Hingga saat ini, saya tidak pernah mau mempublikasikan satu / beberapa merk stabilizer dengan menyertakan kualitas produknya karena beberapa alasan. Alasan utama yang mendasari semua itu adalah memang sulit untuk menyatakan kualitas dari sebuah produk stabilizer.

Minimnya data / informasi yang mengetengahkan pembahasan mengenai performa dan kualitas satu / beberapa merk stabilizer, membuat sulit untuk membuat sebuah analisa perbandingan antara satu produk dari merk tertentu dengan produk merk lainnya.

Ditambah beberapa pengalaman yang cukup unik ketika hendak membeli stabilizer 3000VA, membuat saya memiliki sudut pandang berbeda dalam menentukan brand dan harga sebuah stabilizer yang umum dijual dipasaran.

Teori sederhana penentuan kualitas stabilizer secara umum

Salah seorang rekan yang telah lama berprofesi sebagai pedagang dan bergerak dibidang non-listrik, pernah memberikan satu tips / saran kepada saya untuk menentukan kualitas barang berbahan metal / logam atau memiliki hubungan dengan metal / logam.

Seperti ini katanya, “Semakin berat bobot dari sebuah barang, semakin baik kualitas barang tersebut.”.

Penentuan ukuran kualitas yang menarik. Sederhana, tapi masuk akal. Lalu, apa hubungannya dengan stabilizer?

Komponen terpenting dari sebuah stabilizer adalah suku cadang yang terlihat sebagai gulungan kawat tembaga. Entah apa nama resminya. Banyaknya jumlah lapisan gulungan kawat tembaga tersebut telah ditentukan sesuai dengan standar yang berlaku.

Jadi, perbedaan kapasitas stabilizer ditentukan jumlah lapisan dari gulungan suku cadang tersebut. Semakin besar kapasitas sebuah stabilizer, semakin banyak jumlah lapisan (ketebalan) gulungan kawat tembaga pada suku cadangnya.

Selain jumlah lapisan gulungan kawat, ukuran diameter kawat tembaga yang dijadikan gulungan menentukan faktor ketahanan / kinerja stabilizer. Biasanya, semakin besar ukuran diameter kawat tembaga, maka semakin tinggi kualitas dari kawat tembaga tersebut.

Sehingga (sebenarnya), kita dapat mengetahui mutu sebuah stabilizer dengan menggunakan ukuran berat dari unit stabilizer itu sendiri. Semakin berat bobot sebuah stabilizer maka semakin tinggi ketebalan gulungan dan kualitas kawat tembaga yang tertanam di dalamnya.

Namun, ada kesulitan dalam menerapkan teori ini, yaitu harus ada dua unit stabilizer dari dua merk berbeda untuk dijadikan perbandingan berat. Tetapi, memang demikian tujuannya. Satu keadaan dengan beberapa unit stabilizer dan beberapa merk berbeda, dimana kita harus menentukan salah satu diantaranya yang mana memiliki kualitas terbaik dengan cara membandingkan berat fisik masing-masing unit.

Pengalaman saat membeli stabilizer

Ketika pertama kali hendak membeli sebuah unit stabilizer berkapasitas 3000VA, saya mengunjungi beberapa toko perlengkapan listrik di lokasi komplek pertokoan berbeda dengan waktu yang berbeda juga (tidak di hari yang sama). Ada beberapa kejadian cukup menarik yang menjadi faktor / dasar bagi saya untuk tidak secara sembarangan mempublikasikan produk stabilizer dari satu / beberapa merk tertentu.


Saat melakukan pencarian pertama, satu dari beberapa toko, menawarkan untuk merakit sendiri sebuah unit stabilizer sebagaimana saya inginkan. Maksudnya, saya tinggal memilih dan membeli suku cadang yang dibutuhkan, kemudian semua suku cadang tersebut dirakitkan oleh pihak penjual. Mulai dari jeroan hingga casing stabilizer dapat disesuaikan dengan keinginan saya. Termasuk model dan merk casing tertentu. Tinggal pilih saja, mana yang saya sukai.

Kebetulan, pihak penjual memiliki sample produk asli pabrikan dan produk rakitan dari merk stabilizer yang sama. Fisik luarnya, mirip. Sama sekali tidak dapat dibedakan antara produk pabrikan dengan produk rakitan.

Perbedaannya terletak pada komponen jeroan yang hendak dipasang. Saya bisa mendapatkan produk rakitan dengan komponen jeroan yang asli namun harganya jatuh lebih mahal karena dikenakan biaya tambahan jasa merakit.

Kalau memang demikian ceritanya, lebih baik membeli produk pabrikan yang asli saja daripada merakit sendiri.

Penjualnya pun menjawab bahwa apa yang ditawarkan hanyalah sebuah alternatif. Keputusan tetap ada ditangan pembeli. Saat itu, saya tidak melakukan transaksi pembelian apa pun alias batal dengan alasan akan dipikirkan terlebih dulu.

Ada satu hal yang memberatkan saya untuk meneruskan niat membeli produk stabilizer saat itu.

Apakah unit stabilizer yang ditawarkan benar-benar merupakan produk pabrikan asli?

Saya tidak berani berspekulasi dengan pihak yang memiliki keahlian teknis tingkat tinggi seperti itu. Meskipun ada niat baik dan kejujuran yang coba disampaikan kepada konsumen oleh penjual, bagi saya, resiko kemungkinan terjadi hal diluar dugaan dikemudian hari tetap ada. Bagaimanapun juga, mereka memiliki dasar teknis jauh lebih baik daripada kemampuan logika yang saya miliki.


Pada pencarian kedua, di lokasi dan waktu berbeda, sebuah toko menawarkan satu unit stabilizer merk terkenal dan diakui kualitas serta mutunya diantara semua produk stabilizer yang ada. Harga yang ditawarkan pun sangat murah. Kira-kira 10 kali lipat dibawah harga distributor resmi.

Perbedaannya kali ini adalah pemahaman teknis mengenai stabilizer yang dimiliki pihak penjual biasa saja. Sama dengan konsumen / user pada umumnya. Fokus sipenjual cenderung hanya pada penjualan perlengkapan listrik seutuhnya saja, tanpa disertai jasa perbaikan dan perakitan stabilizer.

Tertarik dengan harga murah, saya pun membeli unit stabilizer yang ditawarkan.

Saat barangnya tiba di rumah, tidak ada sedikitpun terlihat sesuatu yang mencurigakan. Kemasan dan fisik unit stabilizer terlihat bagus. Mirip dengan aslinya.

Kejanggalan muncul saat unit diaplikasikan / dipasang. Indikator tegangan menunjuk di angka 230 Volt dan nyaris tidak pernah bergerak, apalagi berubah turun di posisi 220 Volt (default). Sedangkan pada indikator ampere nyaris tidak pernah terlihat terjadi pergerakan jarum penunjuk pemakaian daya.

Kejanggalan lainnya adalah stabilizer mengeluarkan suara dengungan. Volume dengungan cukup halus namun masih bisa terdengar pada jarak 1 meter. Semua kejanggalan tersebut tidak pernah saya alami ketika menggunakan stabilizer berkapasitas 1000VA.

Setelah dua hari pemakaian, unit tersebut saya kembalikan dan tukarkan dengan alasan kinerja perangkat tidak terlihat seperti stabilizer pada umumnya. Saya ditawari untuk menukarkan dengan unit berbeda merk, kapasitas sama, namun harganya sedikit lebih mahal.

Jadi, ada tambahan uang yang harus dibayarkan untuk transaksi tukar guling tersebut.

Merk stablizer yang kali ini ditawarkan, sama sekali belum pernah saya dengar. Saya menyetujui opsi yang ditawarkan atas dasar pernyataan pihak penjual yang mengatakan stabilizer dengan merk tersebut telah banyak terjual dan tidak pernah ada keluhan dari pembelinya.

Apakah yang disampaikan itu memiliki kebenaran atau tidak, saya pun tidak tahu. Namun, ada kecenderungan untuk mempercayainya karena unit yang baru saya terima akan kembali ditukarkan jika terjadi kejanggalan saat unit dioperasikan di rumah. Memang terada ada perbedaan berat bobot antara stabilizer lama dengan yang baru. Tidak terlalu besar, tapi terasa lebih berat saat di-tenteng pulang ke rumah.

