Sebagaimana yang pernah saya nyatakan, manfaat terbesar dari terbentuknya sirkulasi udara adalah mengurangi tingkat kelembaban udara dalam rumah. Selain itu, pasokan udara segar akan secara berkesinambungan mengganti udara lama dalam waktu relatif singkat atau < 24 jam setiap harinya.

Sebenarnya, hanya dua keadaan tersebut yang terasa pada tubuh dan terlihat jelas pada thermo-hygrometer dari terbentuknya sirkulasi udara. Mungkin ada di antara anda yang mempertanyakan, apa gunanya bersusah payah membentuk sirkulasi udara seandainya hanya untuk mendapatkan dua manfaat tersebut?

Memang benar, terbentuknya sirkulasi udara “hanya” akan terlihat dengan jelas pada kedua manfaat tersebut. Inilah yang saya maksudkan bahwa membahas sirkulasi udara mirip dengan membahas cerita dongeng. Sifatnya yang tidak kasat mata, membuat sulit untuk kita dapat memahami bagaimana udara dapat membentuk sebuah keadaan sebagaimana sifat dari udara itu sendiri.

Misalnya, kondisi udara dalam rumah yang (relatif) lembab akan membuat kecenderungan segala sesuatu yang ada di dalam rumah terasa lembab (lengket). Mulai dari debu yang menempel pada perabot rumah hingga keringat di tubuh kita sendiri. Keadaan sebaliknya akan diperoleh pada kondisi udara dalam rumah yang (relatif) kering. Permukaan lantai keramik yang kesat adalah salah satu contoh dari tingginya tingkat kelembaban udara dalam ruangan. Sedangkan permukaan lantai keramik yang licin, seperti ditaburi bedak, adalah contoh dari rendahnya tingkat kelembaban udara dalam ruangan.

Pada peralatan / perangkat elektronik, udara lembab akan membuat debu melekat dan menyelimuti permukaan / casing perangkat dengan sangat baik. Biasanya, jika debu sudah membungkus bagian ventilasi udara pada casing, maka perangkat menjadi mudah “rewel”. Contoh perangkat yang paling mudah mengalami kondisi demikian adalah PS, DVD player, komputer atau perangkat elektronik lain yang berhubungan langsung dengan audio / video.

Semua penyakit, terutama yang disebabkan oleh jamur, berawal dari kondisi udara lembab yang jarang / tidak pernah tergantikan. Keberadaan udara lembab seperti itu, sangat disukai oleh serangga seperti nyamuk dan kecoa. Dua jenis serangga ini, telah terkenal sebagai “kurir” (carrier) penyakit yang sering dialami oleh manusia. Seandainya kondisi udara lembab dalam rumah dapat dikendalikan / dikurangi / diminimalisir, secara otomatis semua cerita mengenai penyakit dan serangga tersebut akan ikut dapat dikendalikan / dikurangi / diminimalisir juga. Pernyataan itu adalah logika gampang dari hubungan sebab-akibat.

Jadi, ada manfaat “tersembunyi” setelah sirkulasi udara terbentuk dan mengurangi tingkat kelembaban udara dalam rumah. Mungkin, beberapa di antara anda berpendapat semua itu terlalu rumit untuk dipahami dan diterima akal sehat. Tidak masalah, karena jika anda memang berniat dan telah berhasil membentuk sirkulasi udara di rumah, akan terasa adanya perbedaan di lingkungan dalam rumah anda.

Uraian berikut ini merupakan beberapa keadaan yang bisa dilihat dan diceritakan setelah terbentuknya sirkulasi udara di rumah saya sendiri.

Mengurangi peredaran nyamuk dan kecoa.

Bagaimana sirkulasi udara dapat mengendalikan peredaran nyamuk dan kecoa?

Hingga saat ini saya masih belum memiliki bukti yang dapat menjelaskan hal tersebut secara ilmiah. Setelah > 5 tahun terakhir terbentuknya sirkulasi udara, peredaran nyamuk dan kecoa di rumah saya telah berkurang hingga 99%. Tidak ada perubahan atau pemasangan anti-serangga apa pun selain kawat nyamuk yang memang telah ada dan terpasang sebelumnya.

Dugaan terbaik yang saya miliki atas hal itu adalah kedua serangga tersebut menghindari kondisi ruangan dengan tingkat kelembaban udara rendah. Apa yang saya ketahui, serangga tidak memiliki kebiasaan untuk minum. Serangga menggunakan pori-pori pada tubuhnya untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan air guna mempertahankan kelembaban tubuh mereka.

*** Itu sebabnya, salah satu keampuhan racun serangga ditentukan dari kemampuan daya rekat pada tubuh serangga dalam waktu relatif lama. Semakin tinggi kandungan zat perekat dalam racun, maka semakin besar kemampuan racun untuk membunuh serangga. Racun ini akan masuk bersamaan ketika pori-pori tubuh serangga terbuka untuk menghisap air dari udara. ***

Apakah serangga, seperti nyamuk dan kecoa, memiliki naluri untuk mendeteksi tingkat kelembaban udara di sebuah ruangan?

Saya rasa, mereka memilikinya. Karena itu adalah salah satu cara bagaimana mereka dapat bertahan hidup dengan baik di banyak tempat dan kondisi.

Meski pun kedua serangga tersebut memiliki keunggulan beradaptasi hampir di segala tempat, kita tidak pernah mendengar berita bahwa penyakit malaria me-wabah di dataran Antartika. Ini disebabkan tingkat kelembaban udara di daerah seperti itu sangat-teramat rendah. Sehingga, walau pun ada virus / bakteri yang bisa bertahan hidup di sana, tidak ada “kurir” (nyamuk / kecoa) sebagai perantaranya.

Penyakit malaria lebih banyak kita dengar beredar di dataran tropis, atau tempat yang memiliki tingkat kelembaban udara relatif tinggi. Dimana air tidak memiliki kecenderungan bisa menjadi beku di area terbuka. Di tempat-tempat seperti inilah, “kurir” penyakit dapat hidup berkembang biak dengan subur.

Tingkat kelembaban udara yang sesuai dengan kebutuhan manusia berada antara 65% s/d 75%. Saya tidak tahu berapa tingkat kelembaban yang dibutuhkan oleh serangga, namun mereka banyak beredar saat sore hari, menjelang tengah malam dan menjelang fajar, dimana pada waktu-waktu seperti itu tingkat kelembaban udara akan naik ke level > 80%.

Seandainya kita mampu mempertahankan kelembaban dalam ruangan tetap di level tertinggi sebesar 75%, menurut saya, dapat mencegah serangga untuk diam berlama-lama berada dalam ruangan. Jadi, pengertiannya di sini, sirkulasi udara tidak berfungsi untuk “membasmi” serangga. Tetapi, lebih pada “mencegah” serangga untuk “tertarik” masuk dan diam di ruangan dalam waktu lama.

Hal yang sama juga terjadi pada serangga lain, seperti laba-laba yang biasa bersarang di sudut plafon rumah dan juga hewan melata seperti cecak. Peredaran kedua hewan tersebut berangsur berkurang dan menghilang bersamaan dengan berkurangnya peredaran nyamuk dalam rumah. Berkurangnya peredaran nyamuk dan kecoa, bisa dijadikan sebagai parameter yang menyatakan kondisi sirkulasi udara dalam rumah anda dalam keadaan terpelihara dengan baik.

Walau pun demikian, tidak selamanya kondisi kelembaban udara yang rendah akan dan dapat menjamin untuk mencegah peredaran nyamuk dan kecoa dalam ruangan. Kedua serangga ini terkenal “tangguh” dalam beradaptasi dan bertahan hidup. Selalu ada cara dan kesempatan bagi mereka untuk dapat hadir dan beredar dalam ruangan, apa pun yang menjadi kondisi ruangan tersebut. Terbentuknya sirkulasi udara, setidaknya, dapat mengurangi “niat” sebagian besar dari mereka untuk masuk ke dalam ruangan dan / atau tetap diam bertengger dalam waktu lama.

Parameter / ukuran tingkat berkurangnya jumlah serangga

Mungkin, ada beberapa di antara anda mempertanyakan, parameter / ukuran apa yang saya gunakan dalam menentukan berkurangnya peredaran nyamuk dan kecoa di rumah?

Angka 99% dalam mengurangi peredaran serangga sebagaimana disebutkan di atas, sangat relatif persepsi dan keadaan-nya serta tergantung dari kondisi lingkungan sekitar rumah tempat tinggal seseorang.

Parameter / ukuran termudah dan paling umum yang bisa saya gunakan untuk menentukan berkurangnya peredaran kedua serangga tersebut di dalam rumah adalah dengan lama pemakaian racun serangga kemasan aerosol (semprot) berisi 600 ml.

Sebelum sirkulasi udara terbentuk, pembelian kembali racun serangga dilakukan dengan rata-rata waktu per 3 (tiga) bulan sekali. Tentu saja akibat isi cairan racun habis terpakai.

Beberapa tahun kemudian, setelah sirkulasi udara terbentuk, alasan saya kembali membeli racun serangga lebih dikarenakan faktor kadaluwarsa. Yaitu, kondisi gas dalam tabung kemasan sudah melemah atau cairan racun di dalam tabung sudah mulai membeku. Sehingga, walau pun cairan racun dalam tabung masih ada, tetap saja tidak dapat dipakai karena tidak bisa di semprotkan keluar.

Berdasarkan perbandingan kedua alasan pembelian kembali racun serangga itulah saya mendefinisikan parameter berkurangnya peredaran serangga di dalam rumah hingga 99%.

Berapa lama-kah waktu hingga produk racun serangga seperti itu menjadi kadaluwarsa?

Saya tidak pernah memerhatikan / mencatat lagi biaya pengeluaran untuk kebutuhan yang satu ini. Karena kebutuhannya sudah bersifat opsional (boleh ada / boleh tidak), bukan sesuatu yang primer. Namun, saya tetap menyediakannya yang berukuran kecil di rumah hanya untuk sekedar berjaga-jaga saja.

Meng-istirahat-kan tubuh

Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk bisa terlelap dalam tidur?

Berapa lama waktu tidur anda sampai akhirnya pada kondisi terjaga / terbangun?

Ada beberapa hal yang membuat kita menjadi sulit untuk bisa tertidur atau memiliki waktu tidur yang panjang. Biasanya, hal tersebut timbul dari pikiran kita sendiri.

Salah satu penyebab yang berasal dari luar diri sendiri adalah kondisi udara yang gerah / panas. Kondisi permukaan kulit yang lengket akibat keringat, seringkali mengganggu kita untuk dapat tidur atau terlelap dalam tidur panjang.

Tidak banyak yang dapat saya bahas mengenai kondisi yang satu ini. Tetapi, saya bisa menjamin bahwa tidur anda akan terasa “lebih” nyaman selama kondisi udara di sekitar (dalam ruangan) terus bergerak. Saya tidak mengatakan harus dalam kondisi suhu udara yang dingin / sejuk. Selama sirkulasi udara berjalan (udara bergerak dan selalu terjadi pergantian), walau perlahan, akan membuat anda mudah dan tetap terlelap dalam tidur.

Selanjutnya⇒

Satu tanggapan untuk “Mini Ceiling Fan : Efek terbentuknya Sirkulasi Udara

Komentar ditutup.