Stabilizer atau Automatic Voltage Regulator – AVR (Pengatur Otomatis Voltase Listrik) atau lebih sering disebut dengan Stavol, fungsinya adalah untuk menjaga lonjakan mendadak voltase listrik yang masuk ke dalam satu / beberapa perangkat elektronik. Secara sederhana, proses kerjanya adalah menampung sementara daya listrik yang masuk, kemudian menyalurkannya pada perangkat elektronik hanya sebatas konsumsi daya dan voltase kebutuhan perangkat tersebut.

Secara teori, kualitas keluaran daya listrik dari stabilizer sudah dalam batas aman untuk dijadikan konsumsi sumber daya perangkat elektronik yang menerima. Namun, pada kenyataannya, tidak seperti demikian kondisi yang sering dialami oleh kebanyakan orang. Walau pun stabilizer sudah di pasang, tetap saja perangkat elektronik yang telah tersambung mengalami masalah. Mengapa?

Membeli stabilizer

Pada dasarnya, setiap unit stabilizer memiliki standar ukuran dan batas kemampuan sesuai dengan kapasitasnya dalam menerima sumber daya yang menjadi masukkan dari instalasi listrik terpasang di rumah.

Dulu, saat hendak membeli stabilizer, pemikiran yang ada di kepala saya adalah kapasitas daya stabilizer yang hendak di beli harus dapat mendukung konsumsi listrik dari perangkat elektronik yang nantinya akan tersambung. Jadi, pengertiannya hanya sebatas pada keluaran (output) daya listrik yang dihasilkan stabilizer harus sama / lebih besar dari masukkan (input) daya dari perangkat elektronik yang tersambung dengannya.

Cuma sampai disitu saja.

Padahal, ada sebagian informasi lagi yang jarang terdengar dan sampai di telinga saya (pemakai), yaitu besaran daya listrik yang menjadi masukkan (input) bagi unit stabilizer tersebut.

Dalam kondisi voltase listrik dari PLN relatif stabil atau hanya terjadi lonjakan kecil, stabilizer dapat meredamnya dan keluaran daya yang dihasilkan masih ideal untuk dikonsumsi perangkat elektronik yang tersambung dengannya. Namun ketika voltase listrik PLN mendadak melonjak cukup tinggi, dampak negatif yang dihasilkan diantaranya :

  • sikring stibilizer menjadi putus.
  • kumparan tembaga pada unit stabilizer terbakar (hangus).
  • peralatan elektronik yang terhubung pada unit stabilizer menjadi rusak (biasa terjadi pada stabilizer bermutu rendah).

Bisa terjadi hanya satu dari ketiga kemungkinan diatas, atau gabungan dua dari tiga kemungkinan, atau bisa juga ketiga-tiganya terjadi dalam waktu bersamaan.

Mengambil kesimpulan dari kejadian rusaknya stabilizer berkapasitas sedang (500 VA & 1000 VA) akibat lonjakan voltase listrik yang saya alami, membuat saya berpikir, bahwa pada dasarnya stabilizer merupakan sebuah perangkat elektronik biasa yang juga bisa rusak akibat lonjakan voltase listrik cukup tinggi.

Kalau demikian halnya, untuk apa menggunakan stabilizer?

Tiga dari lima unit stabilizer berbagai merek dengan kapasitas sedang telah menjadi bangkai di rumah saya. Jadi, pada saat itu, saya menghentikan proyek “me-stabilizer-kan” listrik di rumah untuk sementara waktu.

Kapasitas Stabilizer > 25% …?

Beberapa bulan kemudian, seorang teman bercerita telah membeli stabilizer berkapasitas daya sedang (1000 VA), buatan China.

Singkat cerita… saya membaca manual pemakaian yang ada dalam kardus stabilizer tersebut. Salah satu informasi yang tertera di dalamnya menyatakan bahwa kapasitas minimal daya yang dimiliki stabilizer harus 25% lebih besar dari kapasitas daya listrik yang menjadi input.

Berulang kali membaca poin tersebut, sampai akhirnya saya mengambil kesimpulan : seandainya input daya listrik harus 25% lebih kecil dari kapasitas stabilizer yang hendak dipasang, maka kapasitas daya yang harus dimiliki stabilizer adalah 125% dari daya listrik yang dibutuhkan.

Jadi, kalau hendak menstabilizerkan kulkas berdaya 150 Watt, maka kapasitas stabilizer yang dibutuhkan adalah sebesar : 150 x 125% = 187,5 Watt.

Lalu, bagaimana jika hendak menstabilizerkan listrik untuk satu rumah?

Jika rumah dengan kapasitas listrik terpasang 1300 VA, maka kapasitas stabilizer yang dibutuhkan adalah : 1300 x 125% = 1625 VA.

Namun, pernyataan kapasitas stabilizer lebih besar 25% itu sendiri memiliki dualisme pemahaman.

Jika kemudian nilai dasar perhitungan 1300 VA = 75%, maka untuk menjadikannya 25% lebih besar adalah : 1300 / 0,75 = 1733 VA (?).

Jadi, mana yang benar antara 1625 VA dengan 1733 VA?

Mungkin, deskripsi yang tertera hanya sekedar informasi pengantar biasa atau informasi asal-cetak untuk memenuhi lembar manual saja (LOL). Namun, jika dipikir-pikir lebih jauh lagi, ada benarnya juga.

Bagaimana sebuah stabilizer dapat berfungsi dengan benar jika kapasitas daya tampung listrik yang dimilikinya lebih kecil dari daya listrik yang masuk ke dalamnya?

Analoginya seperti menuangkan air dari jerigen berkapasitas 50 liter ke dalam ember berkapasitas 6 liter. Sementara air dalam ember yang telah tertuang belum sempat terpakai, air dari jerigen terus masuk ke dalam ember hingga luber.

Karena tidak sepenuhnya meyakini keterangan yang tercetak pada lembar manual stabilizer tersebut, saya mencoba mencari informasi lain yang sekiranya dapat mendukung teori yang telah dinyatakan. Namun, di tahun 2005, peredaran informasi di internet masih merupakan “sesuatu yang bersifat spesifik”. Saya kesulitan  mendapatkan informasi yang sekiranya dapat dipahami awam di bidang teknik listrik.

Setelah beberapa minggu kemudian tanpa mendapat hasil informasi cukup akurat, saya putuskan membeli stabilizer berkapasitas 3000 VA buatan Cina ber-merek sama dengan yang sebelumnya dibeli oleh teman saya, guna meng-cover daya listrik terpasang sebesar 1300 VA di rumah. Saat itu saya hanya berharap semoga informasi / teori yang tercetak di manual yang saya baca sebelumnya memiliki kebenaran dalam penerapannya.

Tujuan sebenarnya membeli unit berkapasitas lebih besar ±130% dari kapasitas daya listrik terpasang di rumah adalah agar sisa kapasitas dapat mengantisipasi kapasitas asli yang dimiliki oleh unit / produk stabilizer itu sendiri.

Apakah benar kapasitas asli dari stabilizer tersebut sama dengan yang tertulis pada kardus kemasannya?

Saya tidak pernah tahu mengenai hal itu dan tidak mau mengambil risiko untuk itu. Lagi pula, tidak ada ruginya jika memang kapasitas asli yang dimiliki unit stabilizer sama dengan yang tertulis pada kardus kemasannya. Semakin besar kapasitas stabilizer, semakin ringan kerjanya dalam menstabilkan daya listrik yang diterima sebagai masukkan (input). Begitu teori yang ada di kepala saya.

Kapasitas Watt vs VA Stabilizer

Kini, ada satu kepastian kalau kapasitas stabilizer yang dipasang harus 25% lebih besar dari kapasitas listrik yang menjadi input nya. Jadi, untuk rumah dengan instalasi 1300 VA, dibutuhkan stabilizer berkapasitas 1625 VA atau 1733 VA.

Saya putuskan untuk menggunakan nilai yang lebih besar, yaitu 1733 VA. Karena, dalam logika sederhananya, yang perlu dipastikan adalah besaran nilai daya yang masuk ke stabilizer harus lebih kecil minimal 25% dari kapasitas stabilizer. Jadi, tidak masalah seandainya nilai kapasitas stabilizer yang dipakai melebihi minimal 25% yang dibutuhkan.

Namun, mengapa VA bukan Watt yang dijadikan satuan listriknya?

Satuan daya yang tertera pada stabilizer, pada umumnya menggunakan satuan VA (Volt Ampere), bukan Watt.

Apa perbedaan antara VA dengan Watt?

Saya pernah menanyakan hal itu pada seorang teknisi lapangan PLN dan jawabannya adalah sama. Tidak ada bedanya. Beberapa penjual perangkat listrik juga meng-idem-kan jawaban dari teknisi lapangan tersebut. Menurut mereka, total Watt diperoleh dari perkalian Voltase dengan Ampere (Voltase x Ampere = Watt).

Saat saya mem-browsing di internet, beberapa situs menyatakan hal serupa. Namun, beberapa lainnya menyatakan berbeda. Beberapa situs yang menyatakan berbeda, menjabarkan detail teknis perbedaan tersebut; dimana bagi awam listrik seperti saya, sungguh sulit dimengerti. Ada artikel yang mendefinisikan kedua perbedaan tersebut secara sederhana dan cukup mudah dimengerti, alamatnya : agungriyanto1016.blogspot.com/2011/03/perbedaan-watt-dan-va.html?m=1.

Garis besar pengertian yang saya peroleh dari pembahasan perbedaan kedua satuan daya di artikel tersebut adalah VA merupakan daya semu. Sedangkan Watt merupakan daya sebenarnya. Untuk mengkonversi nilai VA ke Watt, diperlukan satu nilai lagi dari satuan yang dinamakan Faktor Daya. Default / standar nilai Faktor Daya yang biasa ditemukan pada perangkat elektronik (mis. UPS atau stabilizer) adalah 0,8. Sehingga nilai daya sebenarnya (Watt) perangkat elektronik berdaya 3000 VA adalah : 3000 x 0,8 = 2400 Watt.

Sekarang, mari kita hitung dan tentukan berapa daya sebenarnya (Watt) pada instalasi listrik PLN di rumah yang berkapasitas 1300. Pengertian instalasi listrik berkapasitas 1300, lebih banyak dimengerti (secara awam) dengan 1300 Watt. Bukan 1300 VA. Beberapa sumber menyatakan bahwa yang benar adalah 1300 VA dan bukan 1300 Watt.

Seandainya memang berbeda, berarti instalasi listrik terpasang sebesar 1300 VA yang merupakan daya semu, harus dikalikan dengan nilai Faktor Daya sebesar 0,8 (?) untuk mendapatkan nilai daya sebenarnya. Sehingga, kapasitas dari instalasi listrik terpasang hanya sebesar 1300 x 0,8 = 1040 Watt.

Benarkah demikian?

Saya tidak tahu dan tidak pernah mengukur atau men-test total kapasitas daya listrik di rumah saya. Praktis, saya tidak mengetahui kebenaran dari teori di atas.

Bagaimana menemukan nilai untuk dijadikan parameter kapasitas stabilizer yang hendak dipasang?

Saya mencoba mengambil jalan tengahnya dengan menggunakan nilai tertinggi, yaitu nilai parameter kapasitas listrik yang harus di-cover adalah 1300 Watt (bukan 1040 Watt).

Jika kapasitas stabilizer harus lebih besar 25% dari instalasi daya sebenarnya yang terpasang di rumah, maka kapasitas kebutuhan Watt dari stabilizer adalah :

1300 / 0,75 = 1733,33 Watt

Jika di konversi ke dalam satuan VA, akan menjadi :

1733,33 / 0,8 = 2166,67 dibulatkan ke atas : 2167 VA

Jadi kapasitas daya VA terendah dari stabilizer yang hendak dipasang di rumah berdaya 1300 sebaiknya 2167 VA. Seandainya stabilizer dengan kapasitas tersebut tidak ada, diusahakan menggantinya dengan kapasitas yang lebih tinggi (>=2500 VA). Tindakan ini diambil untuk menjaga kemungkinan kapasitas asli unit stabilizer itu sendiri lebih rendah dari yang tertulis pada kemasannya.