Setelah dipasang dan dioperasikan di rumah, stabilizer berfungsi normal sebagaimana saat menggunakan stabilizer 1000VA. Sama sekali tidak terdengar suara dengungan sebagaimana yang dihasilkan oleh stabilizer sebelumnya. Indikator tegangan menunjuk konstan pada angka 220 Volt dan indikator ampere di angka 0 (nol). Ketika terjadi pemakaian daya pada sebuah perangkat elektronik, indikator ampere bergerak menunjuk angka sesuai dengan besaran pemakaian daya perangkat elektronik tersebut.

Berdasarkan dua kejadian di atas, saya berpendapat, sulit bagi konsumen yang awam dalam bidang kelistrikan untuk mengetahui keaslian produk perlengkapan listrik yang hendak dibeli, dalam kasus ini khususnya stabilizer. Dinamika kondisi pasar perangkat elektronik yang sedemikian aktif pergerakannya, menjadikan banyak produk aspal beredar dengan bebas dan sulit teridentifikasi.

Jadi, seandainya hari ini saya mempublikasikan sebuah merk stabilizer yang (menurut saya) memiliki kualitas mutu terbaik, belum tentu berlaku sama saat anda membeli stabilizer dengan merk tersebut pada keesokan harinya.

Tidak sebagaimana layaknya komputer atau handphone, pemakaian dan fungsi stabilizer bersifat mudah dan umum. Dengan demikian, teknik perakitan stabilizer, tidaklah terlalu rumit untuk dipahami. Hal ini menjadikan spare part (suku cadang) stabilizer sangat mudah di modifikasi / diganti tanpa menimbulkan bekas apa pun yang dapat langsung teridentifikasi apakah masih merupakan produk pabrikan asli atau bukan.

Logika standar mutu stabilizer kualitas produk pabrikan

Jika memang stabilizer yang dibeli masih berupa produk pabrikan asli, apa pun merk-nya, dasar teknologinya adalah sama. Ini dikarenakan fungsi utama stabilizer hanyalah satu, yaitu menstabilkan voltase. Seandainya ada perbedaan harga cukup tinggi antara beberapa merk stabilizer, ini disebabkan fitur komponen elektronik yang terpasang pada stabilizer serta ketebalan gulungan dan tinggi-rendahnya kualitas kawat tembaga didalam casing stabilizer.

Namun demikian, ada satu standar ukuran kualitas yang tetap harus dipenuhi untuk menjadikan sebuah produk stabilizer mampu beroperasi sesuai dengan kapasitasnya. Standar ukuran ini tidak akan banyak berbeda antara satu merk dengan merk lainnya. Demikian juga, standar ukuran ini tidak akan berubah untuk satu tipe produk dari pabrikan dengan merk sama.

Jadi, serendah apapun mutu stabilizer dari produk pabrikan, penerapan standar kualitasnya harus tetap mengacu pada ketentuan teknik yang berlaku (standar / minimum requirement). Sehingga, bagaimanapun murahnya harga sebuah stabilizer produk pabrikan asli, tetap memiliki daya tahan serta performa lebih baik daripada stabilizer produk rakitan.

Menentukan kebenaran mutu sebuah produk stabilizer

Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, cara manual tercepat dan termudah untuk mengetahui kualitas stabilizer antara satu merk dengan merk lainnya adalah dengan membandingkan berat fisik stabilizer dari masing-masing merk tersebut yang memiliki kapasitas sama.

Untuk stabilizer dengan standar produk pabrikan asli, kita dapat menggunakan “internet search engine” (Google, Yahoo, Bing dsb) untuk menemukan nilai bobot berat dari satu / beberapa produk stabilizer yang beredar dipasaran. Disini, kita langsung dapat membandingkan nilai bobot berat antara satu unit dengan lainnya tanpa perlu mengunjungi tempat penjualan. Cara ini jauh lebih efektif dalam hal efisiensi waktu.

Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana kita mengetahui kebenaran standar kualitas dari sebuah stabilizer yang telah dibeli? Apakah hanya dengan bobot lebih berat sebuah stabilizer dapat dinyatakan telah memenuhi standar kualitasnya?

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui secara lebih dekat kebenaran standar kualitas tersebut adalah dengan menimbang fisik stabilizer. Biasanya, pada kardus kemasan atau manual pengoperasian stabilizer disertakan berat bobot dari fisik unit stabilizer.

