Awalnya, disebabkan ada rasa tidak puas karena performa lalulintas data (transmitted + received) sinyal internet yang kelewat sangat biasa saja setelah Bold Bread selesai dibuat.
Memang… setelah ada Bold Bread, kondisi peredaran sinyal internet nirkabel di dalam rumah menjadi jauh lebih baik. Jika dibandingkan dengan kondisi awal mula yang sama sekali tanpa sinyal, sudah semestinya saya bersyukur
Namun, dikarenakan kondisi sinyal internet setiap harinya yang kelewat biasa saja atau boleh dibilang kelewat rendah performanya, lama kelamaan muncul rasa penasaran.
Apakah masih ada kemungkinan kecepatan internet yang dengan rata-rata (cuma) 3 Mbps ini dikembangkan menjadi lebih besar lagi?
Sebelumnya, saya mengkondisikan Bold Bread sebagai perangkat pembantu untuk meningkatkan kualitas sinyal internet nirkabel di sekitaran antena portable.
Berikut ilustrasinya :
Sekitar pertengahan 2022, saya memang sudah memiliki rencana untuk membongkar dan merakit ulang dari awal semua unit Bold Bread yang ada.
Tujuannya?
Sekadar memastikan kalau semuanya telah dikerjakan dengan benar… dan berharap menemukan hal yang sekiranya bisa dijadikan petunjuk untuk meningkatkan performa koneksi internet.
Supaya bisa tetap internet-an selama proses merakit ulang Bold Bread dikerjakan, maka pengerjaannya tidak bisa sekaligus.
Tidak lama kemudian rencana mulai dieksekusi.
Bongkar pasang… bongkar pasang teruuuss…
Satu per satu unit dibongkar, setiap kumparan kawat dilucuti, gulungan kawat diluruskan lalu kembali digulung sesuai arahnya. Setelah satu unit selesai dibongkar dan dirakit ulang, unit kembali diletakkan diposisi semula lalu mulai mengerjakan membongkar unit berikutnya. Terus dikerjakan seperti itu hingga ketiga unit Bold Bread selesai dikerjakan.
Setelah semua unit beres dirakit ulang, ada peningkatan dalam besaran data yang ditransmisikan. Namun sifatnya tidak konsisten.
Terlintas pemikiran untuk mencoba seandainya ketiga unit Bold Bread dihubungkan menggunakan kabel antena. Siapa tahu ada perubahan. Ide tersebut kemudian dieksekusi. Beberapa hari di test, tidak nampak perubahan yang berarti.
Bagaimana seandainya ketiga unit Bold Bread dijadikan antena?
Tapi, bagaimana caranya menggabungkannya?
Bagaimana jika satu unit Bold Bread dulu di test?
Siapa tahu ada sesuatu yang mencerahkan.
Salah satu dari dua unit antena portable saya copot, kemudian ujung kabel copotannya dililitkan pada kerangka bagian dalam salah satu unit Bold Bread.
Heehh… ternyata berfungsi!
Berarti, unit Bold Bread ini bisa difungsikan sebagai pengganti fisik antena portable. Tapi, yaa… kemampuan tangkapan sinyalnya tidak lebih baik dari antena portable.
Singkat cerita, setelah beberapa alternatif sambungan kabel antena di test namun hasilnya tidak ada yang memuaskan, fokus perhatian saya kembali pada lilitan kawat di setiap unit Bold Bread.
Ada yang salah disitu, namun dimana letak salahnya?
Kembali ke Nikola Tesla…
Saya hitung kembali jumlah lilitan pada kumparan terluar dari salah satu unit Bold Bread. Tidak ada yang salah disitu. Namun tidak ada nilai yang pasti berapa jumlah lilitan yang semestinya diterapkan.
Bagaimana kalau jumlah lilitan dibuat menggunakan metode 3-6-9 Nikola Tesla?
Bongkar dan rakit ulang kembali dikerjakan. Namun kali ini jumlah lilitan dibuat dengan parameter metode 3-6-9 Nikola Tesla.
Siang hari setelah ketiga unit Bold Bread selesai dibongkar dan dirakit ulang, sekitar 5-10 menit kemudian, display traffic monitor internet di tablet sempat beberapa kali menunjukkan peningkatan signifikan ke angka 500 KBps. Sebuah kejadian yang mengejutkan sekaligus menggembirakan. Karena sebelum ketiga unit selesai dirakit ulang, banter hanya 150 KBps saja.
