yang menjadi hulu, batang dan hilir dari aliran udara.
Mirip seperti aliran air di sungai.
Bedanya, jika sungai mengalirkan air dari atas ke bawah, sedangkan jalur sirkulasi udara mengalirkan udara dari bawah ke atas. Karena yang hendak dialirkan keluar rumah adalah udara panas, maka ventilasi langit-langit harus lebih difungsikan sebagai hilir atau tempat aliran udara dalam rumah bermuara. Sedangkan yang harus lebih difungsikan sebagai bagian hulu (pangkal) atau tempat awal masuknya aliran udara ke dalam rumah adalah ventilasi pintu / jendela rumah.
Memang pada prakteknya, udara bisa bergerak masuk-keluar melalui ventilasi di kedua area tersebut. Namun, jika kita tidak mengusahakan agar masing-masing ventilasi memiliki kecenderungan hanya satu aliran udara saja, maka pergerakan udara melalui ventilasi menjadi tidak terkendali.
Tidak seperti air yang pasti bergerak jatuh ke bawah, udara bisa bergerak semaunya ke segala arah. Ketika terjadi pertemuan antara udara panas dengan udara dingin di dalam rumah, akan menghasilkan udara lembab.
Jika tidak kita dengan sengaja memaksa mengkondisikan udara dalam rumah agar terus-menerus bergerak mengalir menuju satu titik tempat keluar yang sama secara konsisten, maka udara lembab yang telah terbentuk akan bergerak menyebar dan ber-campur dengan udara yang ada di seluruh bagian rumah.
Penyebaran udara lembab itulah yang paling sering terjadi hingga mengakibatkan suasana rasa udara di dalam rumah pengab dan panas.
Jadi, hingga saat ini saya benar-benar meyakini bahwa dengan dibuatnya ventilasi di langit-langit rumah, tidak serta-merta secara otomatis ikut menciptakan suasana rasa udara sejuk di rumah. Baik ventilasi yang dilengkapi dengan exhaust-fan atau tidak, tetap dibutuhkan tindakan lebih lanjut untuk menjadikannya ber-sinergi dengan karakter mesin penggerak udara (kipas angin) yang digunakan untuk membentuk aliran udara di dalam rumah, serta ketersediaan ventilasi yang memadai di setiap ruangan sebagai jalur masuknya udara segar dari luar rumah.
Hanya dengan cara men-sinergi-kan ketiga faktor itulah, baru akan terbentuk sirkulasi udara dengan benar. Dan, hanya sirkulasi udara yang telah terbentuk dengan benar yang dapat menghasilkan suasana rasa udara sejuk di dalam rumah.
Saya bisa dengan yakin menyatakan hal itu karena, selain telah diterapkan pada rumah di Bogor, konsep membentuk sirkulasi udara yang sama juga telah saya terapkan dan bisa berfungsi dengan baik untuk menghasilkan suasana rasa udara sejuk pada rumah saya di Jakarta.
Semoga bermanfaat! 🙂