Kualitas stabilizer, dalam kasus ini, sangat menentukan performa akhir dari kualitas daya listrik yang dihantarkan ke dalam instalasi kabel di rumah. Harga stabilizer berkualitas bagus (branded), cukup tinggi.

Jika anda tidak mengalami masalah dengan tingginya harga yang harus dibayarkan, perlu dipastikan kredibilitas dari toko / penjualnya. Terlalu banyak produk stabilizer branded “aspal” beredar dipasaran dan digunakan sebagai kesempatan dalam mengeruk keuntungan dari ketidaktahuan konsumen oleh produsen yang tidak bertanggung jawab.

Seandainya harga tinggi merupakan masalah bagi anda, saya sarankan untuk membeli unit non-branded namun produk pabrikan asli dan memiliki standar QC (kontrol kualitas) sendiri, daripada produk branded yang tidak diketahui secara pasti keasliannya.

Biasanya, produk non-branded seperti itu memiliki kualitas “sedikit” lebih rendah dibandingkan produk asli dari branded terkenal. Cara menyiasatinya adalah dengan menaikan standar kapasitas dari yang kita perlukan (lebih tinggi setingkat). Umumnya, unit berkapasitas lebih besar memiliki kualitas dan ketahanan lebih tinggi (di atas kualitas unit yang kita butuhkan).

Sebenarnya, agak sulit untuk sepenuhnya menimpakan kesalahan atas rendahnya kualitas sebuah produk selalu pada penjual / produsen. Mayoritas dari mereka lebih berfokus pada kelancaran dan distribusi barang yang mereka jual. Jarang yang memiliki pengetahuan teknis secara detail tentang barang dagangan mereka. Terlebih lagi untuk produk seperti stabilizer yang “jeroannya” dibungkus dengan casing.

Oleh sebab itu dalam menentukan kualitas sebuah produk, mereka lebih berpedoman pada keluhan yang disampaikan oleh konsumen. Semakin sering keluhan diterima, semakin rendah kualitas sebuah produk. Demikian juga sebaliknya.

Lebih lanjut mengenai Faktor Daya

Terdapat kemungkinan bahwa anjuran untuk menaikkan kapasitas stabilizer lebih besar 25% dari kapasitas daya listrik terpasang di rumah adalah untuk menambah nilai Faktor Daya sebesar 0,8 yang dimilikinya (stabilizer). Hal ini menjadikan stabilizer memiliki besaran kapasitas daya sebenarnya (minimal) sama dengan kapasitas daya sebenarnya dari listrik yang terpasang di rumah. Dari beberapa informasi yang saya peroleh, pada umumnya, besaran nilai Faktor Daya berada pada kisaran 0,8 (terendah) hingga 1 (tertinggi).

Namun, nilai Faktor Daya dapat lebih kecil dari 0,8. Tinggi-rendahnya nilai Faktor Daya akan mempengaruhi jumlah daya yang dikonsumsi oleh perangkat elektronik. Semakin kecil nilai Faktor Daya, semakin besar jumlah daya yang dikonsumsi. Beberapa informasi mengenai UPS yang saya dapatkan, nilai Faktor Daya sebesar 0,7 merupakan nilai cukup ideal bagi sebuah UPS. Dari semua informasi-informasi tersebut, saya menyimpulkan bahwa terdapat satu area / ruang yang cukup luas untuk dapat dipahami sepenuhnya mengenai Faktor Daya.

Logika gampangnya adalah jika kapasitas listrik terpasang di rumah sebesar 1300 VA dengan nilai Faktor Daya sebesar 1, maka besar daya sebenarnya adalah 1300 Watt. Sehingga untuk meng-cover-nya, dibutuhkan stabilizer berkapasitas minimal 2167 VA sebagaimana yang telah dicontohkan sebelumnya.

Seandainya kapasitas listrik terpasang sebesar 1300 VA dengan Faktor Daya sebesar 0,8; maka dibutuhkan stabilizer berkapasitas VA sedikit lebih kecil untuk meng-covernya. Jadi, jika anda merasa yakin kapasitas listrik terpasang di rumah sebesar 1300 VA memiliki Faktor Daya sebesar 0,8; cukup menggunakan stabilizer berkapasitas minimal 1733 VA saja.

Saya sendiri tidak mengerti bagaimana caranya mengetahui dan menentukan nilai dari Faktor Daya ini.

Terlalu jauh (menurut saya) untuk mempelajari teknik kelistrikan secara lebih mendalam hanya sekedar demi memenuhi kebutuhan kualitas listrik yang lebih baik di sebuah rumah pada umumnya. Untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi dari ketidaktahuan tersebut, saya mengambil jalan tengah (langkah aman) dengan mengasumsikan kapasitas listrik terpasang di rumah menggunakan satuan Watt bukan VA (sebesar 1300 Watt). Sehingga, dibutuhkan kapasitas stabilizer jauh lebih besar dari yang (mungkin) semestinya terpasang (>= 2167 VA).

Seandainya ada argumen yang menyatakan cara seperti ini tidak / kurang tepat, saya tidak terlalu mau memikirkan atau pun menanggapinya. Selama tindakan yang telah dilakukan masih berada pada jalur yang benar (tidak membahayakan), tidak merugikan atau melanggar hukum, serta secara umum menghasilkan satu keadaan lebih baik; bagi saya, layak untuk dicoba.

Memasang stabilizer

Saya memasang unit stabilizer pada jalur kabel yang keluar dari kotak MCB di dalam rumah. Jadi keluaran daya listrik dari meteran, mengalir masuk ke MCB dalam rumah. Keluaran daya dari MCB, dialirkan sebagai masukkan daya untuk stabilizer. Keluaran daya listrik dari stabilizer inilah yang kemudian disebarkan ke seluruh rumah.

