Pemahaman kita selama ini mengenai stabilizer adalah sebuah perangkat elektronik untuk mengkondisikan voltase listrik tidak stabil menjadi stabil, sehingga arus listrik dapat dengan aman di konsumsi oleh perangkat elektronik yang terhubung dengannya. Bagaimana prosesnya, itu urusan stabilizer yang menanganinya. Jika memang hanya demikian fungsi stabilizer, mengapa seringkali terdengar kasus stabilizer bermasalah?

Logika faktor penentu nilai kapasitas stabilizer

Jika mengacu pada pemahaman mengenai stabilizer seperti yang disebutkan di atas, berarti, kondisi voltase listrik tidak stabil sudah pasti akan diterima stabilizer selama menjalankan fungsinya. Sama dengan perangkat elektronik lainnya, stabilizer juga membutuhkan kondisi arus listrik yang stabil saat bekerja menstabilkan voltase. Jadi, saat pekerjaan menstabilkan voltase sedang berlangsung, arus listrik yang dikonsumsi oleh stabilizer (harus) sudah dalam kondisi stabil.

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Bukankah stabilizer juga menggunakan listrik yang sama untuk dan selama bekerja menstabilkan voltase?

Saya baru mulai mendapat gambaran dasar tentang cara pemakaian stabilizer ketika setelah membaca uraian manual pemakaian stabilizer milik sahabat saya.

Disitu dinyatakan bahwa :

nilai kapasitas stabilizer harus lebih besar 25% dari kapasitas konsumsi listrik perangkat elektronik yang hendak distabilkan.

Berdasarkan informasi tersebut, dalam pemahaman saya, ada sebagian kapasitas yang dimiliki stabilizer memang sengaja (harus) disisakan / dicadangkan untuk kepentingannya sendiri selama beroperasi dalam kondisi voltase tidak stabil. Jadi, ada sebagian area dari total kapasitas yang sudah menjadi bagian stabilizer sebagai sumber konsumsi daya saat beroperasi. Baik pada saat sedang menstabilkan arus listrik atau tidak, area ini akan terus terpakai selama stabilizer dalam kondisi aktif / menyala.

Ketika ada permintaan konsumsi daya arus listrik dari perangkat elektronik yang terhubung dengannya, stabilizer akan mengerjakan pada area yang berbeda. Sehingga, sebelum bekerja menghasilkan output voltase listrik yang stabil untuk perangkat elektronik lain, stabilizer telah terlebih dulu bekerja menstabilkan voltase untuk dirinya sendiri. Dengan demikian, stabilizer tetap dapat melakukan pekerjaannya menstabilkan voltase listrik dengan benar, meski input listrik yang dikonsumsinya dalam keadaan tidak stabil.

Kalau pemahaman saya benar seperti itu, artinya, ada dua faktor penentu nilai kapasitas dari sebuah stabilizer, yaitu :

  1. Nilai kapasitas dari konsumsi daya perangkat elektronik yang terhubung dengannya.
  2. Nilai kapasitas konsumsi daya untuk dirinya sendiri.

Jadi, seandainya kita hendak menggunakan stabilizer untuk menstabilkan konsumsi daya sebuah perangkat elektronik, kedua nilai tersebut harus kita ketahui dan jumlahkan guna mendapatkan nilai total kapasitas minimal stabilizer.

Sehingga, jika menggunakan acuan dari manual pemakaian stabilizer yang saya baca, sebesar 75% dari total kapasitas stabilizer digunakan untuk kepentingan menstabilkan perangkat elektronik. Sisa kapasitas sebesar 25% digunakan untuk dirinya sendiri.

Contoh penerapan pemakaian Nilai Kapasitas Stabilizer

Misalnya, jika kita hendak menstabilkan input voltase listrik untuk sebuah kulkas dengan konsumsi daya 150 Watt. Dengan mengikuti teori di atas, diperlukan stabilizer dengan nilai kapasitas minimal sebesar 150 Watt + 25% dari 150 Watt.

Hitungan untuk mendapatkan nilai Watt sebesar 25% untuk stabilizer itu adalah :

= (150 Watt / 0,75) – 150 Watt
= 200 Watt – 150 Watt
= 50 Watt

Sehingga, total kapasitas stabilizer untuk menstabilkan kulkas dengan konsumsi daya sebesar 150 Watt adalah sebesar 200 Watt. Jika dikonversi ke dalam satu VA (Volt Ampere) yang biasa digunakan pada stabilizer, maka nilai kapasitas stabilizer 200 Watt akan menjadi :

= 200 Watt / 0,8
= 250 VA

Jika kedua hitungan disederhanakan, maka akan sama dengan :

= 150 / 0,75 / 0,8
= 250 VA

Jadi, nilai kapasitas minimal yang dibutuhkan dari stabilizer untuk menstabilkan input voltase listrik kulkas sebesar 150 Watt adalah 250 VA.

