Pernah memperhatikan jumlah pemakaian / penggunaan daya pada rekening listrik rumah anda?

Bagaimana angka tersebut dapat terbentuk dan darimana asalnya?

Jawabannya mudah saja, yaitu dari perangkat elektronik yang dipakai di dalam rumah. Seperti lampu, televisi, lemari es, mesin cuci, kipas angin dsb.

Foto : Televisi Digital

Jika kita membeli perangkat elektronik, seperti televisi, terdapat banyak tulisan kecil yang tercetak pada stiker di belakangnya. Salah satu dari tulisan tersebut kurang lebih seperti ini :

POWER : 100 – 240V – 50/60Hz, 135 W.

Sedangkan pada meteran listrik, terdapat beberapa angka yang selalu diakhiri dengan tulisan KWH yang merupakan singkatan dari Kilo Watt per Hour.

Bagaimana hubungan antara Watt pada perangkat elektronik dengan Kilo Watt per Hour pada meteran listrik?

Pemahaman Kilo Watt per Hour pada meteran adalah pemakaian daya (Watt) sebanyak 1 Kilo (1.000 Watt) dalam rentang waktu 1 jam (Hour) atau 60 menit. Untuk mengetahui nilai pemakaian daya (Watt) sebuah perangkat elektronik ke dalam format nilai kWh sebagaimana yang tertera di meteran, maka kita juga harus mengetahui lama waktu pemakaian perangkat elektronik tersebut setiap jam-nya. Dengan demikian, default nilai waktu dan pembagi untuk meng-konversi-kan jumlah pemakaian Watt perangkat elektronik ke dalam nilai kWh adalah : setiap Watt yang terpakai  selama 1 (satu) jam harus dibagi 1.000 (kilo).

Jika nilai lama waktu pemakaian Watt kurang dari 1 jam (dalam satuan menit), maka terlebih dulu nilai tersebut dikonversikan ke dalam satuan jam (terlebih dulu dibagi 60 menit).

Dengan asumsi seperti contoh keterangan pada stiker di belakang televisi tadi, cara menghitung jumlah daya yang terpakai sesuai spesifikasi tersebut adalah sbb.:

  • pemakaian per menit : (135 Watt / 1.000) x (jumlah menit / 60)
  • pemakaian per jam : (135 Watt / 1.000) x 1 jam
  • pemakaian per hari : (135 Watt / 1.000 ) x jumlah jam
  • pemakaian per bulan : pemakaian per hari x 30 hari

Sehingga, untuk pemakaian televisi selama 8 jam 30 menit dalam sehari, maka perhitungannya nilai yang akan tercatat di meteran adalah sbb. :

pemakaian per hari :

= (135 Watt / 1.000 ) x (8 jam + (30 menit/ 60))
= 0,135 kWh x 8,5 jam
= 1,1475 kWh per hari

pemakaian per bulan :

= 1,1475 kWh x 30 hari
= 34,425 kWh per bulan

*) asumsi 1 bulan = 30 hari

Jadi, televisi memang harus meng-konsumsi (memakai) listrik sebesar 135 Watt untuk bisa menyala dan saat sedang menyala. Namun, konsumsi listrik tersebut baru akan dihitung di meteran sebesar satu per seribu-nya setelah televisi menyala selama rentang waktu satu jam (60 menit). Dan, nilai yang dicatat di meteran adalah sebesar satu per seribu dari 135 Watt, yaitu :  0,135 kWh, bukan 135 kWh.

Seperti itulah konsep merumuskan pemakaian daya perangkat elektronik di rumah dalam satuan Watt, yang kemudian dikonversikan lalu dicatat ke dalam satuan Kilo Watt per Hour (kWh) di meteran PLN.

Konsumsi Daya Strika Listrik…

Perhitungan pada perangkat elektronik dengan fitur otomatis (mis strika), anda harus memiliki perkiraan rata-rata lama waktu yang dibutuhkan saat lampu otomatis mulai menyala kemudian mati dan kembali menyala.