Ilustrasinya :

Sebelum :

Gambar : Skema Instalasi Listrik Meteran SEBELUM dipasang STABILIZER

Setelah :

Gambar : Skema Instalasi Listrik Meteran SETELAH dipasang STABILIZER

Untuk mengerjakannya, saya menggunakan jasa seorang pensiunan pegawai lapangan PLN. Total biaya yang harus saya keluarkan hingga semua perangkat, peralatan tambahan dan jasa pemasangan selesai ± Rp. 1.000.000,-.

Tahun 2012 adalah tahun ke -7 sejak instalasi itu dikerjakan dan menyala non-stop selama 24 / 7, dan berjalan normal tanpa gangguan berarti.

Pengertian dari “berjalan normal tanpa gangguan berarti” adalah selama hampir tujuh tahun, kerusakan perangkat elektronik hanya terjadi pada dua unit kipas pendingin audio saja. Saya memiliki 6 unit kipas audio terpasang di rumah dan semuanya aktif beroperasi setiap hari pada jam-jam tertentu secara bergilir. Saya berpendapat, kerusakan pada dua unit diantaranya, lebih cenderung pada produksi unit yang kurang sempurna daripada efek yang ditimbulkan oleh daya listrik. Karena 4 unit yang tersisa masih beroperasional secara normal.

Percobaan sangat sederhana yang pernah dilakukan untuk membandingkan keadaan sebelum dan setelah instalasi adalah menyalakan lampu bohlam 5 watt selama 24 jam. Sebelum instalasi, rata-rata umur bohlam ± 2 bulan saja. Setelah instalasi, rata-rata umur lampu bohlam ± > 6 bulan. Hal lain yang terasa berbeda adalah penggantian lampu SL (lampu hemat energi) yang biasanya dilakukan setahun sekali, menjadi > 3 tahun sekali untuk pemakaian dalam jumlah jam yang sama (± 8 jam per hari) dan itu dilakukan pada rumah lampu yang sama.

Jika lampu bohlam yang jelas terlihat tidak memiliki unit stabilizer internal, dapat bertahan lebih lama, tentu saja perangkat elektronik yang sudah dilengkapi unit stabilizer internal (mis. televisi / lemari es) dapat bertahan lebih baik dari lampu bohlam.

Untuk anda yang terbiasa mengerjakan kebutuhan pemasangan alat-alat listrik sederhana, saya rasa, tidaklah sulit untuk memasang sendiri stabilizer berkapasitas di atas 1500 VA. Karena unit dengan kapasitas di atas 1500 VA memang berbeda pemasangannya dengan unit yang berkapasitas sama atau lebih rendahnya.

Seandainya anda tidak pernah berurusan dengan kelistrikan, lebih baik untuk menggunakan jasa orang yang mengerti untuk melakukan instalasi stabilizer.

Selain perangkat unit dari stabilizer itu sendiri, anda membutuhkan beberapa meter kabel dan rak kecil sebagai tempat tersendiri dari stabilizer agar terlindung dari jangkauan dan tidak membahayakan anak-anak. Jangan menempatkannya pada rak / lemari yang tertutup rapat. Sebaiknya, diletakkan pada tempat dimana kondisi keseluruhan unit dapat langsung terlihat dari kejauhan tanpa harus mendekatinya.


Pada artikel Skema Pemasangan Stabilizer, telah saya sertakan beberapa ilustrasi gambar skema jalur kabel pemasangan stabilizer kelas 3000VA. Baik skema dasar maupun pengembangannya. Anda dapat melihatnya untuk memperoleh gambaran yang lebih baik.


Untuk cara memasang sendiri dan cara pemakaian stabilizer pada umumnya di rumah tinggal, dapat anda temukan ulasannya di artikel : Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah.

Jenis Stabilizer

Dari informasi yang saya peroleh dari internet, ada 4 jenis stabilizer yang dapat digunakan untuk kebutuhan skala rumah tinggal, yaitu servo-motor, relay, digital-relay dan ferro-resonant. Dari keempat jenis stabilizer tersebut, saya hanya mengenal dua jenis diantaranya, yaitu : servo-motor dan relay.
Jenis stabilizer yang saat ini terpasang di rumah saya dan menjadi pembahasan pada artikel ini adalah servo-motor berkapasitas 3000 VA. Sebelumnya, saya menggunakan jenis stabilizer berkapasitas <= 1000 VA, baik servo-motor mau pun relay.

Adakah perbedaan antara jenis servo-motor dengan relay?

Secara teori, teknis stabilizer jenis servo-motor memiliki kemampuan lebih baik dari jenis relay. Secara praktek (dari yang saya alami), pada kapasitas <= 1000VA, kedua jenis stabilizer ini memiliki kemampuan mirip. Perbedaannya hanya dari bunyi / suara yang “terdengar” saat terjadi kenaikan-penurunan voltase.

Setelah terjadi bunyi beberapa kali (saya tidak memperhatikan berapa kalinya) akibat proses penyesuaian voltase pada waktu yang berbeda, kemampuan kedua jenis stabilizer <= 1000VA dalam menetralisir ketidakstabilan voltase berkurang. Stabilizer berangsur rusak setelah 2 – 3 tahun kemudian. Dimulai dari sikring putus, kemudian indikator volt-meternya mati hingga akhirnya keseluruhan unit sama sekali tidak berfungsi. Bagaimana teknis terjadinya pengurangan kemampuan stabilizer ini sampai akhirnya rusak total, saya tidak mengerti.

Pada stabilizer 3000VA yang saat ini terpasang, peristiwa lonjakan dan penurunan voltase pernah dialami hingga kondisi cukup ekstrim. Saat terjadi lonjakan voltase, berlangsung cukup lama untuk saya mengetahui dengan melihat indikator unit volt-meter yang terpasang di stabilizer menunjuk pada posisi angka ± 240 Volt. Sama dengan penurunan voltase yang “drop” hingga pada posisi angka ± 170 Volt.

Kondisi stabilizer tidak berubah setelah mengalami kedua kondisi ketidakstabilan voltase ekstrim tersebut. Tetap menjalankan tugasnya menstabilkan voltase dan masih berfungsi dengan baik. Saya mendapat kepastian itu karena pernah terjadi lagi beberapa kali lonjakan dan penurunan voltase setelah kedua kejadian tersebut. Tidak ada perubahan performa pada semua perangkat elektronik yang ada di rumah dan tetap dapat digunakan dengan normal.