Namun, secara praktek, nilai hasil perhitungan besaran kapasitas tersebut seringkali (bahkan sama sekali) tidak dapat digunakan dan berakhir dengan kerusakan pada unit stabilizer.

Dimana letak kesalahannya?

Ada dua kemungkinan yang bisa menjadi penyebabnya, yaitu :

  1. Kesalahan pemasangan kabel jalur arus listrik stabilzer.
  2. Nilai kapasitas stabilizer yang (ternyata) masih terlalu rendah.

Solusi untuk kemungkinan penyebab pertama, uraiannya telah saya ceritakan di artikel Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah.

Sedangkan untuk kemungkinan penyebab kedua, cenderung dikarenakan dinamika peredaran listrik di jaringan kabel akibat perbedaan perilaku mengkonsumsi listrik yang dimiliki perangkat-perangkat elektronik di dalam rumah.

Solusi terbaik yang saya ketahui adalah dengan memasang stabilizer untuk menstabilkan listrik sebesar kapasitas listrik yang saat ini terpasang di rumah. Atau kata lain yang lebih sederhana adalah men-stabilizer-kan listrik (untuk) satu rumah.

Menghitung Kapasitas Stabilizer berdasarkan Instalasi Listrik Terpasang

Untuk menentukan besaran kapasitas stabilizer sesuai kapasitas listrik terpasang di rumah tidaklah sulit. Sama saja dengan menghitung nilai kapasitas stabilizer untuk sebuah perangkat elektronik. Hanya saja nilainya yang jauh lebih besar dan lebih mudah menghitungnya.

Kita hanya perlu menghitung tambahan 25% dari kapasitas listrik terpasang di rumah untuk menentukan nilai stabilizer yang hendak dipasang. Karena, satuan listrik yang digunakan antara stabilizer dengan kapasitas listrik terpasang di rumah adalah sama, yaitu Volt Ampere ( VA ).

Rumusnya :

nilai kapasitas stabilizer (=) nilai kapasitas listrik (/) 0,75

Misalnya : nilai kapasitas listrik terpasang di rumah adalah 1300 VA. Maka, nilai kapasitas stabilizer yang diperlukan adalah sebesar :

= 1300 VA / 0,75
= 1733,33 VA

Nilai sebesar 1733,33 VA itu adalah nilai minimal, yang artinya boleh lebih besar tapi (diusahakan) jangan kurang dari 1733,33 VA.

Stabilizer untuk keperluan satu rumah memiliki cara pemasangan yang berbeda dengan stabilizer untuk satu perangkat elektronik. Mengenai hal itu, saya telah ceritakan juga di artikel Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah.

Logika Alasan Tingkat Keamanan yang lebih Baik

Setelah kita mengetahui nilai kapasitas stabilizer yang hendak dipasang di satu rumah, maka tindakan selanjutnya adalah menentukan tempat stabilizer harus dipasang.

Metode pemasangan / instalasi stabilizer dengan posisi di jalur kabel antara meteran PLN dengan box MCB dalam rumah bertujuan (semata-mata) untuk melindungi stabilizer dari pengaruh langsung kondisi ekstrim yang mungkin terjadi dari arus listrik. Walaupun kapasitas stabilizer lebih besar dari instalasi listrik terpasang, tidak menjamin untuk pasti dapat bertahan terhadap efek kondisi ekstrim dari ketidakstabilan voltase yang berkesinambungan.

Gambar : Skema Pemasangan Stabilizer untuk satu rumah

Di jalur kabel ini, efek negatif yang mungkin terjadi dari masing-masing jalur (input = PLN dan output = dalam rumah) akan lebih dulu diminimalisir oleh MCB di masing-masing jalur sebelum mengenai stabilizer.

Pada jalur input arus listrik yang berasal dari PLN, MCB pada unit meteran akan menghentikan semua kondisi aliran arus listrik diluar kapasitasnya. Dengan demikian, stabilizer hanya akan mendapatkan kondisi arus listrik masih dalam porsi / batas toleransi kemampuan MCB meteran PLN saja. Selama kapasitas stabilzer lebih besar dari MCB di meteran PLN, besaran arus listrik yang masuk akan tetap lebih kecil daripada kapasitas stabilizer.

