Saat setelah berhasil membuat file font untuk yang pertama kalinya, saya langsung mencoba menerapkan pada software pengolah dokumen (libre office). Ada sesuatu yang terlihat dan terasa janggal pada tampilan hasil ketikkannya jika dibandingkan hasil ketikkan dengan menggunakan file font yang bukan buatan sendiri.

“Mungkin karena perbedaan model huruf font-nya.”, begitu kesimpulan yang terlintas di kepala saya.

Namun, ternyata, situasi yang sama juga berulang setelah saya menyelesaikan pembuatan dua set file font berikutnya. Masih tetap terlihat dan terasa janggal jika dibandingkan dengan file font bukan DIY.

Dimana letak permasalahan yang sebenarnya?

Konsistensi Tarikan Garis pada Huruf

Semua akar permasalahan baru nampak jelas ketika skala huruf-huruf file font DIY diperbesar menggunakan software pengolah gambar (Inkscape & GIMP). Saya menemukannya saat hendak mengganti font dari judul dan kalimat pengantar di beberapa gambar / foto artikel.

Disitu saya melihat besarnya pengaruh konsistensi dan kesesuaian ukuran pada tarikan garis horisontal dan vertikal dalam pembuatan gambar karakter huruf. Hal itu berlaku di semua gambar karakter huruf kapital maupun huruf kecil. Itu yang membedakan ketikkan huruf-huruf yang dihasilkan file font bukan DIY bisa nampak alami.

Saya pikir, jika selama pembuatan gambar karakter huruf didukung dengan menggunakan bantuan fitur garis panduan (guide line) yang biasa tersedia pada software pengolah gambar, maka persoalan konsistensi tarikan garis dapat terselesaikan dengan sendirinya.

Memang benar.

Fitur garis panduan bisa dipakai untuk menjaga konsistensi tarikan garis selama pengerjaan gambar karakter huruf.

Tapi… cara itu memiliki persoalan tersendiri jika dipraktekkan pada layar laptop,

Akurasi ukuran ketebalan dan posisi titik temu antar tarikan garis vertikal dengan horisontal sering kali keluar batas nilai dan aturan yang telah ditetapkan. Agak sulit untuk melihat ketepatan posisi dan lebar ukuran tarikan garis pada layar laptop yang relatif kecil. Dari beberapa kali revisi gambar karakter huruf yang saya kerjakan, masih ada saja kekurangan pada file font yang menjadi hasil akhirnya.

Lalu, adakah cara alternatif untuk mensolusikannya?

Template Huruf Baru

Saya mengutak-atik dan memodifikasi konsep template yang sebelumnya dipakai untuk membuat gambar karakter huruf kecil. Darisitu saya berkesimpulan kalau memang dibutuhkan template tambahan disamping template yang sudah ada.

Ada dua template yang, akhirnya, saya pakai sebagai acuan selama mengerjakan setiap set rangkaian huruf file font.

Template pertama merupakan dasar ukuran untuk penentuan tarikan garis vertikal dan horisontal pada seluruh gambar karakter huruf. Disamping berguna memudahkan pembuatan gambar karakter huruf tertentu, juga berfungsi untuk memastikan posisi letak setiap tarikan garis dari setiap karakter huruf yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, penggunaan bantuan fitur garis panduan dapat ditiadakan.

Template kedua modelnya mirip dengan template yang digunakan untuk membuat gambar karakter huruf kecil di artikel Cara Mudah membuat Gambar Huruf untuk File Font. Bedanya, template yang dicontohkan untuk membuat karakter huruf kecil disitu dibagi hanya menjadi 10 potongan. Sedangkan template untuk membuat gambar karakter huruf yang sekarang dibagi menjadi 12 potongan.

Cara membuat Template

Untuk membuat kedua template, pertama-tama, tentukan bentuk dasar dan ukuran kanvas dari huruf kapital pada umumnya. Kita bisa pakai bentuk bujur sangkar, karena jauh lebih mudah untuk menyesuaikan disetiap gambar karakter huruf kapital.

Sedangkan untuk besaran dari ukuran kanvas, tergantung kemudahan yang cocok bagi kita dalam mengerjakan proses menggambar setiap karakter huruf. Ukuran kanvas yang biasa saya pakai adalah 1000px x 1000px.

Selanjutnya, tetapkan ukuran lebar garis vertikal dan horisontal yang bakal diterapkan.

Tempatkan kedua garis sebagaimana fungsi letaknya pada kanvas, lalu potong pertemuan masing-masing garis yang terjadi disetiap sudut kanvas hingga menjadi empat segi empat. Pisahkan dari kanvas untuk dijadikan model template pertama.

Berikut gambar urutan cara membuat template pertama :

Keterangan :

  1. Gambar paling kiri : kotak kanvas dengan dua ukuran ketebalan garis yang nantinya bakal dijadikan dasar ketebalan untuk pembuatan huruf.
  2. Gambar kedua dari kiri : memosisikan garis tebal sebagai ukuran dasar garis vertikal dan garis tipis sebagai ukuran dasar garis horisontal.
  3. Gambar ketiga dari kiri : hasil potongan perpaduan dua garis vertikal dan horisontal yang bakal dijadikan dasar template.
  4. Gambar keempat dari kiri : hasil akhir template pertama.

Selesai membuat template pertama, lanjutkan membuat template kedua dengan menggunakan ukuran ketebalan garis vertikal dan horisontal yang kita pakai sebelumnya.

Pasang kembali kedua garis pada kanvas. Kemudian buat menjadi gambar karakter huruf O. Setelah selesai, potong hasilnya menjadi 12 bagian dan beri warna unik pada setiap potongan.

Berikut gambar urutan cara membuat template kedua :

Keterangan :

  1. Gambar paling kiri : kotak kanvas dengan dua ukuran ketebalan garis yang nantinya bakal dijadikan dasar ketebalan untuk pembuatan huruf.
  2. Gambar kedua dari kiri : memosisikan garis tebal sebagai ukuran dasar garis vertikal dan garis tipis sebagai ukuran dasar garis horisontal, kemudian gabungkan keempat garis.
  3. Gambar ketiga dari kiri : membuat lengkungan di bagian dalam dan luar template.
  4. Gambar keempat dari kiri : memotong template menjadi 12 bagian.
  5. Gambar kelima dari kiri : memberi warna unik pada setiap potongan.
  6. Gambar keenam dari kiri : hasil akhir template kedua.

Sudah selesai sampai disitu cara membuat kedua template. Selanjutnya tinggal dipakai untuk membuat rangkaian gambar karakter huruf kapital sebagaimana yang kita inginkan.

Berikut beberapa contohnya :

Gambar : Urutan langkah membuat huruf A menggunakan template pertama
Gambar : Urutan langkah membuat huruf B dengan menggunakan gabungan template pertama dan kedua.
Gambar : Urutan langkah membuat huruf D dengan menggunakan gabungan template pertama dan kedua.
Gambar : Urutan langkah membuat huruf K dengan menggunakan dua template pertama.

Bila hendak menampilkan semua contoh tersebut pada satu gambar, silahkan klik gambar berikut :

Untuk menggambar karakter huruf lainnya, kita tinggal menggunakan kedua template untuk menyesuaikan dan melengkapi bagian yang hendak dibuat.

Kedua template bisa juga dipakai untuk membuat gambar karakter huruf kecil. Pakai ukuran kanvas dan ketebalan garis yang sama. Setelah semua rangkaian gambar karakter huruf selesai dikerjakan, ubah nilai skalanya lebih rendah dari skala huruf kapital.

Berapa nilai perubahan skala yang disarankan?

Gunakan nilai Golden Ratio dari Fibonacci, yaitu: 0,618. Seandainya lebar ukuran kanvas yang digunakan untuk huruf kapital sebesar 1000px, maka skala ukuran lebar huruf kecil menjadi 1000 x 0,618 = 618px.

Jadi…

Menggambar karakter huruf untuk file font dengan menggunakan template, membuat banyak kemudahan. Besar kemungkinan hasilnya bisa mirip dengan file font yang telah beredar di internet. Akan tetapi, selama tidak dengan cara menjiplak font milik orang lain, tetap terlihat perbedaan mendasar yang menampilkan karakter pembuatnya.

Dengan menggunakan dua template sebagaimana yang telah dicontohkan, kita bisa membuat file font sendiri dengan hasil dan kualitas rasa mendekati tampilan file font berbayar. Tentu saja dengan model dan bentuk yang sangat terbatas dan sangat sederhana. Namun, betapapun sederhana model huruf yang dibuat, bagi saya, tidak ada masalah selama font yang dihasilkan mudah dibaca dan bisa tampil secara natural.

Untuk gambar karakter huruf yang lebih bervariasi, kita bisa membuat template tambahan baru sebagai penentu alur tarikan garisnya. Bagi saya saat ini, kedua template sudah bisa memenuhi kepentingan yang saya kehendaki. Anda bisa melihat penerapan hasil font yang telah saya kerjakan pada gambar-gambar yang terdapat di halaman utama blog ini (Home).

Dari pengalaman selama membuat file font DIY ini, saya mendapatkan satu pemahaman kalau file font berbayar bukanlah semata-mata hendak mengkomersilkan tenaga dan waktu untuk membuatnya. Ada faktor lain yang menjadikannya pantas untuk dihargai dengan sejumlah uang. Pengalaman dan pengetahuan serta waktu untuk menjalaninya hingga file font yang dihasilkan nampak bagus dan natural, merupakan harga yang sepantasnya diterima oleh para pembuat file font berbayar.

Jadi, jika kita terkendala dengan keterbatasan waktu untuk membuat font sendiri, tidak ada salahnya membeli lisensi file font berbayar. Tidak masalah juga jika tetap hendak mengandalkan font gratisan. Masing-masing pilihan memiliki level dampak dan konsekuensi sesuai dengan harga yang dibayarkan.

Semoga bermanfaat! 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *