Saya hanya ingin mensolusikan untuk tidak terus-menerus melepas-pasang karet gelang pengikat bungkus makanan kucing (cat food) saat hendak-setelah memberi makan kucing.
Saya pernah menggunakan wadah boks plastik (container), tapi ternyata, membuka-tutup wadah container lebih dari 3 kali sehari, jauh lebih tidak nyaman dibanding melepas-pasang karet gelang pengikat bungkus kantong plastik. Pernah juga menggunakan cat food dispenser dan berakhir sia-sia, karena kesegaran cat food di dalam dispenser menurun drastis akibat terpapar udara.
Kantong plastik yang dilengkapi pembuka-tutup seperti retsleting, merupakan salah satu wadah yang paling efektif di awal pemakaian. Beberapa penjual cat food menggunakannya jika kita membeli cat food “repack”. Terasa menyenangkan di awal-awal menggunakannya.
Namun seiring berjalannya waktu, baru nampak kalau kualitas fisik plastik yang kurang memadai untuk pemakaian dalam waktu cukup lama. Demikian juga dengan retsleting kantong plastik “repack” yang mudah bermasalah jika terlalu sering dibuka-tutup. Perbandingannya, kantong plastik untuk cat food “fresh pack” dapat menjaga kesegaran cat food lebih baik meski hanya diikat karet gelang.
Selain itu, butuh sedikit kesabaran setiap kali saat menutup kantong “repack”, untuk memastikan kedua bagian retsleting mengikat dengan benar dari awal hingga akhir. Bagian ini yang sering terabaikan dan membuat retsleting tidak terikat seluruhnya. Akhirnya, agar terlepas dari semua kekhawatiran dan kantong “repack” bisa untuk pemakaian dalam waktu lama, saya masukkan ke dalam container plastik dan ditutup rapat setiap setelah memberi kucing.
Ujung-ujungnya, sama saja dengan menggunakan container plastik. Bedanya, container tetap bersih karena cat food tetap terbungkus dalam kantong.
Setelah beberapa bulan berlalu, terlintas untuk menggunakan wadah berbentuk tumbler air. Namun saya melihat tidak akan berfungsi dengan baik karena diameter lubang mulut tumbler pada umumnya cenderung kecil. Tapi, entah kenapa, ide menggunakan tumbler, mengendap timbul-tenggelam di benak saya.
Setelah semua bagian tumbler terpampang jelas di pikiran, saya baru bisa merealisasikan seperti gambar dibawah ini:
Tumbler ini bisa menampung 0,5 kg cat food. Tidak terlalu berat saat penggunaannya. Namun cukup untuk memenuhi kebutuhan makan 2 kucing lokal dewasa selama 1 minggu. Saya juga memberikan makanan selingan, seperti : ikan yang dikukus atau ayam direbus. Sehingga cat food di dalam tumbler bisa bertahan sekitar hampir 2 minggu.
Tidak sulit membuat tumbler seperti itu. Ada kendala yang mungkin sedikit rumit untuk mendapatkan pipa berdiameter 3 inch sepanjang 25 cm sebagai bahan badan tumbler. Mungkin bisa diperoleh di market place dengan satuan per meter.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya:
Cara membuatnya :
Selain standar peralatan pertukangan (gergaji besi, kikir besi + kayu, pahat dan palu), minimal anda memerlukan alat bor tangan (mesin/manual) untuk membuat lubang moncong tumbler. Kalau anda memiliki bor tangan mesin, lebih baik anda membeli mata bor untuk pipa agar pekerjaan melubangi bisa dilakukan lebih cepat tanpa perlu peralatan pendukung lainnya.
Jika tidak, anda harus membuat pola diameter yang hendak dijadikan lubang. Kemudian dengan menggunakan mata bor berukuran kecil, dibuat lubang mengeliling sesuai pola. Lalu, gunakan pahat untuk memotong bagian pola yang tidak dapat dilubangi. Setelah itu, gunakan kikir kayu dan besi untuk merapikan pinggir lubang.
Salotip pipa berfungsi untuk menghambat udara yang mungkin dapat mengalir keluar masuk tumbler. Hindari menggunakan lem paralon karena aroma lem sangat kuat dan membutuhkan waktu sangat lama untuk menghilangkannya.
Hasilnya:
Saya membalut sambungan moncong tumbler dengan salotip pipa untuk menutup kemungkinan ada lubang yang bisa menjadi jalur aliran udara.
Meski moncong tumbler sering dibuka-tutup, kondisi cat food di dalamnya relatif lebih segar dibanding menggunakan bungkus kantong plastik yang diikat karet gelang.
Tapi… setelah 3 hari dipakai, moncong tumbler mendadak COPOT!
Walaupun sangat cepat mengering, ternyata, lem korea (super glue) tidak bisa diandalkan untuk keperluan pemakaian bersifat rutin yang disertai tekanan kekuatan.
Saya mencoba meneteskan super glue di seluruh area yang sebelumnya dibubuhkan serta merekatkan kembali moncong tumbler pada posisi semula… dan tidak berhasil. Sepertinya permukaan bekas lem memang harus dibersihkan terlebih dulu. Saya malas untuk mengerjakan itu.
Sesaat saya terdiam, menatap kosong ke moncong tumbler. Tetiba teringat pernah menyaksikan tayangan video di salah satu channel youtube tentang pemakaian super glue yang dipadukan dengan bubuk baking soda untuk mendapatkan perekat yang benar-benar kuat. Sepertinya, ini saat yang tepat untuk mencoba mengetahui kebenaran yang disampaikan pada tayangan tersebut.
Lem korea kembali diteteskan di atas permukaan bekas lem. Kemudian, saya tempelkan moncong tumbler sesuai posisinya. Dibiarkan sekitar 5 s/d 10 detik agar moncong tumbler menempel cukup kuat. Lalu, permukaan bagian yang nampak terkena lem, saya taburi bubuk baking soda. Setelah ditabur secara merata, lem kembali diteteskan di atas seluruh taburan baking soda. Beres itu dikerjakan, baking soda kembali ditaburi di atas permukaan bagian yang terkena lem.
Tindakan menaburi baking soda kemudian meneteskan lem ini, saya ulangi hingga 4 (empat) kali.
Hasilnya:
Dan… memang, moncong tumbler benar-benar merekat sangat kuat!
Sampai artikel ini dipublikasikan, tumbler sudah dipakai selama hampir 3 minggu. Moncong tumbler tetap menempel pada tempatnya dan tidak pernah lagi ada cat food tersisa di piring makan para anabul. Berbeda dengan sebelum menggunakan tumbler, selalu ada yang terbuang kira-kira 0,5 s/d 1 ons untuk setiap 1 kg cat food.
Jadi intinya, tumbler ini dibuat untuk mengatasi rasa malas saya dalam menjalani rutinitas memberi makan kucing yang bersifat estafet.
Itu saja.
Kalau kemudian ada efek positif lainnya dari pemakaian tumbler, bisa dianggap sebagai bonus tidak diharapkan dari kreativitas yang telah saya kerjakan.
Tertarik untuk mencoba?
Semoga bermanfaat! 🙂