Perkembangan elektronik gadget yang significant (mulai dari handphone hingga laptop) sering kali membingungkan dalam bagaimana cara memperlakukan baterei kering sebagai sumber daya perangkat. Sebagai sumber penyedia utama saat perangkat dioperasikan dalam kondisi “bergerak”, kondisi baterei kering yang prima merupakan satu-satunya unsur terpenting agar pemakaian perangkat-perangkat tersebut dapat tetap terasa nyaman. Faktor utama yang dibutuhkan dari sebuah baterei kering adalah lamanya waktu bertahan dalam menyediakan daya.

Namun, hingga saat ini, baterei kering merupakan perangkat penyimpan daya / energi listrik yang masih tergolong primitif perkembangan teknologinya. Tingginya kualitas bahan baku masih memegang peran penting dari bagus-tidaknya sebuah produk baterei.

Dari beberapa eksperimen yang saya kerjakan terhadap baterei kering pada perangkat elektronik (emergency lamp, senter, handphone / smartphone dan laptop), satu-satunya penyebab kegagalan mempertahankan daya tahan baterei adalah satu keadaan dimana saat proses recharge berlangsung namun dengan kondisi arus listrik / voltase tidak stabil (jaringan kabel yang tidak benar dan / atau tanpa instalasi stabilizer). Waktu tercepat (yang saya dapatkan) kerusakan baterei kering pada handphone akibat me-recharge pada kondisi arus listrik tidak stabil adalah 6 bulan sejak proses recharge dilakukan. Setelah itu, handphone mati total karena baterei sama sekali tidak berfungsi.

Pada dasarnya, pemakaian baterei kering untuk perangkat elektronik apa pun, memiliki garis besar perlakuan yang mirip dengan emergency lamp. Perbedaan emergency lamp dengan perangkat elektronik lain yang lebih canggih hanya terletak pada konsep pemakaian daya saja saat dioperasikan. Sedangkan untuk mempertahankan kondisi daya tahan baterei kering, tetap ditentukan oleh kita sebagai pemakai perangkat yang kita gunakan.

Perlakuan baterei kering laptop / notebook

Laptop / notebook, menurut saya, merupakan sebuah perangkat elektronik bergerak (mobile) yang cukup luas cakupan kemampuannya. Kemampuan yang mirip dengan PC Desktop namun bersifat mobile, menjadikan laptop memiliki peran tersendiri bagi sebagian orang untuk memenuhi kebutuhan aktivitas harian mereka selama dalam keadaan mobile.

Baik aktivitas yang bersifat pribadi maupun umum, laptop sangat nyaman untuk digunakan dimanapun tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Walaupun peredaran dan pemakaiannya saat ini sudah makin meluas (mulai dari pelajar hingga profesional), informasi mengenai perawatan perlakuan baterei kering yang melengkapinya masih jarang dipublikasikan.

Contoh paling umum adalah jika anda menggunakan laptop setiap hari di rumah / kantor dan menggunakan sumber daya langsung dari stopkontak, lebih baik melepaskan baterei dari tempatnya (battery compartment).

Begitu steker adaptor laptop disambungkan pada stopkontak, prosedur pemeriksaan keberadaan baterei akan langsung dikerjakan. Seandainya baterei terpasang, akan terjadi prosedur penge-cek-an untuk mengetahui kondisi daya yang tersimpan dalam baterei. Jika kurang dari 100%, proses recharge otomatis akan dikerjakan. Seandainya sudah 100%, proses recharge akan dihentikan / dilewati dan jalur sumber daya yang digunakan langsung dari adaptor.

Prosedur tersebut akan otomatis terjadi setiap kali steker adaptor laptop disambungkan ke stopkontak. Baik dalam kondisi baterei terpasang mau pun tidak. Karena, saat laptop dalam kondisi mati, tidak ada sumber daya yang dapat digunakan untuk selalu memeriksa kondisi baterei pada compartment-nya. Tidak ada aktivitas apa pun selain dari baterei jam untuk mengaktifkan kondisi internal jam tetap menyala.

Seandainya baterei terpasang, sesaat setelah adaptor disambungkan ke stopkontak, lampu indikator sumber daya akan men-switch ke kondisi recharge dan kemudian kembali seperti semula. Apa pun tindakan otomatis yang dilakukan, pada saat itu telah terjadi proses recharge walau pun dalam waktu yang sangat singkat.

Seandainya baterei tetap terpasang pada compartment-nya, maka proses recharge baterei akan terjadi setiap kali laptop dinyalakan. Efek yang saya temukan terhadap laptop dengan kondisi baterei terpasang seperti itu adalah berkurangnya lama waktu pemakaian baterei hingga 50% setelah 1,5 tahun kemudian.