Apakah nilai voltase yang menjadi keluaran stabilizer tetap 220 Volt saat terjadi lonjakan / penurunan voltase?

Informasi yang saya peroleh dari lembar manualnya, stabilizer masih beroperasi dengan keluaran voltase bertambah / berkurang hingga kisaran prosentase tertentu. Aliran listrik akan otomatis diputuskan saat voltase berada diluar range (batas) yang dapat ditoleransi oleh stabilizer.

Saya tidak tahu apakah dalam prakteknya jenis stabilizer lainnya dengan kapasitas sama memiliki kemampuan dan performa yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dibanding jenis servo-motor. Melihat kondisi perangkat elektronik yang masih berfungsi dengan normal di rumah selama ini, saya rasa, stabilizer jenis servo-motor dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga tingkat kualitas bisa diterima dengan baik oleh mayoritas perangkat elektronik skala rumah tinggal pada umumnya.

Jadi…?

Bukan perkara gampang bagi seorang awam dibidang kelistrikan seperti saya untuk memutuskan tindakan yang harus dikerjakan saat menghadapi masalah dengan listrik. Ketidaktahuan tentang manfaat stabilizer dan cara pemakaiannya, cenderung berakhir dengan sebuah kesia-siaan. Saya berharap uraian di atas dapat membantu memberikan gambaran bagi sesama awam dibidang kelistrikan untuk dapat memanfaatkan stabilizer guna kepentingan dan keamanan selama pemakaian listrik di rumah.

Tidak perlu ragu untuk memasang stabilizer. Manfaat yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan biaya untuk memasangnya.

Selamat mencoba! 🙂

192 tanggapan untuk “Memasang Stabilizer di Rumah

    1. Selamat malam, Donny.

      Stabilizer 5.000VA umumnya digunakan untuk listrik terpasang 3.500VA.

      Sedangkan kapasitas minimal stabilizer yang ideal untuk listrik terpasang 4.400VA adalah :
      = 4.400 / 0,75
      = 5.867VA

      Stabilizer 5.000VA masih bisa berfungsi dengan baik pada listrik terpasang 4.400VA. Disitu stabilizer masih memiliki cadangan kapasitas sebesar 12%.

      Namun, apakah bisa mendukung layaknya pada listrik terpasang 3.500VA, menurut saya tidak. Jika dipaksakan untuk tetap dipasang pada listrik 4.400VA, dampaknya hanya pada berefek pada stabilizer saja. Pastinya, umur stabilizer jadi lebih pendek. Itu saja. Tidak akan berdampak negatif pada perangkat elektronik lainnya.

      Berapa lama waktu stabilizer dapat bertahan hingga akhirnya rusak?

      Sulit untuk dipastikan.

      Seandainya instalasi jaringan kabel listrik di rumah Anda dikerjakan sesuai dengan standarnya, besar kemungkinan stabilizer tetap awet dan berumur panjang.

      Salam. 🙂

      1. Ijin Pak, jadi yg cocok dan paling aman utk listrik 4400 pakai stanibilizer yg brp VA ya?

      2. Selamat malam Singue,

        Untuk kapasitas listrik terpasang 4400 VA :

        = 4.400 / 0,75
        = 5.866,67 VA

        Minimal kapasitas stabilizer yang yang dibutuhkan adalah 5.866,67 VA. Anda bisa menggunakan stabilizer berkapasitas lebih besar dan usahakan jangan lebih kecil dari 5.866,67 VA.

        Salam. 🙂

  1. Dalam pemahaman awam saya stabilizer di pasang setelah meteran PLN. Ternyata salah selama ini. Jadi Stabilizer di pasang setelah box sekring dalam rumah.
    Mohon pencerahannya apakah saya benar atau salah ?

    1. Selamat pagi, Dory.

      Pemahaman Anda selama ini sudah benar. Memang lebih ideal jika stabilizer dipasang di jalur kabel antara meteran dengan boks sikring/MCB. Saya juga telah mendiskripsikan hal tersebut di dua artikel berbeda, yaitu Skema Pemasangan Stabilizer dan Cara Menghitung Kapasitas Stabilizer.

      Sengaja saya tidak sertakan uraian teknisnya di artikel ini karena penekanannya untuk memberikan pemahaman kepada pembaca tentang manfaat memasang stabilizer untuk satu rumah yang dapat diterima secara non-teknis. Bagi kebanyakan awam yang jarang berurusan dengan teknis listrik, beranggapan cukup memasang stabilizer siap pakai yang ditujukan untuk satu atau beberapa perangkat elektronik tertentu saja. Di artikel ini saya mencoba menjelaskan manfaat memasang stabilizer untuk satu rumah dengan menggunakan dasar anggapan tersebut.

      Saya berharap dengan begitu, uraian di artikel ini menjadi lebih mudah untuk dipahami.

      Salam. 🙂

  2. Pak izin bertanya, saya mau pasang 2 unit Ac 1/2 pk untuk masing-masing kamar (2 kamar). Dengan daya 1 AC = 385 watt. Sedangkan saya baru memsang KWH listrik baru 900 watt.l khusus untuk AC saja 2 unit di tiap kamar. Pertanyaan :
    1. Apakah bisa 900 watt bisa 2 AC 1/2 pk ? (KWH meter diperuntukan untuk AC saja)
    2. Tegangan rumah saya 180V – 190V padahal normalnya 220V kan ? Apakah saya perlu memasang stavol pak ? Tolong dibantu perhitungannya pak, jika iya diperlukan, saya akan pasang untuk keseluruhan instalasi listrik. Apakah saya idealnya membeli stavol 1125VA atau 2167VA ?
    3. Stavol idealnya dipasang urutan gmana pak ? MCB PLN – stavol – MCB dalam rumah – AC 1 dan AC 2 atau MCB PLN – MCB dalam rumah – stavol – AC 1 dan AC 2. Mohon pencerahannya pak sebelum sy membeli 2 unit AC setengah PK. Sekalian boleh minta nomor HP nya pak ? Nomor saya di 08526882****
    Salam sehat pak