Foto : Setrika

Misalnya pemakaian strika 350 Watt dengan selang waktu lampu otomatis 2 menit menyala – 2 menit mati – kembali menyala = 4 menit total satu siklus, maka perhitungan rata-rata pemakaian daya adalah :

  • pemakaian per menit : (350 Watt / 1.000) x (((jumlah menit /  4) x 2) / 60)
  • pemakaian per jam : (350 Watt / 1.000) x ((60 /  4) x 2) / 60)
  • pemakaian per hari : (350 Watt / 1.000) x ((60 /  4) x 2) / 60) x jumlah jam
  • pemakaian per bulan : pemakaian per hari x 30

Contoh Kasus I :

pemakaian strika 350 watt dalam sehari = 30 menit :

= (350 Watt / 1.000) x (((30 / 4) x 2) / 60)
= 0,0875 kWh per hari

sehingga perhitungan sebulan menjadi :

= 0,0875 kWh x 30 hari
= 2,625 kWh per bulan

Contoh Kasus II.A. :

pemakaian strika 350 watt dalam sehari = 3 jam :

= (350 Watt / 1.000) x (((60 / 4) x 2) / 60) x 3 jam
= 0,525 kWh per hari

sehingga perhitungan sebulan menjadi :

= 0,525 kWh x 30 hari
= 15,75 kWh per bulan

Tidak semua perangkat strika memiliki perbandingan jeda waktu menyala dan mati yang sama. Ada beberapa model perangkat strika memiliki fitur unik, seperti bagian untuk pelicin terbuat dari bahan logam penyimpan panas. Fitur seperti ini, umumnya dapat ditemukan pada perangkat strika berdaya besar namun mengkonsumsi daya listrik dalam waktu relatif sebentar dengan jeda waktu stand-by lebih lama.

Misalnya, strika berdaya 750 Watt dengan waktu pemanasan awal selama 3 menit. Konsumsi daya selanjutnya, hanya berlangsung 0,5 menit dan jeda waktu stand-by selama 2 menit. Maka perhitungan satu siklus menyala – mati – kembali menyala adalah 2,5 menit. Dalam 1 jam (60 menit), siklus ini terjadi sebanyak :

= 60 menit / 2,5 menit
= 24 kali

Maka, total waktu strika menyala dan mengkonsumsi daya selama satu jam adalah hanya selama  :

= 24 x 0,5 menit
= 12 menit saja.

Dengan demikian, nilai pemakaian daya yang sebenarnya strika berdaya 750 Watt tersebut selama 1 jam adalah sebesar :

= ((750 Watt / 1.000) x (12 menit / 60))
= 0,15 kWh atau 150 Watt per jam saja.

Jika dibuat rumus berdasarkan nilai awal konsumsi daya strika yang sebesar 750 Watt, maka akan seperti di bawah ini cara penyajiannya :

  • pemakaian per menit : ((750 Watt / 1.000) x (12 menit / 60)) x jumlah menit / 60
  • pemakaian per jam : ((750 Watt / 1.000) x (12 menit / 60))
  • pemakaian per hari : ((750 Watt / 1.000) x (12 menit / 60)) x jumlah jam
  • pemakaian per bulan : jumlah pemakaian per hari x 30 hari

Namun, jika rumus dibuat setelah perhitungan siklus nyala-mati strika selama satu 1 jam dikerjakan, maka akan seperti ini penampakannya :

  • pemakaian per menit : 0,15 kWh x (jumlah menit / 60)
  • pemakaian per jam : 0,15 kWh
  • pemakaian per hari : 0,15 kWh x jumlah jam
  • pemakaian per bulan : jumlah pemakaian per hari x 30 hari

Hasil akhir dari kedua rumus adalah sama. Bedanya, detail rumus pertama biasa digunakan untuk pemrograman komputer. Sedangkan detail rumus kedua biasa ditemukan untuk perhitungan manual dari soal matematika pada umumnya.

Contoh Kasus II.B :

pemakaian strika 750 Watt dalam sehari = 3 jam :

= ((750 Watt x 1.000) x (12 / 60)) x 3 jam
= 0,15 kWh x 3 jam
= 0,45 kWh per hari atau 450 Watt per hari

sehingga perhitungan pemakaian dalam sebulan menjadi :

= 0,45 kWh x 30 hari
= 13,5 kWh per bulan

Untuk hasil yang lebih mendekati, tambahkan nilai proses pemanasan selama 3 menit di awal pemakaian sebesar :

= (750 Watt / 1.000) x (3 menit / 60)
= 0,0375 kWh.

Sehingga untuk perhitungan pemakaian sehari selama 3 jam menjadi :

= 0,45 kWh + 0,0375 kWh
= 0,4875 kWh atau 487,5 Watt per hari.

Maka, dalam sebulan menjadi :

= 0,4875 kWh x 30 hari
= 14,625 kWh.

Konsumsi Daya Teko Listrik dan Lemari Es / Kulkas…

Perangkat elektronik (yang berdaya besar) yang dipakai hanya sebatas saat dibutuhkan, tidak akan meng-akumulasi-kan pemakaian secara ekstrim. Misalnya seperti teko listrik berdaya 600 Watt yang menyala dalam waktu 10 menit dan akan mati secara otomatis. Jika digunakan hanya sekali dalam sehari maka :

Contoh Kasus III :

pemakaian per hari :

= (600 Watt / 1.000) x (10 menit / 60)
= 0,1 kWh per hari

sehingga pemakaian per bulan :

= 0,1 x 30 hari
= 3 kWh per bulan.