Sehingga, kondisi apa pun yang terjadi, akan tetap dapat diakomodir oleh stabilizer dengan baik. Arus listrik akan tetap berada pada porsi kapasitas MCB, sehingga stabilizer masih (pasti) tetap dalam kondisi aman.

Konsep yang sama juga akan berlaku pada jalur output. Seandainya terjadi hubungan pendek pada instalasi kabel dalam rumah, arus listrik akan diputuskan oleh MCB yang terpasang pada box MCB. Kalau pun masih ada efek dari kondisi tersebut, stabilizer menerimanya tidak sebesar kondisi awal saat hubungan pendek terjadi.

Logika kemampuan kinerja yang lebih Baik

Efek listrik hasil kinerja stabilizer untuk satu rumah tidak akan pernah bisa disamaratakan dengan stabilizer hanya untuk satu perangkat elektronik.

Ketika kita memasang stabilizer untuk satu kulkas, maka kapasitas ruang yang tersedia untuk stabilizer mengerjakan tugas menstabilkan voltase listrik hanya sebatas untuk kulkas + stabilizer saja. Namun, jika kita memasang stabilizer untuk satu rumah, maka akan selalu tersedia sisa ruang kapasitas yang lebih besar untuk stabilizer mengerjakan tugas menstabilkan voltase.

Bisa terjadi seperti itu karena ada perbedaan interval waktu mengkonsumsi listrik yang menjadi bawaan dari masing-masing perangkat elektronik. Selain itu, kita tidak selalu menyalakan semua perangkat elektronik yang ada di rumah secara berbarengan. Seandainya bisa terjadi, paling banyak dua atau tiga perangkat elektronik saja. Kalaupun dipaksakan untuk semua perangkat elektronik menyala di waktu yang bersamaan, tetap masih bisa diakomodir jumlahnya oleh stabilizer.

Jadi, selama jumlah daya yang digunakan untuk menyalakan perangkat-perangkat elektronik di rumah masih dalam batas kapasitas listrik terpasang (tidak membuat MCB meteran nge-jepret), maka stabilizer tetap bisa bekerja menstabilkan voltase listrik untuk pemakaian setiap perangkat elektronik dengan baik.

Aturan kapasitas dan pengaruh fitur stabilizer

Besar pemakaian daya yang dapat diakomodasi oleh stabilizer, memang tidak sebesar kapasitas asli yang dimilikinya. Hal ini juga tergantung dari fitur yang dimiliki stabilizer. Pada stabilizer tertentu (biasanya =< 3000 VA), selain standar pengoperasian menstabilkan voltase, juga memiliki fitur untuk meng-konversi voltase dan menggunakan multi-voltase. Kapasitas yang dibutuhkan satu unit stabilizer untuk mengoperasikan fitur-fitur tersebut jauh lebih besar daripada pengoperasian standar fungsi kerjanya.

Ada beberapa aturan yang menjadi dasar perhitungan sesuai penggunaan dalam menentukan besaran kapasitas stabilizer. Hal ini perlu diketahui agar besaran kapasitas cadangan stabilizer yang sebenarnya dapat terpenuhi. Dengan demikian, stabilizer dapat lebih efektif dan benar dalam menjalankan fungsi kerjanya. Ada 3 kondisi yang menjadi dasar perhitungan penentuan kapasitas stabilizer yang saya ketahui hingga saat ini :

1. Input 220 Volt – Output 220 Volt (single-voltase).

Untuk pemakaian daya dengan input dan output tegangan 220 Volt, kemampuan stabilizer mengakomodasi pemakaian daya adalah sebesar 75%.

Misalnya, kita memiliki stabilizer berkapasitas 1500VA (1200 Watt) untuk mendukung instalasi listrik terpasang di rumah sebesar 1300VA (1040 Watt). Jika terjadi pemakaian daya hingga sebesar 1300VA, batas kemampuan stabilizer 1500VA mengakomodasi pemakaian daya adalah 75%, yaitu sebesar :

= 1200 Watt x 0,75
= 900 Watt saja.

Sehingga, untuk dapat mengakomodasi pemakaian daya hingga sebesar 1300VA (1040 Watt), kita harus menambahkan kapasitas kebutuhan stabilizer agar diperoleh nilai 1300VA pada tingkat 75% pemakaian daya, yaitu :

= 1040 Watt / 0,75 / 0,8
= 1386,67 Watt / 0,8
= 1733,33 VA

Atau, sama saja dengan :

= 1300VA / 0,75
= 1733,33 VA.

Jika dikonversikan kembali ke dalam satuan Watt menjadi :

= 1733,33 VA x 0,75 x 0,8
= 1040 Watt.

Dengan demikian, besar kapasitas stabilizer yang digunakan untuk mendukung instalasi listrik terpasang sebesar 1300VA adalah >= 1733,33 VA.

Rumus hitungan untuk kebutuhan penggunaan single-voltase :

Berdasarkan kapasitas stabilizer (VA)

= (1733,33VA x 0,75) x 0,8
= 1300VA x 0,8
= 1040 Watt.

Berdasarkan kapasitas listrik terpasang (Watt)

= (1040 Watt / 0,8) / 0,75
= 1300VA / 0,75
= 1733,33 VA.

2. Input 220 Volt – Output 220 Volt & 110 Volt (multi-voltase)

Pada stabilizer tertentu, memiliki fitur voltase ganda (multi-voltase) sebagai outputnya. Jadi dengan menggunakan stabilizer berfitur multi-voltase, kita dapat membuat dua jalur kabel dengan tegangan berbeda di rumah. Fitur ini berguna bagi anda yang memiliki perangkat elektronik dengan tegangan 110 Volt tanpa harus menggunakan unit pengkonversi voltase (transformer step-up step-down). Namun, sebagai konpensasi, kapasitas stabilizer harus lebih besar 50%.

Misalnya, kapasitas daya listrik terpasang sebesar 1300VA – 220 Volt. Kapasitas minimal stabilizer untuk dapat mengakomodasi keluaran (output) multi-voltase harus 1300VA / 0,5 = 2600 VA, dikonversi kesatuan Watt menjadi 2080 Watt.

Rumus hitungan untuk kebutuhan penggunaan multi-voltase :

Berdasarkan kapasitas stabilizer (VA)

= (2600VA x 0,8) x 0,5
= 2080 Watt x 0,5
= 1040 Watt.

Berdasarkan kapasitas listrik terpasang (Watt)

= (1040 Watt / 0,8) / 0,5
= 1300VA / 0,5
= 2600 VA.

3. Input 220 Volt – Output 110 Volt (konversi voltase / transform)

Fitur meng-konversi voltase ini (biasanya) sudah termasuk dalam fitur multi-voltase. Hanya keperluan penggunaannya saja yang berbeda. Kapasitas stabilizer yang dapat digunakan untuk mengakomodasi fitur ini adalah sebesar 25%. Jadi diperlukan stabilizer berkapasitas 75% lebih besar untuk mengakomodasi fitur ini.

Misalnya, kapasitas daya listrik terpasang sebesar 900VA – 220 Volt (4 Ampere) hendak dikonversikan menjadi 900VA – 110 Volt (8 Ampere). Kapasitas minimal daya (Watt) stabilizer untuk dapat mengakomodasi keluaran (output) sebesar 110 Volt harus 900VA / 0,25 = 3600VA, yang dikonversi ke satuan Watt menjadi 3600VA x 0,8 = 2880 Watt.

Rumus perhitungan untuk kebutuhan meng-konversi voltase :

Berdasarkan kapasitas stabilizer (VA)

= (3600VA x 0,8) x 0,25
= 2880 Watt x 0,25
= 720 Watt.

Berdasarkan kapasitas listrik terpasang (Watt)

= (720 Watt / 0,8) / 0,25
= 900VA / 0,25
= 3600VA.

Saya kurang memahami bagaimana perlakuan yang harus diterapkan untuk instalasi listrik terpasang bertegangan 110 Volt. Saya hanya melihat ada perbedaan pada nilai satuan Ampere saja antara tegangan 220 Volt dengan 110 Volt.

Memisahkan kebutuhan voltase perangkat tertentu

Pada kasus-kasus tertentu, ada beberapa perangkat elektronik yang masih memiliki tegangan 110 Volt di rumah. Jika default / standar tegangan di rumah adalah 220 Volt, dapat digunakan satu unit stabilizer tersendiri untuk memenuhi kebutuhan daya perangkat tersebut.

Misalnya, tegangan listrik terpasang di rumah 220 Volt, anda hendak menggunakan satu unit stabilizer terpisah untuk mendukung kapasitas daya lemari es satu pintu 78 Watt – 110 Volt. Maka, kapasitas stabilizer yang dibutuhkan adalah :

= (78 Watt / 0,8) / 0,25
= 97,5 / 0,25
= 390 VA.