    1. Selamat malam Dani,

      Langsung saja ya…

      Total Watt untuk listrik 900VA adalah :
      = 900 x 0,8
      = 720 Watt

      1. Agak sulit untuk memastikan bisa/tidaknya untuk pemakaian dua unit AC 1/2 PK @ 385 Watt (770 Watt) secara berbarengan. Kemungkinan bisa untuk AC yang berbasis teknologi inverter, namun dengan syarat harus dinyalakan secara antri. Maksud harus dinyalakan secara antri adalah AC pertama dinyalakan terlebih dulu selama 10 s/d 20 menit. Baru setelah itu AC kedua dinyalakan. Tapi, lebih baik Anda tanyakan dan pastikan terlebih dulu tentang hal tersebut pada penjualnya.
      2. Tegangan rumah tinggal yang dianggap normal, pada umumnya berkisar diangka 210V s/d 220V. Kapasitas stabilizer untuk listrik 900VA adalah 1125VA atau diatasnya.
      3. Urutan ideal pemasangan stavol : MCB PLN (meteran) – stavol – MCB dalam rumah. Besaran kapasitas MCB dalam rumah dan pengaturan jalur kabel dari masing-masing unit AC bisa Anda diskusikan dengan teknisi/penjualnya.

      Salam. 🙂

      1. Assalamualaikum pak mau tanya listrik di kos kosan saya pas cek lewat kwh meter token kode 41 tegangan di 160v dan paling tinggi 210 saya pasang ac inverter merk gree f1s 0,5pk tertulis 325watt brapa va stabilizer yg harus saya beli dan pasang untuk ac tersebut pak mohon penjelasanya terimakasih

      2. Selamat sore Fauzi,

        Tegangan listrik di kost Anda yang tercatat di meteran, berkisar antara 160Volt s/d 210Volt. AC inverter yang Anda pakai, sampai saat ini masih bisa mengakomodir perubahan turun-naik voltase yang terjadi. Hanya saja kinerja AC menjadi sedkit lebih berat ketika voltase sedang turun.

        Atau dengan kata lain, biaya pemakaian listrik untuk AC menjadi sedikit lebih mahal dibanding saat voltase normal (210Volt ~ 220Volt).

        Dengan menggunakan stabilizer, tegangan listrik di kost Anda akan dijaga dikisaran 200Volt ~ 220Volt. Sehingga, dengan pergerakan voltase yang relatif tetap, biaya listrik yang harus dibayar menjadi relatif lebih murah karena kinerja AC yang relatif stabil.

        Hitungan kapasitas stabilizer yang dibutuhkan untuk AC 0,5PK (325Watt) adalah sbb. :
        = 325 / 0,8 / 0,75
        = 541,67 VA

        Minimal kapasitas stabilizer yang dibutuhkan adalah 541,67 VA. Boleh lebih besar, tapi upayakan jangan lebih kecil dari 541,67 VA.

        Salam. 🙂

      3. Jika pakai stabilizer 1500VA cukup pak? Namu saat mau beli saya chat seller dan seller bilang tidak rekomended buat AC untuk kapasitas tersebut pak jd saya jg bingung mau beli yg 1500VA atau yg 2000VA karna cukup jauh harganya. Mohon solusinya
        Salam

      4. Penanganan listrik untuk pemakaian AC memang agak rumit. Mutu dan kualitas perangkat pendukung yang dibutuhkan harus cukup memadai agar kinerja kompresor AC bisa relatif sesuai pada porsinya.

        Seandainya si penjual bersedia memberikan garansi, menurut saya, ikuti saja sarannya untuk menggunakan stabilizer 2000VA.

        Atau, Anda bisa mencari toko lain yang menjual stabilizer dengan menyesuaikan kisaran budget yang Anda miliki. Dan selalu pastikan ada garansi. 🙂

      5. Terimakasih saran nya setelah saya cek ada merk pro link sudah digital dan ada kabel bawaan tdk seperti merk kebanyakan yg pakai soket tanpa kabel

  3. Halo pak salam hangat, izin bertanya

    Daya listrik rumah saya 3500va yang saya baca di komentar bapak stabilizer yang cocok adalah 5000va

    Yang ingin saya tanyakan apakah bisa untuk 1 mesin laundry pengering 1000watt saya pasangkan stabilizer 1500watt ke saklar rumah biasa?

    Karna sya belum ada dana untuk membeli stabilizer 5000va

    Terima kasih

    1. Halo, selamat pagi Feris.

      Bisa, tidak masalah jika langsung ditancapkan ke stopkontak.

      Sedangkan hitungan kapasitas stabilizer yang dibutuhkan untuk pemakaian listrik 1000 Watt adalah :

      = (1.000 / 0,8) / 0,75
      = 1.250 / 0,75
      = 1,666,67 VA

      Jumlah pemakaian listrik yang sebenarnya harus di-cover stabilizer hanyalah sebanyak 1.250VA. Sisanya digunakan untuk kebutuhan stabilizer itu sendiri. Jadi, jika menggunakan stabilizer berkapasitas 1.500VA, maka masih terdapat kekurangan kapasitas sebesar 167VA.

      Kekurangan kapasitas 167VA tersebut, menurut saya, tidak masalah mengingat selalu ada jeda pada pemakaian listrik mesin laundry.

      Salam. 🙂

      1. Halo pak ijin bertanya
        1. Sy ada stavol 10kva. Knp waktu sy colokin ke listrik rumah 3500w mcb langsung trip. Meskipun kondisi stavol tanpa beban
        2. Berapa daya yg dibutuhkan saat start awal stavol 10kva?
        3. Kl semisal listrik rumah sy naikkan jadi 5500w apakah nanti mcb ga trip lagi ?
        Trm ksh

      2. Selamat sore Arief,

        Rumus yang saya pakai untuk menentukan besaran minimum kapasitas Stavol adalah :

        VA = kapasitas listrik terpasang / 0,75

        Sehingga, untuk rumah tinggal dengan kapasitas listrik terpasang sebesar 3.500 VA, dibutuhkan stavol dengan kapasitas minimal sebesar :

        = 3.500 / 0,75
        = 4.666,7 VA

        Jadi, sebenarnya, tidak ada masalah dengan stavol berkapasitas 10.000 VA jika Anda memasangnya pada rumah tinggal berkapasitas 3.500 VA.