Namun, saya kembali meragukan perubahan tersebut :
- Hmm… mungkin hanya fenomena sesaat…
- Hmm… mungkin ISP 3 (Tri) sedang berbaik hati memperkuat jangkauan sinyal karena hendak ada pagelaran sepak bola piala dunia…
- Hmm… mungkin bandwidth memang lengang karena banyak pengguna Tri yang tidak internet-an…
- Hmm… mungkin… eerrrmmm… mungkin… hahahahahaha…
Setelah tiga hari… seminggu… dua minggu berturut-turut dalam 24 jam setiap hari koneksi berlangsung stabil, ada sedkit keyakinan kalau peningkatan bandwidth dikarenakan hasil rakit ulang dengan jumlah lilitan yang dihitung menggunakan metode 3-6-9 Nikola Tesla yang menjadikannya bisa seperti itu.
Masih ada keraguan dalam diri saya untuk benar-benar mempercayainya.
Berdampak ke sinyal ISP lainnya…
Masih dalam keragu-raguan, saya mulai memperhatikan notifikasi sinyal internet di ponsel yang sebelumnya bertanda tanpa sinyal, kini nampak stabil aktif 1-2 bar.
Hmm… berarti sekarang sudah bisa internet-an pakai sim card Tri di dalam rumah tanpa perlu router dong…?
Iya, ternyata memang benar bisa!
Berlaku 24 jam dalam sehari selama ponsel berada di radius 9 meter dari posisi Bold Bread. Padahal sebelumnya, hanya ISP Smartfren saja yang sinyalnya bisa tembus masuk ke dalam rumah. Sisa ISP lainnya sama sekali tidak bertaji.
Ahh… jangan-jangan cuma berlaku pada ISP Tri dan Smartfren saja yang terdampak…
Beberapa hari kemudian, seorang sahabat berkunjung. Tentu saja dia membawa ponsel dan kebetulan menggunakan ISP XL. Saya permisi meminjam ponselnya untuk men-test membuka aplikasi e-commerce dan menceritakan alasannya.
Dan ternyata… bisa dan berjalan lancar! Hahahahahaha….
Jadi, bukan cuma sinyal ISP 3 dan Smartfren saja, sinyal internet ISP XL juga ikut terdampak.
Bagaimana dengan sinyal Telkomsel dan Indosat?
Saya belum bisa mencobanya, karena tetangga sekitaran rumah saya jarang yang menggunakan kedua ISP tersebut untuk internet-an.
Entah apa alasannya. Mungkin dikarenakan harga kuota yang relatif lebih mahal.
Instalasi Antena Bold Bread
Ilustrasi berikut adalah model instalasi Bold Bread yang terpasang saat ini :
Saya menamakannya Antena Bold Bread. Sehingga lebih mudah untuk diidentifikasi sebagai kategori antena eksternal yang bukan sekelas antena portable ataupun antena Yagi.
Seperti ini situasi penampakannya secara nyata :
Saya gunakan kabel antena televisi sebagai media untuk menghubungkan ketiga unit Bold Bread dengan kabel yang disambungkan ke modem USB. Kabel antena yang dipakai untuk kapasitas hantar 75 ohm. Mungkin akan berbeda hasilnya jika menggunakan yang 50 ohm.
Sedangkan untuk kabel yang tersambung ke modem, saya tetap pakai kabel antena portable yang fisik antena pernah dicopot sebelumnya. Dengan begitu, kondisi yang membedakan hanya fisik antena saja.
Kecepatan unduh tertinggi yang pernah diraih selama 3 minggu menggunakan antena Bold Bread, berada dikisaran 2,5 MBps.
Testing ulang Antena Portable
Setelah 3 (tiga) minggu, saya kembali mengembalikan ke kondisi semula dengan menggunakan antena portable. Mirip seperti ketiga Bold Bread belum ditambahkan kabel antena.
Tujuannya?
Sekadar rasa ingin tahu seberapa besar perbedaan jumlah data yang ditransmisikan antara sebelum dan setelah lilitan Bold Bread dibuat menggunakan metode 3-6-9 Nikola Tesla.
Berikut penampakannya :
Selama 2 (dua) hari pemakaian, kecepatan unduh tertinggi yang bisa diraih antena portable berada dikisaran 1,6 MBps. Sebelum ketiga unit Bold Bread dirakit ulang, kecepatan 1,6 MBps juga bisa dicapai. Namun sangat sulit dan jarang terjadi.
Di hari ketiga, antena portable kembali saya tukar ke antena Bold Bread.
