Perangkat untuk memanggang makanan atau lebih dikenal dengan sebutan oven, bagi sebagian orang merupakan perangkat “wajib dimiliki” di rumah. Pemanfaatan oven itu sendiri, mayoritas, digunakan untuk membuat kue. Walau bisa digunakan untuk mematangkan makanan selain kue, pemakaian terbesar cenderung ditujukan dalam pembuatan kue. Secara jenis, oven dibagi menjadi dua berdasarkan sumber daya untuk mengoperasikannya. Ada dua jenis oven yang umum di jual di pasaran, yaitu : oven listrik dan oven gas.

Adakah perbedaan diantara keduanya disamping jenis sumber daya untuk mengoperasikannya?


Oven Listrik

Foto : Oven Listrik

Cenderung indentik dengan kondisi simple dan praktis. Oven listrik tidak membutuhkan banyak ruang di dalam rumah untuk meletakkannya. Biasanya, jenis oven ini sudah dilengkapi fitur standar untuk prosedur memanggang. Selama pengoperasiannya, oven listrik langsung mengatur secara otomatis kondisi panas di dalam interior-nya sesuai yang telah ditentukan oleh pemakai. Terdapat fitur “timer” yang berfungsi untuk mengatur lama waktu “penyalaan” oven. Sehingga, oven dapat mati dengan sendirinya.

Ukuran luas ruang interior untuk memanggang, biasanya diistilahkan sebagai “kapasitas liter” sebuah oven. Kapasitas liter sebuah oven listrik yang cukup ideal berdasarkan pemakaian kebutuhan rumah tinggal, menurut saya, adalah sebesar 27 s/d 30 liter. Dengan luas interior seperti itu, dapat digunakan untuk memanggang kue dengan ukuran loyang untuk cake model bujur-sangkar hingga sebesar 25 cm x 25 cm. Dapat juga menggunakan loyang persegi panjang berukuran 25 cm x 30 cm untuk memanggang kue kering (cookies).

Konsumsi listrik oven listrik

Dalam penggunaannya, ada dua hal yang patut dipenuhi oleh pemakai oven listrik, yaitu kapasitas listrik terpasang yang lebih besar dari konsumsi listrik oven dan kualitas listrik yang stabil. Besar kapasitas listrik terpasang lebih besar dari konsumsi listrik oven adalah hal mutlak yang tidak dapat ditawar lagi untuk mengoperasikan oven listrik. Biasanya, oven listrik memiliki beberapa fitur peng-api-an dengan konsumsi listrik yang berbeda. Jadi, tidak selalu oven listrik 1400 Watt akan pasti mengkonsumsi daya sebesar 1400 Watt.

Oven, baik listrik mau pun gas, dapat di-setel peng-api-an nya sesuai dengan kebutuhan saat kita hendak memanggang. Ada 3 (tiga) jenis peng-api-an yang umum digunakan, yaitu : api-atas, api-bawah dan api atas-bawah. Ketiga jenis peng-api-an tersebut, akan mengkonsumsi jumlah listrik yang berbeda. Konsumsi listrik terbesar akan terjadi pada penggunaan api atas-bawah.

Jika anda menemukan spesifikasi oven listrik dengan konsumsi daya 1400 Watt, berarti, oven akan mengkonsumsi listrik sebesar 1400 Watt pada saat fitur api atas-bawah digunakan. Sedangkan, untuk jenis peng-api-an lainnya, mengkonsumsi listrik lebih kecil (umumnya) antara 70 s/d 80% dari total 1400 Watt.

Apakah dengan demikian, maka oven listrik ~ 1400 Watt dapat digunakan pada rumah dengan kapasitas listrik terpasang 1300VA? Bisa saja. tetapi hanya fitur api-atas saja atau fitur api-bawah saja. Sedangkan fitur api atas-bawah tetap tidak bisa digunakan. Jika memang begitu keadaannya, apakah layak oven ~ 1400 Watt di miliki di rumah ~ 1300VA? Menurut saya, tidak layak.

Memang benar, tidak semua kue membutuhkan peng-api-an atas-bawah untuk mematangkannya. Namun, semua kue membutuhkan kondisi panas interior oven yang merata “saat hendak” di panggang. Kita membutuhkan peng-api-an atas-bawah untuk memanaskan interior oven sebelum adonan kue dimasukkan ke dalamnya. Tanpa kondisi panas interior oven yang merata, jangan terlalu berharap hasil panggangan (cake / cookies) akan selalu sempurna.

Selama proses pemanggangan, oven listrik tidak selamanya akan mengkonsumsi jumlah listrik yang sama dari awal dinyalakan hingga akhirnya dimatikan. Ada waktu-waktu tertentu oven secara otomatis mematikan “elemen pemanas” saat thermostat telah mencapai suhu panas interior yang telah ditentukan oleh pemakai. Berapa lama jeda waktu mati-nyala tersebut terjadi, tergantung dari sensor suhu panas yang diterima thermostat. Konsep konsumsi daya listrik oven ini, mirip dengan AC (Air Conditioner) dan lemari es. Atau perangkat lain yang menggunakan thermostat untuk memicu nyala-mati perangkat secara otomatis.

Juga selama proses pemanggangan, oven listrik membutuhkan kondisi listrik yang stabil. Lama waktu dan kondisi suhu panas yang stabil selama memanggang makanan dalam oven adalah hal terpenting untuk mendapatkan hasil panggangan yang sempurna. Pada kondisi listrik yang tidak stabil (voltase naik-turun), akan memengaruhi elemen pemanas dalam meng-konsumsi daya. Hal ini akan berefek pada stabilitas suhu panas yang dapat dihasilkan elemen pemanas. Akhirnya, akan berujung pada mengubah waktu lama pemanggangan itu sendiri.

Kondisi lama waktu pemanggangan sangat penting untuk mematangkan adonan kue cake. Anda tidak dapat membuka oven dan “membelah” kue yang sedang dipanggang untuk mengetahui tingkat kematangan adonan di bagian tengah / bawah. Beberapa jenis adonan cake, akan “rusak” jika dikeluarkan sebelum waktu pemanggangan selesai (meskipun tidak dibelah). Sehingga, walau pun anda telah membuat adonan berdasarkan resep yang sempurna, belum tentu akan mendapatkan hasil memuaskan jika memanggangnya dalam oven listrik dengan kondisi listrik tidak stabil di rumah.


Artikel terkait : Cara menghitung Biaya dan Pemakaian Oven Listrik


Oven Gas

Tidak seperti saudaranya, oven gas membutuhkan ruang cukup luas untuk meletakkan di rumah. Selain tempat untuk meng-kondisi-kan letak tabung gas (LPG), oven gas pada umumnya memiliki fisik lebih besar di banding oven listrik meski pun dengan kapasitas liter yang sama.

Tidak ada fitur otomatis yang dapat mengatur suhu panas interior oven gas sebagaimana oven listrik. Semua prosedur standar memanggang yang dapat dikerjakan secara otomatis di oven listrik, harus dikerjakan secara manual pada oven gas. Lalu, apa-kah kita perlu memiliki oven gas?

Walau pun semua prosedur standar memanggang harus dikerjakan secara manual, ada satu hal penting pada oven gas yang tidak dimiliki oleh oven listrik, yaitu : nyala api. Adalah anggapan yang sama sekali keliru jika menyatakan suhu panas hasil elemen pemanas dari oven listrik adalah sama dengan nyala-api pada oven gas. Saya tidak mengerti dimana perbedaannya, tetapi saya pernah mencoba hasil kue lapis-legit dari adonan yang sama dari kedua jenis oven tersebut.

Kue panggangan dari oven gas terasa lembab. Matang sempurna, tetapi tidak kering seperti di oven listrik. Entah mana hasil panggangan yang semestinya disebut benar, bagi saya, hasil panggangan dari oven gas lebih menunjukkan “cita-rasa” kue lapis legit yang sebenarnya. Perbedaan dari kedua jenis oven saat adonan dipanggang hanya pada fisik nyala-api, dimana oven listrik menggunakan elemen pemanas sedangkan oven gas menggunakan api sebenarnya.

Jadi, apakah benar nyala-api akan memengaruhi hasil akhir dari panggangan? Menurut saya, benar demikian. Kondisi yang sama akan terjadi jika membuat makaroni panggang.

Konsumsi LPG pada oven gas

Layaknya memasak makanan dengan menggunakan kompor, selama digunakan, nyala api dari oven gas tidak akan pernah mati seperti nyala elemen pemanas pada oven listrik. Pengaturan suhu panas interior oven dilakukan di awal saat hendak melakukan pemanggangan. Selanjutnya, api dalam interior oven akan tetap menyala hingga akhirnya dimatikan secara manual. Berapa banyak kuantitas gas yang dibutuhkan setiap kali pemanggangan? Sangat tergantung dari jenis kue / makanan yang hendak di panggang.

Umumnya, pemilik oven gas hanya akan mengalami kesulitan saat pertama kali perangkat digunakan saja. Pada tahap selanjutnya, atau ketika hendak melakukan pemanggangan di kemudian hari, perilaku perangkat telah dapat dikenali dengan baik. Setelah itu, akan mudah mengetahui ukuran kebutuhan gas dalam setiap kali pemanggangan sesuai jenis kue / makanan yang hendak di panggang.

Oven untuk di rumah

Oven, apa pun jenisnya, hanyalah sebuah perangkat untuk menyempurnakan adonan dari beberapa bahan makanan menjadi satu penganan. Tidak lebih dari itu. Perbedaan cita rasa yang bisa dihasilkan oleh nyala api dengan elemen pemanas, merupakan salah satu keunggulan antara oven gas dengan oven listrik. Namun begitu, bentuk fisik oven listrik yang “compact” lebih memudahkan kita untuk melakukan perawatan perangkat, dimana kondisi tersebut tidak dimiliki oleh oven gas.

Dalam prakteknya, perangkat sejenis oven tidaklah selalu digunakan setiap hari. Pertimbangan untuk menambah daya dari kapasitas listrik terpasang di rumah hanya agar dapat menyalakan oven listrik, sebaiknya dipikirkan secara matang. Anda tetap harus membayar pemakaian listrik sesuai tarif kapasitas listrik terpasang untuk setiap pemakaian perangkat listrik “bukan-oven” setiap bulannya meski oven tidak digunakan. Namun, jika sebelumnya, kapasitas listrik terpasang di rumah memang telah memungkinkan untuk meng-cover konsumsi daya sebuah oven listrik, tidak dibutuhkan pertimbangan apa pun mengenai masalah tarif listrik dari kapasitas listrik terpasang.

Hal yang sebenarnya penting untuk dipahami dalam memilih oven untuk di rumah adalah seberapa jauh niat kita untuk dapat memaksimalkan keberadaan perangkat tersebut. Membuat makanan seperti kue, merupakan sebuah proses yang cenderung membutuhkan keahlian dalam mengolah bahan makanan. Bukan sekedar kesempurnaan resep dan kualitas makanan saja yang akan menentukan hasil akhir dari kue yang dipanggang. Tetapi, ketepatan waktu serta cara memperlakukan dan mencampur antara satu bahan dengan lainnya hingga menjadi adonan siap masak / panggang adalah kondisi yang mutlak dibutuhkan.

Secanggih dan se-modern apa pun perangkat memasak yang anda gunakan, tidak berperan banyak untuk membuat sebuah hasil makanan bercita rasa tinggi jika tanpa disertai keahlian dalam mengolah bahan makanan menjadi sebuah adonan siap masak. Memang, ada “sedikit” perbedaan cita rasa antara hasil adonan yang dimatangkan menggunakan oven listrik dengan gas. Namun, hal itu masih bisa di-tolerir dengan pengetahuan mengolah bahan dasar makanan agar hasil adonan dapat menyesuaikan dengan kinerja memanggang oven yang hendak digunakan.

Jadi, jangan terpaku pada kecanggihan / keunggulan yang dimiliki sebuah perangkat. Perangkat seperti oven, hanyalah pendukung bagi keahlian mengolah bahan makanan yang kita miliki. Baik oven listrik mau pun gas, akan berfungsi dengan baik dan maksimal jika didukung dengan kemahiran kita dalam mengolah bahan dasar makanan, mulai dari awal hingga tahap siap panggang.

Semoga bermanfaat! 🙂