Tidak hanya berlaku pada sarana pendukung listrik dan udara saja, kondisi sarana pendukung air-pun (seperti, jaringan pipa air) di rumah siap-huni tidaklah selalu sepenuhnya berfungsi dengan baik. Rendahnya kualitas bahan dan hasil kerja atas jaringan pipa air yang terpasang, bisa dibilang sebagai sumber timbulnya permasalahan.

Sama halnya dengan listrik dan udara, sumber pemahaman tentang air yang saya sajikan di blog ini berasal dari pengalaman selama membenahi beberapa permasalahan yang berhubungan dengan air di rumah.

Dari beberapa masalah yang pernah saya tangani sendiri, telah memberi kontribusi positif tentang hal-hal yang berhubungan dengan air. Terutama pada cara memperlakukan air agar bisa lebih bersahabat dengan perangkat pendukungnya (pipa pvc, pompa air, tangki air dsb) yang ada di rumah. Seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai bisa mendapat gambaran yang lebih baik tentang karakteristik air sebenarnya.

Kebocoran pada jaringan pipa dalam rumah

Pengalaman tersulit dari menangani masalah air yang pernah saya hadapi adalah membenahi kebocoran pada jaringan pipa yang tertanam di dinding. Tidak ada cara memperbaiki kerusakan seperti itu selain memasang jaringan pipa air baru untuk menggantikan yang lama.

Cara tersebut, juga di-“amin”-i oleh petugas PAM / PDAM yang saya hubungi untuk datang memeriksa dan mencari letak sumber kebocoran. Mereka menyerah dan menyarankan untuk memasang instalasi jaringan pipa air baru (outbow) sebagai solusi terbaik dan termurah.

Namun, saya menolak untuk mengikuti saran tersebut.

Disitulah awal mulanya saya mempelajari lebih jauh tentang jaringan pemipaan air di rumah. Setelah beberapa bulan menerapkan kondisi buka-tutup keran air di meteran PDAM, akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan : jika tekanan air bisa diperlemah, maka kebocoran pun menjadi berkurang.

Jadi, apa yang harus dilakukan untuk mengurangi tekanan air PDAM yang ada agar bisa menjadi lebih bersahabat / tidak merusak?

Memindahkan jalur distribusi air PDAM langsung ke Tangki Air

Singkat cerita, saya mengubah kondisi jalur distribusi air di rumah yang sebelumnya dari meteran PDAM langsung ke jaringan pipa dalam rumah :

menjadi dari meteran PDAM langsung ke Toren :

Sebelum diganti, konsep distribusi air yang terjadi adalah membuat peran toren/tangki semata-mata hanya sebagai tempat/wadah cadangan air bersih. Cara ini membuat air dalam toren hanya akan ter-sirkulasi-kan/terpakai jika air yang didistribusikan dari PDAM mati total. Kondisi yang terjadi sehari-hari jauh lebih rentan, karena jaringan pipa dalam rumah menahan dua kekuatan tekanan air, yaitu : PDAM dan Tangki Air.

Ketika kekuatan tekanan air dari PDAM bertambah, beban tekanan yang harus ditanggung oleh jaringan pipa menjadi semakin besar. Akibatnya, jaringan pipa memiliki kecenderungan untuk pecah / bocor. Terutama di bagian sambungan antar pipa.

Dengan mengalihkan jalur distribusi air PDAM langsung ke tangki air, maka air dalam Toren ter-sirkulasi-kan setiap hari. Kekuatan tekanan air dari PDAM, hanya berlangsung dan terjadi di jalur pipa yang menuju tangki air saja. Mulai dari meteran hingga pelampung analog (Ball Tap) yang terpasang di tangki. Kemungkinan terjadinya kebocoran akibat kekuatan tekanan air yang berlebihan, hanya berkisar di area itu saja. Biasanya, berefek pada patahnya sendi tangkai pelampung analog.

Dari yang saya alami, perubahan model instalasi tersebut berdampak sangat efektif dan efisien dalam pemakaian air dan pemeliharaan jaringan pipa.

Tidak terlalu rumit untuk membangun jalur distribusi air baru antara titik keluaran air dari meteran air hingga ke tangki air. Kekuatan tekanan air yang masuk ke dalam jaringan pipa dalam rumah, sepenuhnya menjadi hanya berasal dari tangki saja.

Seberapa besar perbedaan antara sebelum dan sesudah pengalihan?

Efek pengalihan menstabilkan tekanan air

Setelah pengalihan jalur distribusi air, kekuatan tekanan air yang dihasilkan cenderung lemah. Ini dikarenakan rentang jarak tinggi posisi antara titik keran terendah dalam rumah dengan titik keluaran air dari tangki hanya berkisar 2,5 meter. Namun begitu, perlu waktu 2 s/d 3 bulan untuk menjadikan tingkat kebocoran mengecil dan sedikit berefek pada tekanan air yang dihasilkan dari jalur distribusi air baru.

Jumlah air yang sebelumnya terbuang dalam sebulan sebesar di atas 10 m³, berkurang hingga di bawah 1 m³. Kebocoran yang telah terjadi tidak bisa pulih seperti semula, karena tidak ada tindakan perbaikan di bagian tersebut. Kebocoran tetap ada namun berefek sangat kecil terhadap jumlah air yang terbuang.

Kemudian, saya merancang dan memodifikasi jalur pemipaan pada keluaran tangki air sebelum memasuki jaringan pipa dalam rumah, agar dapat mengakomodir distribusi air dari pompa untuk menyalakan water heater :

Distribusi air di dalam rumah tetap menggunakan jaringan pipa air lama. Saya hanya merubah pemipaan di jalur antara tangki air dengan jaringan pipa dalam rumah.

Sistem pendistribusian air yang di buat tahun 2007 tersebut, tetap berfungsi dengan baik hingga saat tahun 2021. Dalam masa pemakaiannya, saya mendapatkan bahwa sistem pendistribusian air yang demikian memiliki banyak manfaat, terutama pada tingkat kestabilan tekanan air. Hal tersebut (utamanya) memengaruhi tingkat ketahanan sambungan antar pipa dan keran air menjadi lebih awet.

Memang, tanpa dibantu kekuatan pompa, tekanan air yang dihasilkan sangat lemah dan bisa dibilang agak menjengkelkan. Misalnya, saya membutuhkan selang yang cukup panjang untuk keperluan menyiram kebun dan mencuci mobil. Kekuatan tekanan air seperti itu, juga tidak dapat digunakan untuk membantu “menurunkan” kotoran yang menempel pada permukaan dinding mobil. Dibutuhkan ekstra tenaga selama melakukan pekerjaan tersebut.

Sejak instalasi pemipaan tersebut dipasang hingga saat ini, dari seluruh perangkat pemipaan yang terpasang di rumah, hanya terjadi penggantian pada keran air shower panas-dingin saja yang harus dan telah saya lakukan. Entah apa yang menjadi penyebab kerusakan keran tersebut, saya tidak terlalu mau mengetahuinya. Dengan perbandingan lebih banyak manfaat yang diperoleh dari pada kesulitan yang harus dihadapi, saya rasa, lemahnya tekanan air untuk digunakan ketika mencuci mobil masih bisa ditolerir. Lagipula, kondisi tersebut bisa diakomodir dengan menggunakan pompa air.

Mudah untuk dikerjakan sendiri…

Isi pembahasan sebagian besar artikel mengenai air (sebagaimana tertera pada halaman daftar artikel Air Bersih) di blog ini, cenderung berfokus pada menciptakan sebuah gambaran teknik dasar untuk membangun instalasi sistem pendistribusian air menggunakan tangki air sebagai pengatur tekanan air di jaringan pipa dalam rumah. Materi yang disampaikan, bukan sesuatu yang bersifat canggih ataupun teknologi tingkat lanjut.

Saya telah memasang instalasi jalur pendistribusian air ini pada tahun 2010 di rumah seorang teman untuk mengatasi permasalahan ketidakberaturan tekanan air PDAM. Belum ada keluhan apapun dari si pemilik rumah atas instalasi yang telah saya kerjakan. Malah telah dijadikan model instalasi jaringan pipa air bersih di rumah tetangganya.

Tidak dibutuhkan keahlian khusus untuk membuat karya seperti itu. Anda bisa mengerjakannya sendiri dengan disertai sedikit kesabaran dan ketelitian saja.

Semoga bermanfaat! 🙂