Foto : Terminal recharge handphone

Foto di atas adalah panjangan stopkontak guna keperluan re-charge (isi ulang) baterai handphone di rumah yang saya buat beberapa waktu lalu. Sebenarnya, sudah lama saya hendak membuat panjangan stopkontak seperti itu, namun saya belum menemukan alasan terbaik dalam mengalahkan rasa “malas” untuk mulai mengerjakannya.

Gara-gara mini-router…

Sebelum panjangan stopkontak (terminal recharge handphone) itu dibuat, saya membeli sebuah mini-router (wi-fi) guna mengakomodir koneksi ke internet untuk handphone dan laptop di rumah. Ada satu titik stopkontak di rumah saya yang letaknya sangat ideal sebagai lokasi mini-router tersebut, yaitu titik stopkontak yang biasa digunakan untuk me-racharge handphone. Maka, titik stopkontak itu pun beralih fungsi dijadikan sebagai tempat adaptor pen-suplai daya mini-router.

Foto : Mini router

Setelah beberapa hari menggunakan mini-router sebagai satu-satunya akses yang menghubungkan semua perangkat / gadget ke internet, kondisi-nya menjadi “nyaris” tidak pernah dimatikan. Keberadaan mini-router tersebut memberikan keadaan lebih nyaman selama ber-selancar di internet menggunakan handphone di setiap area dalam rumah. Saya pun mulai memikirkan bagaimana caranya agar dapat me-recharge handphone dengan kondisi mini-router tetap menyala.

Rasa nyaman tersebut cukup bisa memicu untuk mengalahkan rasa malas yang selama ini membungkus niat membuat terminal recharge handphone.

Berikut adalah foto setelah terminal recharge handphone dibuat :

Foto : Terminal recharge handphone sekaligus input daya router

Dari beberapa handphone yang ada, telah dilengkapi dengan unit “charger” model baru berbentuk pipih. Sedangkan beberapa unit charger lainnya, masih berupa model lama (lebar). Dua lubang dari unit stopkontak ganda khusus untuk mengakomodasi unit charger berbentuk pipih dan tiga stopkontak tunggal sisanya untuk kebutuhan unit charger berbentuk lebar.

Saya memasangkan unit stopkontak+saklar untuk kebutuhan distribusi daya mini-router. Karena kondisi mini-router yang nyaris tidak pernah mati, unit stopkontak+saklar tersebut, juga saya fungsikan sebagai pengendali utama atas daya yang didistribusikan ke unit saklar ganda. Jadi, jika mini-router dalam kondisi mati, maka seluruh stopkontak juga ikut mati.

Pendistribusian daya listrik ke stopkontak-stopkontak tersebut dikendalikan oleh saklar ganda (double). Salah satu switch saklar tersebut digunakan untuk menyalakan stopkontak ganda, sedangkan switch lainnya untuk tiga stopkontak tunggal. Pemasangan saklar ganda ini bertujuan untuk menghindari terjadinya percikan bunga api saat kaki charger ditancapkan ke stopkontak. Jadi, switch baru dinyalakan ketika charger sudah tertancap dengan benar. Demikian juga ketika proses isi-ulang telah selesai atau charger hendak dicabut dari stopkontak, switch saklar di posisi-kan pada kondisi mati terlebih dahulu.

Dengan konsep distribusi daya listrik seperti itu, setidaknya, lebih memudahkan saya untuk meng-kondisikan mini-router tetap menyala selama dan setelah aktivitas meng-isi ulang baterai handphone dilakukan. Dengan kata lain, tidak akan ada gangguan pada koneksi ke internet dari perangkat-perangkat yang terhubung dengan mini-router tersebut.

Seluruh kabel yang saya gunakan adalah kabel serabut. Hanya bagian keluaran saklar ganda saja yang menggunakan kabel berukuran 3 x 0,75 mm². Selain itu, kabel ukuran kabel yang digunakan adalah 2 x 0,75 mm².

Skema pemasangan kawat unit STOPKONTAK+SAKLAR

Pada penerapannya, unit stopkontak+saklar dapat difungsikan menjadi dua model pendistribusian daya listrik.

Model 1 :

Gambar : Skema pemasangan kawat STOPKONTAK mengaktifkan SAKLAR

Bagian stopkontak “hanya” dapat difungsikan / menyala saat saklar diposisikan ON. Dalam hal ini, kondisinya menjadi, stopkontak baru akan berfungsi jika lampu menyala. Sehingga, fungsi stopkontak menjadi ditentukan oleh saklar.

Model 2 :

Gambar : Skema pemasangan kawat SAKLAR mengaktifkan STOPKONTAK

Bagian stopkontak yang ada dapat difungsikan untuk tetap menyala, sedangkan switch digunakan untuk menyala-matikan lampu. Dengan demikian, antara saklar dan stopkontak seolah-olah masing-masing berdiri sendiri.


Model alur distribusi listrik yang digunakan pada unit stopkontak+saklar untuk membuat terminal recharge handphone sebagaimana foto di atas adalah Model 1, dimana fungsi stopkontak ditentukan oleh saklar.

Unit stopkontak+saklar ini, sebenarnya, lebih praktis digunakan untuk kebutuhan pendistribusian daya yang bersifat sementara, seperti hair-dryer. Melihat dari model lubang stopkontak yang ada, lebih cocok digunakan untuk perangkat elektronik yang memiliki steker berbentuk pipih. Saya kurang mengetahui batas maksimum kemampuan hantar arus dari unit tersebut. Saya telah mencobanya dan tidak ada masalah untuk menyalakan perangkat elektronik berkekuatan 600 s/d 800 Watt selama beberapa jam.

Selama beberapa tahun, unit stopkontak+saklar tersebut berfungsi sebagai sumber daya dari input mini-router. Saya tidak pernah mendapat masalah untuk mengkondisikannya terus menyala.

Terminal recharge handphone ini dibuat pada pertengahan tahun 2014. Hingga saat ini (2023) masih tetap dipakai.

Berikut foto terakhirnya :

Foto : Terminal recharge handphone setelah hampir 10 tahun kemudian

Semua titik stopkontak dan saklar masih berfungsi dengan baik dan tidak pernah rusak/diganti. Bedanya, unit stopkontak+saklar tidak lagi menjadi sumber daya mini-router. Bukan dikarenakan rusak, tapi posisi mini-router saya pindahkan tersendiri pada tempat yang lebih mudah untuk mendapatkan sinyal internet.

Semoga bermanfaat! 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *