Mungkin, bagi teman-teman listrikdirumah[.]com yang selama ini mengikuti perkembangan perangkat LPF bertanya-tanya, bagaimana perkembangan setelah 6 bulan berlalu pemakaian sejak update terakhir di awal bulan April 2016?

Di bawah ini saya sajikan foto terakhir yang diambil pada tanggal 22 September 2016 (bulan ke-11) :

Foto : Pemantauan kinerja perangkat LPF di bulan ke-11

Anda bisa melihat tingkat kejernihan air yang tertampung di bak mandi pada foto pertama di atas.

Mantap, bukan…? 😊

Maaaap yaaa…. nggak ada niat pamer…😆. Saya sendiri awalnya meragukan perangkat LPF ini mampu memproduksi air bersih berkesinambungan lebih dari 6 bulan tanpa perawatan media filter sama sekali. Ternyata, hasilnya melebihi dari yang diperkirakan. Kalau melihat kondisi seperti terlihat di foto, rasanya, tidak akan banyak perubahan pada kualitas air untuk beberapa bulan ke depan.

Kinerja perangkat LPF vs Normalisasi Sungai

Namun, sebagaimana kita semua ketahui bersama bahwa kualitas air dari sebagian besar sungai-sungai di Jakarta saat ini sudah jauh berubah lebih baik sejak awal kwartal kedua tahun 2016.

Apakah perubahan tersebut juga berdampak pada bahan-baku air yang dikelola oleh PDAM Jakarta?

Bisa jadi. Tidak tertutup kemungkinan bahwa hal tersebut yang telah membuat kinerja perangkat LPF bisa bertahan memproduksi air tetap bersih hingga 10 bulan secara konstan. Mungkin juga bisa lebih lama lagi.

Seandainya di kemudian hari, semua sungai di Jakarta berhasil di normalisasi sepenuhnya dan membuat kualitas air hasil PAM menjadi lebih baik, akankah keberadaan perangkat LPF menjadi sia-sia?

Sebelum Pemprov DKI mulai melakukan normalisasi sungai, pertanyaan akan kemungkinan suatu saat nanti air PAM menjadi bersih, sempat terlintas saat saya hendak memutuskan untuk mulai membuat perangkat LPF (2013). Tetapi kemudian, saya balik bertanya kepada diri sendiri, “Sampai waktu kapan harus menunggu hingga air PAM menjadi bersih?”

Pola Hidup Sehat vs Air Layak Pakai?

Kita sering mendengar maupun membaca anjuran untuk menerapkan pola hidup sehat di rumah. Salah satu fokus, tertuju pada tindakan agar selalu menjaga kebersihan tubuh menggunakan air (mandi, cuci dan kakus / MCK) setiap hari. Namun, tidak pernah disampaikan bagaimana pentingnya memahami kualitas air yang layak digunakan menjaga kebersihan.

Mengapa pemahaman seperti itu sedemikian penting untuk kita miliki?

Dari total pemakaian air untuk satu orang yang mencapai rata-rata 233 liter per hari, sebanyak 90% digunakan untuk tujuan menjaga kebersihan seluruh tubuh. Setiap bagian air dari jumlah tersebut, kita gunakan untuk keperluan menjalankan semua aktivitas dalam satu hari. Mulai dari aktivitas yang paling ringan (mis. mencuci tangan) hingga aktivitas terberat (mis. membersihkan luka) di rumah.

Faktor 90% dari 233 liter air itulah awal dari segala tindakan yang terkait dengan unsur kesehatan ditentukan kebenarannya. Karena, apa pun tujuan aktivitas yang kita hendak capai, pasti akan melibatkan tiap bagian dari 90% dari 233 liter air tersebut.

Jika memang sudah demikian keadaan yang harus dijalani, dapatkah kita bisa menerapkan pola hidup sehat dengan benar jika kebersihan 90% dari 233 liter air yang digunakan setiap hari dalam kondisi tidak layak?

Atau, dengan contoh pertanyaan yang lebih gampang, bagaimana mandi menggunakan air kotor bisa membuat tubuh kita menjadi bersih?

Itulah relevansi pentingnya memahami kelayakan air yang kita gunakan dalam menjalani hidup setiap hari. Meskipun tidak untuk kita konsumsi, 90% dari 233 liter air per hari bukan jumlah yang sedikit dan akan selalu bersentuhan dengan tubuh bagian luar saat digunakan. Jika kelayakannya tidak dapat diandalkan, apapun bisa terjadi saat kita sedang atau setelah menggunakannya.

Jadi…?

Lalu, seberapa mendesak kepentingan untuk mengupayakan air di rumah menjadi layak untuk dipakai?

Mungkin, pertanyaan yang lebih tepat adalah seberapa besar tingkat keyakinan kita pada kualitas kebersihan air yang digunakan setiap hari di rumah?

Jika keyakinan itu sudah mulai terasa meragukan, ada baiknya untuk mulai merencanakan pemakaian sarana filter air di rumah.

Bagi saya, meskipun banyak diantara kita umumnya awam teknologi merekayasa air bersih, tidak mengartikan untuk harus berserah dan menerima apapun kondisi air yang didistribusikan PAM saja. Atau, mencoba mengandalkan tukang gerobak air keliling agar bisa menikmati air berkualitas layak pakai setiap hari. Kita bisa mengupayakan sendiri untuk menjadikan air di rumah layak pakai. Tinggal tergantung kapan kita memutuskan untuk memulainya.

Apakah perangkat filter air yang nantinya digunakan hendak dibuat sendiri atau membeli yang sudah siap pakai, anda sendiri yang memutuskan. Perangkat filter air (LPF) yang saya deskripsikan di blog ini, bertujuan untuk memberikan satu alternatif perangkat filter air buatan sendiri dengan konsep cara kerja menyaring kotoran dan menjernihkan air yang sederhana. Dan yang paling penting dari semua itu…, sangat cocok bagi siapapun yang malas mengerjakan rutinitas perawatan dan pemeliharaan filter seperti saya… 😆


Hasil kinerja perangkat LPF terakhir dengan menggunakan media penjernih air organik sebagaimana cerita di artikel ini, dapat anda lihat di artikel : LPF : Kinerja Filter Air selama 1 Tahun 2 Bulan


Semoga bermanfaat! 😊

Satu tanggapan untuk “Filter Air Orang Malas dan Pola Hidup Sehat…

Komentar ditutup.