Ada juga user yang tidak pernah sama sekali memasangkan baterei pada laptopnya. Jadi, adaptor laptop selalu disertakan ketika laptop-nya dibawa bepergian dan meninggalkan batereinya di rumah. Tindakan tersebut dilakukan dengan satu tujuan yaitu untuk mempertahankan daya tahan dari kapasitas baterei yang setelah > 3 tahun kemudian, menurut pemiliknya, terbukti efektif. Waktu bertahan baterei untuk menyediakan daya nyaris tidak berubah ketika pertama kali laptop digunakan. Benar atau tidak, saya tidak tahu persis.

Saya mencoba melakukan tindakan yang sama selama > 9 bulan, dan memang tidak terjadi perubahan waktu bertahan baterei.

Cara pemeliharaan / maintenance baterei laptop / notebook

Kondisi stopkontak yang menjadi sumber daya dari adaptor laptop di rumah saya, selalu dilengkapi dengan travel adaptor. Kondisi seperti ini membantu mempermudah saat menyala-matikan arus listrik yang masuk ke dalam adaptor tanpa harus mencabut-pasang stekernya dari stopkontak. Demikian juga halnya saat pemeliharaan baterei dilakukan.

Apa yang selama ini selalu saya kerjakan adalah selalu membiarkan baterei laptop terlepas dari compartment-nya dengan kondisi daya terisi hanya 1/3 kapasitasnya. Saat hendak melakukan pemeliharaan (maintenance), baterei dipasangkan pada compartment-nya dan menyalakan laptop dengan kondisi saklar travel adaptor dalam kondisi mati / padam.

Jadi, laptop mengambil daya langsung dari baterei. Setelah pemakaian hampir menghabiskan 90% daya pada baterei (biasanya tampil pesan / peringatan pada layar monitor), saklar travel adaptor dinyalakan. Sehingga laptop tetap beroperasi dengan menggunakan daya dari adaptornya dan baterei kembali di recharge. Setelah baterei terisi penuh, saklar travel adaptor dimatikan dan laptop otomatis kembali menggunakan daya dalam baterei. Setelah pemakaian hingga menyisakan daya 1/3 kapasitas baterei, laptop di matikan (shut down) dan baterei dilepaskan dari compartment-nya.

Tindakan tersebut terus berulang setiap satu bulan sekali selama 5 bulan pertama, dan tidak pernah dikerjakan lagi. Setelah 4 bulan kemudian, saya kembali melakukan pemeliharaan dan kondisi baterei tetap sama sebagaimana 4 bulan sebelumnya. Intinya adalah menciptakan frekuensi kondisi proses recharge se-jarang mungkin terjadi pada baterei. Proses recharge hanya dilakukan saat memang kondisi baterei sudah mengharuskan untuk dikerjakan.

Menggunakan baterei laptop / notebook sesuai fungsinya

Jika memang baterei akan tetap terjaga daya tahannya dengan kondisi tidak terpasang pada compartment-nya, untuk apa laptop diproduksi harus dilengkapi dengan baterei?

Sebenarnya hal itu tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya dan aktivitas seperti apa yang kita kerjakan dengan menggunakan sebuah laptop. Sebagaimana dasar keberadaannya, baterei hanyalah sebuah media cadangan / alternatif sumber daya listrik.

Apapun pengertiannya, cadangan tetap merupakan cadangan. Sesuatu yang bersifat sementara untuk dapat menggantikan ketika peran utama tidak dapat / berhalangan difungsikan.

Tujuan keberadaan baterei pada sebuah laptop tidak bisa sengaja dikhususkan sebagai sumber utama pengadaan daya listrik untuk beroperasi. Jika kita biasa bekerja menggunakan laptop dalam lama waktu yang tidak dapat dipastikan, sumber daya listrik untuk pengoperasiannya tetap harus menggunakan jalur listrik dari stopkontak via adaptor laptop.

Jadi, sebaiknya penggunaan baterei pada laptop dikhususkan hanya untuk waktu-waktu tertentu saja, dimana kondisi konsistensi sumber daya saat laptop dioperasikan benar-benar dibutuhkan. Misalnya, saat menginstall OS atau melakukan presentasi dihadapan publik. Adalah suatu hal yang menjengkelkan jika listrik mendadak padam saat proses instalasi OS atau presentasi dihadapan publik sedang berlangsung.

Kondisi baterei yang terpasang pada compartment-nya di saat-saat seperti itu akan terasa besar manfaatnya dalam mengantisipasi terhentinya kelangsungan kedua moment tersebut secara tiba-tiba. Sedangkan untuk pemakaian umum yang sehari-hari dikerjakan, sebaiknya baterei dilepaskan dari compartment-nya.

Semoga bermanfaat…!