        Dari pengalaman saya, yang menyebabkan MCB langsung trip begitu stavol dihubungkan dengan listrik di rumah adalah arus fasa dan netral pada input stavol dipasang terbalik. Solusinya, Anda hanya perlu menukar posisi kawat input arus fasa dan netral yang terpasang pada stavol saat ini. Kawat arus fasa dipasang pada panel berwarna merah, sedangkan kawat arus netral dipasang pada panel berwarna hitam.

        Untuk lebih lengkapnya, Anda dapat membaca uraiannya pada artikel : Mengerjakan Sendiri Pemasangan Stabilizer di Rumah

        Saya tidak menemukan adanya kebutuhan besaran daya hingga batas tertentu untuk mengaktifkan stavol. Jika sudah terhubung dengan benar pada meteran PLN, maka stavol akan langsung aktif dan bisa digunakan.

        Untuk kapasitas listrik terpasang 5.500 VA, dibutuhkan stavol dengan kapasitas minimal sebesar :

        = 5.500 / 0,75
        = 7.333,33 VA

        Jadi, permasalahan MCB langsung trip bukan terletak pada kapasitas listrik terpasang di rumah ataupun kapasitas stavol yang Anda miliki, melainkan arus fasa dan netral yang menjadi input stavol.

        Salam. 🙂

  4. Selamat malam pak, izin tanya dan minta rekomendasi, di rumah saya pake daya 1300w rekomendasi untuk beli stavolt yg kapasitas berapa dan merek apa ya yg bagus yah

    1. Selamat pagi Reza,

      Hitungannya adalah :

      = 1.300VA / 0,75
      = 1.733,33 VA

      Jadi, minimum kapasitas stabilizer yang dibutuhkan adalah sebesar 1.733,33 VA. Boleh lebih besar, namun usahakan jangan lebih rendah dari 1.733,33 VA.

      Listrik di rumah saya 1.300VA menggunakan stabilizer berkapasitas 3.000VA merk OKI.

      Salam. 🙂

      1. assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh pak.
        maaf mau memperjelas, merk OKI nya boleh minta detail nya. karena ada beberapa jenis stabil Oki. terima kasih

  5. Hallo pak ..
    Ijin tanya
    Saya punya AC 2pk 2 unit 0.5pk 1 unit untuk toko dan showcase 1 pintu sekitar 4 unit elektronik yg lain paling lampu sama komputer…
    Soalnya tegangan di toko naik turun bikin ac 2pk saya gak dingin tapi ac 0.5pk dingin pas saya ukur voltase di toko saya cuma 180-190 jadi saya simpulkan itu karena listrik gak setabil apa itu betul ..?
    Terus misal kalo mau pasang stabilizer ukuran yg berapa ya pak ..?
    Terimakasih

    1. Selamat malam, 

      Sepengalaman saya, untuk kasus seperti Anda, penyebabnya ada kesalahan instalasi listrik di kedua unit AC 2 PK.

      Intinya, AC 2 PK Anda saat ini kekurangan daya.

      Itu bisa dikarenakan kapasitas hantar listrik untuk kabel AC yang kekecilan. Bisa juga dikarenakan kapasitas MCB untuk kedua AC yang kekecilan. Atau, bisa juga dua-duanya (kapasitas kabel dan MCB-nya kekecilan).

      Karena, jika memang penyebabnya dari ketidakstabilan voltase, seharusnya AC 0,5 PK juga tidak dingin.

      Dua unit AC 2 PK membutuhkan kabel 3 x 2,5mm yang dipasang tersendiri. Khusus hanya untuk jalur AC saja, tidak bisa digabung dengan yang lain. Demikian juga dengan MCB-nya yang minimal berkapasitas 16 Ampere dan dipasang secara independen. 

      Sebaiknya, Anda coba menghubungi teknisi AC. Tanyakan solusi dari permasalahan yang Anda alami. Dari situ Anda bisa memperbandingkan dengan jawaban saya dan mendapatkan gambaran yang lebih jelas guna mensolusikan permasalahan Anda. 

      Salam. 🙂

      1. Pas saya cuma nyalain AC yang 2pk 1unit saja masih bisa normal gan tapi kalo 2 unit di nyalain bareng jadi gak dingin

    1. Maksud saya, Anda ini pelanggan PLN golongan :

      2200 VA?

      3500 VA?

      4400 VA?

      Atau di atas 4400 VA?

      Informasi tersebut bisa Anda lihat pada tanda terima resi pembayaran listrik bulanan yang Anda bayar ke PLN.

      Saya menanyakan hal tersebut karena memang ada hitung-hitungannya dalam pemakaian listrik.

      Agar 2 unit AC 2 PK bisa berfungsi normal dan dingin, butuh listrik minimal 4400 VA. Kalau Anda pelanggan PLN golongan 4400 VA, maka tidak akan ada masalah saat menyalakan kedua unit AC secara berbarengan. Namun salah satu kompresor AC akan padam jika kemudian kompresor showcase menyala.

      Seandainya Anda menghendaki 2 unit AC + 1 unit showcase bisa menyala dan berfungsi normal secara berbarengan, maka Anda harus menambah daya di atas 4400 VA.

      Jadi pastikan dulu kapasitas listrik yang terpasang saat ini, memang benar cukup untuk menyalakan kedua unit AC 2 PK tersebut.

      Dari situ baru bisa ditelusuri penyebab kemungkinan kenapa AC 2 PK Anda tidak dingin.

      Baik itu kemungkinan dikarenakan instalasi pembagian listriknya yang tidak sesuai, atau kapasitas kabel + MCB nya yang kekecilan, ataukah karena voltase listriknya yang memang tidak stabil.

      Ketiga kemungkinan tersebut merupakan hal yang sekiranya biasa terjadi dari penyebab AC tidak dingin diluar kasus tabung freon bocor.

