Ada dua cara dasar memposisikan pemasangan stabilizer di area box MCB dalam rumah yang pernah saya kerjakan, yaitu sebelum box MCB dan setelah box MCB. Anda dapat melihat ilustrasinya sebagaimana Gambar 1 dan Gambar 2 berikut ini :

Gambar : Skema Pemasangan STABILIZER setelah Box MCB
Gambar : Skema Pemasangan STABILIZER sebelum Box MCB

Perbedaan dari keduanya terletak pada dimana posisi stabilizer dipasang. Gambar 1 mengilustrasikan posisi setelah boks MCB, sedangkan Gambar 2 sebelum boks MCB. Kedua cara tersebut menghasilkan efek yang sama untuk menjadikan kualitas listrik dalam kondisi layak pakai.

Namun, menurut saya, konsep memasang stabilizer sebagaimana diilustrasikan skema Gambar 2, cenderung lebih efektif dari segi pemeliharaan dan pengembangan jalur kabel. Dengan cara tersebut, kita dapat mengubah jalur kabel untuk output daya dengan lebih teratur dan rapi.

Misalnya : kita hendak menambah satu jalur kabel listrik baru di jaringan kabel listrik dalam rumah.

Dengan konsep skema gambar 2, kita memiliki tambahan pilihan dalam mengerjakannya. Jalur kabel baru tidak harus disambung dengan jalur kabel lama, tapi bisa dengan menggunakan unit MCB baru yang dipasang di boks MCB. Meski menggunakan sumber aliran listrik yang sama, cara ini tidak mengharuskan untuk kita mematikan aliran di jalur kabel lama selama pemasangan jalur kabel baru dikerjakan.

Demikian juga untuk di waktu selanjutnya. Setiap kali kita hendak mengerjakan modifikasi tambahan atau perbaikan perangkat listrik di masing-masing jalur kabel, tidak harus selalu kedua jalur kabel dimatikan. Cukup mematikan MCB jalur kabel yang memiliki keterkaitan dengan pekerjaan yang hendak dilakukan.

Di bawah ini saya sajikan ilustrasi bagaimana hasil kedua konsep memasang stabilizer tersebut setelah ditambah jalur kabel listrik baru :

Gambar : Skema Pemasangan STABILIZER setelah Box MCB
Gambar : Skema Pemasangan STABILIZER sebelum Box MCB

Apakah anda menangkap gambaran perbedaan yang menjadikan memasang stabilizer sebelum boks MCB lebih fleksibel dan mudah secara pemeliharaan di kemudian hari?

Namun begitu, saya tetap menerapkan cara memasang stabilizer SETELAH boks MCB. Model dasar skema pemasangan stabilizer tersebut, saya kembangkan untuk pemasangan tambahan unit stabilizer kedua.

Memasang Dua Stabilizer

Gambar berikut adalah skema jalur kabel dari dua stabilizer yang terpasang di rumah saya saat ini :

Gambar : Skema Pemasangan 2 (dua) unit STABILIZER setelah Box MCB

Hal apa yang mendorong saya memasang dua unit stabilizer?

Perbaikan kinerja perangkat elektronik / listrik (seperti lemari es dan lampu penerangan) selama satu tahun setelah stabilizer pertama dipasang adalah penyebab utamanya.

Pada pemasangan stabilizer kedua, saya kondisikan satu unit stabilizer dipakai hanya untuk melayani kepentingan pemakaian listrik perangkat elektronik yang mengkonsumsi listrik secara rutin dan berkelanjutan setiap harinya. Seperti kulkas dan lampu penerangan. Sedangkan unit stabilizer lainnya, dikondisikan untuk melayani pemakaian listrik yang sifatnya sesekali atau dalam waktu sebentar saja. Seperti rice cooker dan pompa air.

Dugaan saya saat itu, cara demikian bisa (lebih) meminimalisir kerusakan perangkat elektronik yang pernah terjadi sebelumnya.

Dan setelah 12 tahun berlalu, boleh dibilang, dugaan tersebut memang terjadi sebagaimana yang diharapkan. Selain membuat perangkat elektronik menjadi awet, pemakaian listrik selalu berjalan sesuai dengan pemakaian perangkat elektronik. Tidak pernah lagi terjadi lonjakan biaya atas konsumsi listrik yang tidak pernah diketahui kemana pemakaiannya.

Akankah berdampak sama jika 2 unit stabilizer berkapasitas 3000VA itu diganti dengan memasang 1 unit stabilizer berkapasitas 5000VA?

Saya belum mengetahuinya dengan pasti. Bisa sama, bisa juga tidak. Karena, apa yang telah saya kerjakan adalah mengkondisikan kedua unit stabilizer untuk pemakaian listrik yang berbeda sifat kepentingannya.

Terlepas dari dampak menggunakan satu atau dua unit stabilizer sebagaimana yang saya kerjakan tersebut, setidaknya, pasti ada pengaruh menguntungkan dari memasang stabilizer di rumah. Ilustrasi dua cara dasar pemasangan stabilizer di atas merupakan bentuk pilihan untuk diterapkan sesuai kondisi rumah yang anda tempati saat ini. Ilustrasi gambar pengembangan dari kedua cara tersebut, setidaknya, dapat menjadi referensi jika anda berniat membuat jalur kabel baru atau menyesuaikan beberapa jalur kabel yang telah terpasang sebelumnya.

Posisi Terbaik dalam Pemasangan Stabilizer

Jika konsep memasang stabilizer sebelum boks MCB memberikan fleksibilitas dan kemudahan lebih baik, mengapa saya tidak menerapkan konsep tersebut untuk pemasangan stabilizer di rumah saat ini?

Itu dikarenakan kondisi jalur kabel antara meteran PLN dengan box MCB yang tertanam di dinding. Kendala berikutnya adalah ketiadaan ruang untuk meletakkan stabilizer pada area yang berdekatan dengan box MCB.

Posisi box MCB yang ada di rumah saya berada pada area jalur akses keluar-masuk rumah. Area seperti itu dapat dikatakan wilayah umum di dalam rumah yang dapat diakses oleh siapa pun selain penghuni rumah.

Jadi, guna menghindari membongkar tembok dan penampakan untaian kabel input/output stabilizer yang ber-seliweran di area sekitar boks MCB, saya putuskan untuk memasang stabilizer di jalur kabel setelah boks MCB. Pencabangan kabel untuk menghubungkan ke dan dari stabilizer dikerjakan pada jalur keluaran kabel dari box MCB yang ada di atas langit-langit rumah. Terlihat mudah dan tidak memakan waktu lama jika hal tersebut dikerjakan dengan menggunakan jasa tenaga orang yang memang ahli di bidangnya.

Pada pemasangan unit stabilizer yang kedua, saya mencoba untuk mengerjakannya sendiri. Kenyataannya, tidaklah mudah dan memakan waktu cukup lama untuk seorang awam melakukan pekerjaan seperti itu. Kondisi langit-langit rumah yang relatif gelap dan panas, merupakan kendala utama untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan cepat dan benar.

Sehingga, jika kondisinya memungkinkan (tidak ada tembok yang harus dibongkar atau untaian kabel yang ber-seliweran di dalam rumah), adalah lebih baik memasang stabilizer di posisi setelah meteran listrik PLN (sebelum boks MCB). Karena, cara tersebut tidak akan mengubah apa pun yang telah terpasang di dalam rumah. Terutama, tingkat kerumitan dalam pemasangan susunan kawat antar kabel yang sangat rendah.

Bagaimana jika hendak memasang dua unit stabilizer yang dioperasikan secara serial sebelum boks MCB?

Apakah hasilnya akan sama atau bahkan lebih baik, saya tidak mengetahui dan belum pernah mencobanya.

Faktor-faktor lainnya yang perlu diperhatikan

Sambungan kawat antar kabel dan kawat-kawat mana saja yang harus disematkan sesuai panel arus listrik stabilizer, merupakan faktor terpenting jika hendak mengerjakan pemasangan sendiri. Arus listrik aktif (Fasa) yang digambarkan disini adalah dengan kawat berwarna hitam. Anda harus memastikan terlebih dulu kawat yang mengandung arus Fasa pada kabel di rumah anda seandainya hendak mengerjakan pemasangan stabilizer (baca : Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah).

Perlu untuk kita ingat juga, bukan sekedar stabilizer saja yang menjadi dasar untuk membuat kualitas listrik dalam kondisi layak konsumsi perangkat elektronik. Dukungan kualitas kabel yang memiliki kemampuan hantar arus listrik sesuai dengan kapasitas listrik terpasang, sebaiknya juga perlu diperhatikan. Tanpa dukungan kabel yang sesuai, sebaik apapun kualitas listrik yang dihasilkan oleh stabilizer, menjadi tidak berarti.

Semoga bermanfaat…! 🙂

2 tanggapan untuk “Skema Pemasangan Stabilizer

Komentar ditutup.