Saya belum mencoba performa jika kedua antena dijalankan bersamaan dengan satu modem. Dan saya juga belum mencoba performa penggunaan antena portable tanpa menyertakan Bold Bread di sekelilingnya.
Antena Portable vs antena Bold Bread
Untuk pemakaian aktivitas internet-an secara umum, saya tidak mendapatkan ada perbedaan signifikan antara pemakaian antena Bold Bread dengan antena portable. Boleh dibilang nyaris tidak ada bedanya. Namun saat menangani file berukuran besar di atas 100 Megabyte, terasa antena Bold Bread lebih tangguh dalam menjaga jalinan koneksi.
Misalnya dalam proses mengunduh satu file berukuran 500 Megabyte. Jika menggunakan antena portable, sering tiba-tiba terhenti yang mana bisa sampai beberapa kali.
Begini ritual tahapan yang harus saya kerjakan setiap kali proses unduh terhenti :
- proses unduh di “pause”,
- keluar dari aplikasi “download manager”,
- memastikan koneksi ke internet tidak terputus,
- kembali masuk ke aplikasi “download manager”,
- proses unduh di “resume”.
Jika ritual tersebut tidak dikerjakan dan proses mengunduh terhenti mengambang cukup lama, otomatis status proses unduh dinyatakan gagal dan harus kembali dikerjakan dari awal.
Proses unduh dengan menggunakan antena Bold Bread juga sering tiba-tiba terhenti hingga beberapa kali. Bedanya, setiap terhenti cukup menunggu 3-6 detik dan otomatis proses kembali dilanjutkan dengan sendirinya. Begitu seterusnya hingga proses unduh seluruh file lengkap seutuhnya.
Tidak ada ritual seperti saat mengunduh dengan menggunakan antena portable.
Mungkin, kemampuan tersebut juga berdampak untuk aktivitas internet-an secara umum. Tapi sampai saat ini saya belum menemukan satu perbedaan signifikan yang bisa dijadikan sebagai parameter.
Jadi…?
Ulasan tentang perkembangan eksperimen Zirah Antena edisi Bold Bread kali ini mendatangkan fakta baru kalau ketiga unit Bold Bread bisa difungsikan langsung sebagai antena secara berbarengan untuk memperkuat tangkapan sinyal internet oleh modem. Sementara difungsikan sebagai antena, di saat yang sama, juga berfungsi sebagai repeater untuk memperkuat sinyal internet agar bisa langsung ditransmisikan dengan handphone yang berada dalam radius 9 meter dari posisi Bold Bread.
Dari sudut pandang berbeda, saya melihat manfaat penggunaan kabel coax pada Bold Bread di percobaan kali ini bisa dipakai sebagai salah satu cara untuk mengujicoba kalau unit Bold Bread telah dirakit sesuai dengan semestinya.
Jadi, jika bisa difungsikan layaknya sebuah antena, menandakan kalau Bold Bread telah dirakit dengan benar dan bisa berfungsi sepenuhnya sebagai perangkat untuk mentransmisikan data yang bekerja multi frekuensi + tanpa listrik.
Hmm… cukup aneh jika Bold Bread dapat me-relay sinyal internet tanpa membutuhkan sumber daya. Tapi, terasa lebih aneh lagi jika kemudian dikatakan kalau Bold Bread dapat mengubah gelombang elektromagnetik menjadi listrik untuk mengerjakan proses mentransmisikan data.
Hahaha…
Sudahlah… saya tidak mau berhalusinasi. 😀
Berikut salah satu screen shot setelah ketiga unit Bold Bread dirakit ulang :
Cukup cepat yaa untuk ukuran sinyal internet nirkabel.
Tapi… biar bagaimanapun juga yang namanya sharing connection, tetap saja bergantung dari banyaknya jumlah pengguna yang aktif internetan di saat bersamaan. Jika pengguna aktif sedang ramai, otomatis koneksi melambat. Seandainya sedang sepi, otomatis koneksi ngebut.
Keuntungannya, karena menggunakan IP Dinamis, maka dapat dengan mudah berganti alamat IP jika koneksi mendadak macet. Namun selama pemakaian lebih dari sebulan, saya belum mengalami macet maupun sama sekali tanpa koneksi internet.
Saya cukupkan sampai disini dulu informasi perkembangan eksperimen Zirah Antena edisi unit Bold Bread kali ini. Sambil menunggu mengumpulkan dana pribadi untuk membuat tutorial cara membuat Bold Bread, sepertinya, masih banyak pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan untuk mempelajari fitur kemampuan Bold Bread yang masih belum terungkap.
Semoga menginspirasi! 🙂