  6. Selamat sore, pak. Daya listrik di rumah saya 1300 VA. Saya baru merakit PC dengan PSU 600 Watt. Ketika dinyalakan pertama, listrik di rumah langsung jegrek. Posisi saat jegrek, elektronik yang menyala adalah TV 40 inch, Rice Cooker, Exhaust 4 unit, kipas 4 unit, Kulkas 2 pintu dan PC dengan PSU 600 watt.

    Dapat saran dari teman, “supaya tidak jegrek listriknya, pakai aja soft start/stabilizer.” Jadi, PCnya langsung dihubungkan/colokkan ke soft start.

    Pertanyaan saya, apakah Soft start hanya digunakan untuk 1 elektronik saja yang kebetulan saya pakai adalah PC? Dan kalaupun bisa memakai soft start, kapasitasnya memakai yang berapa VA?

    Terima kasih jika berkenan dijawab. Salam sehat dan sukses selalu, pak

    1. Selamat siang Naga,

      Permasalahan listrik jegrek baru muncul setelah PC baru selesai dirakit.

      Kira-kira demikian permasalahan Anda yang terjadi pada saat ini, begitu ya?

      Secara sederhana, saya mengartikan Anda kekurangan daya untuk dapat menyalakan PC baru secara normal. 

      Pertanyaannya : apakah situasi seperti itu bisa diatasi dengan menggunakan stabilizer soft start?

      Bisa ya, bisa juga tidak.

      Kita pakai logika gampang saja. Kalau stabilizer soft start dapat mengatasi permasalahan kekurangan daya “secara permanen”, berarti sudah tidak dibutuhkan lagi tindakan penambahan daya. Jadi, siapapun dapat menggunakan listrik dengan besaran yang mereka kehendaki tanpa memedulikan kapasitas listrik terpasang yang ada di rumahnya selama mereka menggunakan stabilizer soft start. 

      Apakah benar demikian?

      Tentu saja tidak. Secara pribadi, saya menganggap fungsi stabilizer soft start itu sama dengan stabilizer lain pada umumnya, yaitu ditujukan untuk mencegah situasi over/under voltage saat kita hendak menyalakan dan sedang menggunakan perangkat elektronik. Bukan untuk mengatasi kekurangan daya. 

      Jadi, jika menggunakan stabilizer soft start, Anda memang dapat menyalakan PC tanpa membuat MCB jegrek. Namun, tidak mengartikan PC dapat dinyatakan mulai menyala dalam kondisi yang semestinya. Demikian juga saat Anda sedang beraktivitas menggunakannya. 

      Apakah situasi seperti itu bisa menjadi permasalahan bagi PC di kemudian hari?

      Saya rasa, tidak perlu menunggu hingga di kemudian hari. Saat sedang beraktivitas dan PC Anda membutuhkan daya dalam jumlah maksimum, pasti akan membuat MCB jegrek. Karena secara fakta, memang dibutuhkan daya listrik yang lebih besar dari kapasitas listrik yang terpasang di rumah Anda saat ini (1.300 VA) agar PC dapat berfungsi normal. Tidak cukup hanya dengan mengandalkan listrik 1.300 VA + stabilizer soft start saja.

      Jika Anda tidak mau menambah daya dalam waktu dekat ini, saran saya, lebih baik matikan beberapa perangkat elektronik yang sedang menyala ketika hendak menyalakan dan selama menggunakan PC. Dengan begitu akan membuat PC Anda berfungsi dengan sebagaimana mestinya sejak dari mulai dinyalakan hingga akhirnya selesai dan kembali dimatikan. Cara seperti itu jauh lebih realistis untuk Anda dapat dengan nyaman selama beraktivitas menggunakan PC dibanding coba menekan kinerjanya dengan menggunakan stabilizer soft start.  

      Salam. 🙂

  7. Pak terimakasih artikel bapak sangat membantu saya utk mengenal kelistrikan walupun daya tangkap otak saya rendah, mohon pencerahan brp va stavol yg perlu saya beli utk 1 mesin cuci dgn daya 500watt

    1. Informasi tambahan: voltase PLN hanya 195-198 volt, naik turun jarang menyentuh angka 220, jenis mesin cuci inverter LG, di manual book tidak ada tertera batas toleransi voltase pak

      1. Selamat malam, Dhany. 🙂

        Terimakasih atas apresiasinya. 

        Kita langsung saja yaa…

        Rumusnya : 

        = 500 Watt / 0,8 / 0,75
        = 833,33 VA

        Jadi minimum kapasitas stabilizer yang dibutuhkan mesin cuci Anda adalah 833,33 VA. Boleh lebih besar, namun usahakan jangan lebih rendah dari 833,33 VA.

        Stabilizer dapat menstabilkan naik-turun tegangan sebesar 10% dari tegangan listrik yang dikonsumsinya. Sehingga, kalau Anda menggunakan stabilizer pada tegangan 195 Volt, output listriknya akan berada dikisaran 214,5 Volt. 

        Nilai tegangan sebesar itu (214,5 Volt), menurut saya, masih dalam kategori “layak” untuk dikonsumsi perangkat elektronik pada umumnya. Termasuk mesin cuci.

        Saya belum pernah menggunakan perangkat elektronik berbasis teknologi inverter. Perihal yang saya banyak dengar dari pengalaman para penggunanya, perangkat berteknologi inverter lebih tahan-banting terhadap dinamika perubahan voltase listrik. Jadi, dengan dukungan stabilizer, performa mesin cuci Anda tidak akan mengalami masalah.

        Salam. 🙂

  8. Salam rahayu pak.
    Pak sy mau tanya
    Sy punya stavol 2000va
    Mau sy pasang di rumah.
    Akan tetapi kwh di rumah hanya 900va
    Apakah bisa pak/tidak bermasalah

      1. Untuk Pemasangan STABILIZER yg BAIK Dan BENAR.
        A.)Kabel Arus Dari KWH Ke Stabilizer
        Ataw
        B.)Kabel Arus KWH Ke MCB Dalam Rumah Lalu Ke Stabilizer.,
        Mohon Petunjuknya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *