Efek Global Warming
Isu pemanasan global (Global Warming) memang bukan sekedar wacana belaka. Perlahan tapi pasti, efektivitas kipas BBT menyejukkan ruangan kian berkurang. Hal itu terasa dari lama waktu berlangsungnya suasana sejuk di rumah dalam sehari kian berkurang, dan (kembali) dibutuhkan box-fan untuk membantu pergerakan udara dalam ruangan.
Di awal pemikiran saya, jika terjadi pengurangan pada kemampuan kinerja kipas BBT menggerakkan udara, maka yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan kipas mengayuh udara. Kemudian, dibuatlah beberapa model bilah daun kipas baru. Tetapi, tidak satupun yang bisa diandalkan untuk mengakomodir suhu panas efek dari pemanasan global.
Demikian juga halnya dengan menambahkan unit kipas BBT baru di para. Ada sedikit perbaikan tingkat kesejukan. Namun, peran box-fan masih tetap dibutuhkan saat kondisi cuaca terik sepanjang siang. Situasi seperti itu mengartikan, bahwa pergerakan udara yang berlangsung setiap hari belum sepenuhnya berjalan lancar.
Setelah gagal dalam mencoba alternatif bilah daun kipas baru dan menambah kipas BBT di para, saya putuskan untuk beristirahat dan berhenti memikirkan eksperimen mengenai sirkulasi udara ini. Saya sudah kehabisan akal untuk mencari alternatif penyeimbang atas kenaikan suhu udara akibat pemanasan global.
Inti penyelesaian masalahnya sudah benar-benar dipahami, yaitu memperkuat laju pergerakan udara yang masuk ke dalam ruangan dan keluar melalui kotak ventilasi. Namun, cara membuat agar bisa ber-sinergi membentuk pergerakan udara sebagaimana yang sebelumnya dihasilkan kipas BBT itulah yang tidak saya ketahui.
Sirip Kotak Ventilasi
Entah setelah berapa lama waktu terabaikan, terlintas pemikiran agar kotak ventilasi dipasangi tambahan untuk “memerangkap” udara yang dihembuskan dari kipas BBT. Jika sebelumnya bisa dibuat tambahan untuk mencegah udara panas dari para turun ke ruangan (cangkang siput), mengapa tidak dicoba dibuat tambahan untuk menangkap udara panas dalam ruangan agar lebih cepat naik ke para melalui kotak ventilasi?
Kebetulan, masih tersisa lembar plastik keras yang digunakan untuk menghalangi pagar rumah. Plastik dipotong sedikit dan bagian pinggir yang memanjang ditekuk sehingga berbentuk mirip wadah penampung kotoran sapu lantai, lalu disematkan di pinggir kotak ventilasi. Setelah beberapa kali mengubah posisi sirip plastik dan kipas BBT, akhirnya di dapat formasi terbaik agar hembusan udara dari kipas bisa lebih mudah dialirkan melalui kotak ventilasi.
Deskripsi sirip plastik :
Terdapat dua lembar helai potongan plastik keras yang dipasang pada satu kotak ventilasi. Lembar pertama di pasang dengan posisi sudut mengarah ke bawah dan lembar lainnya di pasang dengan posisi sudut mengarah ke atas. Kedua lembar plastik diletakkan saling berhadapan di dua sisi kotak ventilasi. Kalau dilihat dari samping, kondisi yang digambarkan mirip dengan huruf “s”.
Ukuran panjang lembar plastik adalah sama dengan ukuran panjang sisi dalam kotak ventilasi. Sedangkan untuk ukuran lebar, maksimum 12 cm. Bagian lembaran 2 cm ditekuk hingga membentuk sudut ± 60°. Gunakan bagian lembaran 2 cm ini untuk dilekatkan (menggunakan double-tape atau paku) pada sisi bingkai kotak ventilasi.
Sirip plastik ini bisa berinteraksi dengan penutup cangkang siput yang sebelumnya telah terpasang pada kotak ventilasi. Bahkan, bisa juga digunakan begitu saja tanpa kotak ventilasi + cangkang siput. Cukup menggunakan model penutup ventilasi bingkai biasa, kemudian dipasangi dua helai sirip plastik secara berlawanan arah disisinya.
Sebagaimana awal tujuannya sebagai penguat laju aliran udara ke para, pemasangan sirip plastik ini mampu untuk saya tidak merasa perlu menyalakan box-fan di saat cuaca panas. Pemasangan sirip plastik tidak menjadikan suhu udara turun, namun mampu menambah pergerakan udara lebih terasa di permukaan kulit. Sehingga, tubuh tidak berasa gerah, meskipun dalam kondisi suhu udara yang panas di luar rumah (34° Celcius).
Biaya pemakaian listrik kipas BBT
Proses pertukaran udara segar secara cuma-cuma sebagaimana awal yang saya harapkan dari pemasangan turbin angin dan pembuatan ventilasi udara, tidak bisa terealisasikan sepenuhnya. Meskipun saat ini dua unit turbin angin telah dan pasti berputar di siang hari, tetap ada biaya yang harus saya bayarkan atas pemakaian listrik 3 (tiga) unit kipas BBT (dua unit dalam ruangan + satu unit di para).
Jika dihitung berdasarkan nyala kipas selama 24 jam sehari dalam sebulan, maka untuk menyejukkan satu rumah (satu lantai 100m²) dengan menggunakan tiga kipas BBT (@20Watt) membutuhkan pemakaian listrik sebesar 43,2 kWh atau kira-kira Rp. 58.320,- untuk tarif listrik golongan 1300VA (Rp. 1.350,- per kWh)
Pada prakteknya, ketiga kipas dikondisikan menyala bergantian secara otomatis setiap 6 jam sehari saat rumah ditinggal pergi, dan 24 jam sehari saat berpenghuni. Jadi, biaya pemakaian listrik ketiga kipas BBT yang sebenarnya tidak sebesar Rp. 58.320,- dalam sebulan. Nilai Rp. 58.320,- dalam sebulan itu hanya sebagai gambaran garis besar perhitungan pemakaian listrik tiga unit kipas BBT dalam kondisi ter-ekstrim saja.
Saya rasa, biaya listrik sebesar Rp. 58.320,- dalam sebulan itu masih cukup rasional untuk bisa mendapatkan udara segar tanpa batas selama 24 jam setiap hari dalam sebulan di rumah.