Jadi, diperlukan stabilizer berkapasitas minimal 390 VA untuk kebutuhan daya lemari-es 78 Watt – 110 Volt pada tegangan listrik dari 220 Volt. Nilai VA stabilizer beredar dipasaran yang lebih besar dan mendekati nilai 390 VA, adalah 500 VA. Anda tinggal membalikkan hitungannya untuk mengetahui kebenaran kapasitas stabilizer tersebut dalam mendukung daya sebesar 78 Watt – 110 Volt :

= (500 x 0,8) x 0,25
= 400 x 0,25
= 100 Watt.

Jadi, output yang dihasilkan stabilizer 500 VA dapat mengakomodir pemakaian daya sebesar 100 Watt pada tegangan 110 Volt.

Apakah besar kapasitas stabilizer yang lebih kecil dari instalasi listrik terpasang tidak akan membawa dampak negatif di kemudian harinya? Dalam kondisi instalasi listrik terpasang telah dilengkapi dengan stabilizer, tindakan peng-konversi-an tegangan seperti diatas tidak akan membawa dampak negatif apapun. Saya tidak tahu bagaimana dampaknya pada instalasi listrik terpasang di rumah yang tanpa didukung dengan stabilizer.

Penerapan teori aturan kapasitas

Dari ketiga dasar aturan teori perhitungan kapasitas stabilizer di atas, penerapan yang pernah saya kerjakan hanya pada teori perhitungan pertama (single-voltase). Itu pun tanpa disengaja. Sampai dimana kebenaran dua teori perhitungan lainnya, saya sama sekali tidak mengetahuinya. Yang jelas, untuk kebutuhan menstabilkan listrik pada satu rumah, sebaiknya nilai kapasitas daya stabilizer yang digunakan lebih besar dari nilai kapasitas daya instalasi listrik terpasang.

Dasar perhitungan teori kapasitas stabilizer di atas dapat dijadikan parameter untuk menentukan besar kapasitas stabilizer yang dibutuhkan sesuai instalasi terpasang di satu rumah. Tindakan ini, setidaknya, dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya dampak negatif / kerusakan pada stabilizer dari akibat kekurangan cadangan kapasitas sebagaimana yang sebenarnya dibutuhkan.

Semoga bermanfaat! 🙂

6 tanggapan untuk “Cara Menghitung Kapasitas Stabilizer

  1. mo nanya pak bro…gmna solusi tuk listrik di rumah saya sring turun hngga tinggal 100v (angka jarum amper) apakah stavol mmpu beroperasi utk menghidupkan elektronik 220v (freezer dll) tlg pak solusi nya ke almt email saya.tq

  2. Salam kenal, saya mau tanya listrik dirumah berdaya 900Watt dari PLN. Kalau saya pasang stabilizer 2000VA untuk kebutuhan seluruh rumah apakah cukup? untuk pemakaian normal rumah tangga pada umumnya AC,komputer,mesin cuci-lemari es-pompa air dsb nya yang diatur bergantian. Selama ini stabilizer tersebut saya pasang hanya untuk AC-Komputer-TV LED-dan Home Theatre saja.
    Terima kasih atas jawabannya.
    Rgds,
    Aries

    1. Cukup, bahkan masih ada sisa 500VA (900 / 0,8 / 0,75 = 1500VA). Tidak masalah, malahan lebih baik seperti itu. Kalau pun anda tidak sengaja telah menggunakan pemakaian daya melebihi 900 Watt, MCB meteran PLN yang akan terlebih dulu “trip”.

      Salam.

  3. mau tanya pa…listrik di rumah saya 1300watt, saya beli stavol 5000va setelah dipasang kata orang yg pasang tidak mau ngisi. kenapa bisa seperti itu pak. apa stabilizer/stavol nya kebesaran va. apa saya harus menaikan daya listrik rumah?. trimakasih

    1. Terima kasih telah mengunjungi “Listrik di Rumah”,

      Saya kurang paham mengenai pernyataan “tidak mau ngisi” dari tekhnisi yang mengerjakan pemasangan stabilizer tersebut. Setahu saya, prinsip kerja stabilizer hanya menerima, memperbaiki dan (kemudian) menyalurkan listrik saja. Tidak ada media penyimpan energi seperti baterei kering yang ada di UPS.
      Besar kapasitas stabilizer pun, setahu saya, tidak ada pengaruhnya dengan kapasitas listrik di rumah anda. Berapa pun besar kapasitas stabilizer, akan tetap berfungsi setelah inputnya tersambung dengan instalasi listrik di rumah.
      Kalau setelah pemasangan, stabilizer anda kondisinya mati total, saya rasa, memang ada masalah dengan stabilizer anda. Bukan kapasitas stabilizer mau pun listrik di rumah yang menjadi penyebabnya.

      Salam.

Komentar ditutup.