Jika nilai berat hasil menimbang fisik stabilizer “berbeda jauh” (lebih besar / kecil) dari nilai berat bobot yang tertera pada kardus kemasan / manual pengoperasian, maka ada kemungkinan mutu stabilizer tidak sesuai standar kualitas yang diharuskan atau produk hasil rakitan. Jika nilai berat hasil menimbang “sedikit” lebih besar / kecil atau sama dengan nilai berat yang tertera pada kardus kemasan, maka tidak ada masalah dengan standar kualitas stabilizer tersebut.

Nilai berat pada kemasan = produk pabrikan asli?

Meniru berat unit sebuah produk perangkat elektronik seperti stabilizer, bukanlah hal mudah. Berdasarkan apa yang saya ketahui, terdapat perbedaan berat dari mutu kawat tembaga. Semakin baik kualitas satu kawat tembaga, berat fisiknya semakin tinggi. Harganya pun mengikuti aturan kualitas yang dimiliki. Sehingga, sebuah produk stabilizer tiruan berharga lebih murah namun memiliki berat fisik yang sama dengan produk pabrikan asli adalah (hampir) mustahil.

Kecuali memang sudah ada pihak yang berniat untuk menduplikasinya secara massal. Tindakan ini akan menduplikasi semua kelengkapan produk (termasuk kardus kemasan dan lembar manual pengoperasian) namun dengan spesifikasi yang berbeda dengan aslinya. Sehingga dipasaran terdapat satu produk dengan spesifikasi teknis dan harga berbeda, namun memiliki merk dan tipe yang sama.

Jika tindakan duplikasi tersebut hendak diterapkan untuk satu / dua unit saja akan menjadikan harga per unit produk duplikasi jauh lebih mahal daripada harga unit produk pabrikan aslinya. Oleh sebab itu, para pelaku duplikasi produk seperti ini, lebih berfokus mengerjakan duplikasi untuk produk merk terkenal. Atau bisa juga menduplikasi produk ber-merk biasa saja, namun suku cadang yang ditanamkan adalah suku cadang bekas. Tujuan utamanya hanya satu, mendapatkan keuntungan dari ketidaktahuan konsumen.

Seandainya ada keunggulan yang tidak dimiliki produk aslinya, sebuah produk duplikasi tetap saja merupakan duplikasi. Sebuah produk dengan kualitas kemampuan dan performa tidak sebaik produk yang ditirunya.

Memastikan adanya fasilitas garansi purna jual (after sales)

Secermat apapun tindakan preventif / pencegahan yang kita kerjakan agar tidak tertipu dengan membeli produk aspal, cara menimbang berat fisik dan mengetahui kinerja sebenarnya dari sebuah stabilizer hanya dapat dikerjakan di rumah setelah kita membelinya.

Jadi, bagaimana pun juga, garansi after sales dari pihak penjual tetap perlu dipertanyakan sebelum akhirnya kita memutuskan untuk membayar harga stabilizer yang hendak dibeli. Karena, itu adalah satu-satunya kesempatan bagi kita / konsumen (termasuk saya) untuk bisa mendapatkan kepastian bahwa unit stabilizer yang dibeli merupakan produk pabrikan asli.

Menimbang dan membandingkan berat bobot stabilizer, tidak dapat sepenuhnya dijadikan acuan sebagai cara pasti untuk menentukan kualitas teknik dari sebuah stabilizer. Hingga saat ini, cara tersebut merupakan satu-satunya solusi manual yang dapat saya definisikan untuk mendapatkan produk stabilizer standar pabrikan.

Memastikan adanya garansi purnal jual, tetap merupakan pelindung terbaik untuk mempertahankan hak kita sebagai konsumen.

Semoga bermanfaat…! 🙂

Satu tanggapan untuk “Stabilizer : Merk & Kualitas

  1. saya mau tny ttg stabiliser lebih mendetail..saya punya stabiliser 3000N..pada awal bisa digunakan untuk AC..tp setelah 1 bln..ac jd ngedrop lg..dan bentar naik jadi dingin..bentar hanya spt kipas..sy sgt butuh bantuan bpk..tlg email ke saya, mengenai solusi pak..thx

Tinggalkan Balasan ke devvi natalia Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *