Setelah beberapa minggu menggunakan mini ceiling fan (kipas angin langit-langit mini), timbul rasa penasaran, bagaimana sensasi yang dihasilkan dari pergerakan udara seandainya arah hembusan udara kipas mengarah ke atas?
Setelah cukup melakukan pencarian informasi di internet, saya berkesimpulan, cara paling logis untuk mengubah arah hembusan udara mini ceiling fan menjadi ke atas adalah membalikkan rotasi arah putar motor kipas. Namun, hal tersebut tidak mungkin dilakukan tanpa bekal pengetahuan teknik mesin yang memadai. Jadi, kondisi tersebut bukan tidak bisa dibuat. Bisa dikerjakan dengan syarat yang tidak saya miliki, yaitu pengetahuan mengenai teknik mesin.
Beberapa hari setelah mengetahui kenyataan itu, saya mengubah fokus pola pemikiran untuk mencari cara bagaimana membuat bilah daun kipas yang mengarah ke atas. Bukan membalikkan rotasi putaran mesin dari motor kipas. Dengan demikian, tindakan yang harus saya kerjakan adalah membalikkan posisi lipatan di bagian “hulu” dari bilah daun kipas. Dimana sebelumnya membentuk posisi kemiringan bilah daun kipas mengayuh udara ke arah bawah menjadi ke atas. Berarti, dibutuhkan daun kipas baru yang dapat dibentuk pada posisi seperti itu.
Satu-satunya bahan / material yang dapat digunakan untuk menggantikan bilah daun kipas berbahan plastik bawaan pabrikan adalah aluminium. Berbeda dengan bahan logam seng, aluminium lebih “lunak” untuk dapat dipotong dan mudah dibentuk walaupun memiliki ketebalan bahan yang sama. Ketebalan bahan yang dibutuhkan agar bilah daun kipas tidak mudah “bengkok” akibat putaran mengayuh udara adalah 0,5 mm.
Sayangnya, aluminium dengan ketebalan tersebut tidak ada yang dijual eceran. Jadi, kita harus membelinya dalam bentuk lembaran berukuran (p x l) 200 x 100 cm. Padahal, bahan yang dibutuhkan hanya 15 x 100 cm. Harga aluminium 0,5 mm per lembar saat ini berada pada kisaran Rp. 120.000,- s/d Rp. 150.000,-.
Setelah beberapa kali berpikir dan mempertimbangkan, akhirnya saya putuskan membeli 1 lembar aluminium. Menurut saya, itu adalah harga kompensasi dari ilmu teknik mesin yang tidak saya miliki. Kemudian, saya membuat sebuah “pola” bilah daun kipas berdasarkan yang sudah ada menggunakan karton duplex. Baru kemudian aluminium dipotong berdasarkan pola yang telah dibuat.
Saya menggunakan “gunting seng” untuk memotong bidang lembar bilah daun kipas aluminium yang cukup besar. Sedangkan untuk memotong bentuk lekuk kecil bilah daun kipas, saya gunakan gunting biasa. Setelah jadi, saya menggunakan bor tangan manual dengan ukuran mata bor 6 4 mm (maaf, bukan enam melainkan empat) untuk membuat lubang sekrup pengikat hulu bilah daun pada unit kipas. Baru kemudian bagian hulu bilah daun kipas aluminium dilipat terbalik dari bilah daun kipas standar.
Hasilnya… “sangat tidak” mengecewakan!!!
Hembusan udara yang mengarah dan menghantam langsung ke langit-langit, membuat angin menyebar ke seluruh arah di bagian atas dan tengah ruangan. Pada bagian bawah ruangan, sensasi hembusan udara terasa sangat kecil. Sensasi hembusan udara langsung dari kipas tidak terlalu terasa, bahkan walau kita berdiri tepat di bawah putaran kipas.
Sebuah unit mini ceiling fan, saya tempatkan di “balik” langit-langit rumah. Jadi posisinya tepat ada di bawah genteng. Melalui lubang-lubang berukuran 30 cm x 40 cm yang dibuat pada langit-langit ruangan, kipas menarik udara di bawah langit-langit ke area para rumah dan membuangnya melalui sela-sela lubang genteng serta turbin angin.
Dua unit kipas lainnya saya tempatkan pada langit-langit di dua ruang berbeda, dapur dan ruang keluarga. Cara tersebut, cukup untuk membuat suasana sensasi sejuk di seluruh bagian rumah di saat musim panas, namun hangat di waktu musim hujan. Semua unit kipas dipasangi bilah daun terbalik dari standarnya.
Mungkin ada diantara anda yang bertanya-tanya mengapa saya “begitu” ter-obsesi terhadap penggunaan kipas angin? Saya akan ceritakan alasannya pada tulisan berbeda.
Salam… ☺
Next Article : Kipas Angin dan Sirkulasi Udara