Berbeda halnya dengan lemari es. Walau pun konsumsi daya dibutuhkan relatif kecil (rata-rata konsumsi daya listrik 75 Watt), lama nyala yang dibutuhkan dalam sehari adalah 24 jam. Sehingga perhitungannya adalah :

Contoh Kasus IV :

pemakaian per hari :

= (75 Watt / 1.000) x 24
= 1,8 kWh per hari

sehingga pemakaian per bulan :

= 1,8 x 30 hari
= 54 kWh per bulan.


Konsumsi Daya Adaptor pada Laptop / Notebook & PSU pada PC Desktop…

Pada beberapa perangkat elektronik tertentu seperti laptop, sumber daya selain baterei, menggunakan adaptor sebagai input daya agar dapat dinyalakan langsung dari stopkontak. Besar daya yang dikonsumsi sebenarnya, ditunjukkan oleh tulisan INPUT bukan OUTPUT sebagaimana tercetak pada stiker yang menempel di badan adaptor.

Misalnya :

INPUT : 100-240V ~ 1.6A  50/60Hz
OUTPUT : 19.0V — 4.74A  90W Max.

Satuan daya yang dicontohkan di atas menggunakan satuan Ampere. Untuk mengetahui pemakaian dalam satuan Watt, harus dikonversi terlebih dulu menggunakan rumus :

Voltase x Ampere = Watt

Dengan asumsi voltase pada umumnya adalah 220 Volt, maka pemakaian daya sebenarnya untuk mengoperasikan langsung dari stopkontak adalah :

220 Volt x 1,6 Ampere = 352 Watt

Dengan demikian, perhitungan pemakaian daya menjadi :

  • pemakaian per menit : (352 Watt / 1.000) x (jumlah menit / 60)
  • pemakaian per jam : (352 Watt / 1.000) x 1
  • pemakaian per hari : (352 Watt / 1.000) x jumlah jam pemakaian dalam sehari
  • pemakaian per bulan : pemakaian per hari x 30

Contoh Kasus V :

Untuk pemakaian laptop selama 5 jam dalam sehari :

= (352 Watt / 1.000) x 5 jam
= 0,352 kWh x 5 jam
= 1,76 kWh per hari

sehingga pemakaian per bulan :

= 1,76 kWh x 30 hari
= 52,8 kWh per bulan

Uraian lebih detail tentang konsumsi listrik adaptor laptop ini, dapat dibaca di artikel Cara Menghitung Biaya dan Konsumsi Listrik Laptop.

Foto : Laptop

Sedangkan konsumsi / pemakaian daya untuk PC Desktop anda harus mengetahui besar kapasitas dari Power Supply Unit (PSU) yang ada di dalam CPU. Anda dapat membaca ulasannya lebih lengkap di artikel Power Supply Unit, Kapasitas Listrik dan Stabilizer.


Konsumsi Daya Pompa / Mesin Air…

Konsep yang mirip digunakan juga pada konsumsi daya mesin pompa air sumur. Namun, biasanya unit ini menggunakan satuan VA (Volt Ampere) sebagai satuan input daya. Stiker yang menempel di badan pompa, biasanya hanya mencantumkan nilai OUTPUT yang dapat dihasilkan oleh mesin. Untuk mengetahui besaran nilai INPUT-nya, anda harus mencari (jika dicantumkan) pada lembar manual.

Perangkat yang menggunakan satuan daya VA, umumnya menyertakan nilai Faktor Daya (Power Factor) pada lembar manual. Nilai ini berfungsi untuk mendapatkan nilai daya sebenarnya (Watt) yang dimiliki oleh perangkat. Anda harus meng-kali-kan nilai Faktor Daya sesuai dengan yang tertera pada manual untuk memperoleh daya sebenarnya. Jika nilai Faktor Daya tidak diketahui / dicantumkan, anda dapat menggunakan angka 0,8 sebagai nilai Faktor Daya terendah pada umumnya. Rumus yang dipergunakan adalah :

Volt Ampere x Faktor Daya = Watt

Pada umumnya, INPUT daya yang dibutuhkan mesin pompa air sumur berdaya tarik 9 meter adalah 350 VA. Dengan demikian, besaran daya sebenarnya (Watt) yang dibutuhkan adalah :

350 VA x 0,8 = 280 Watt

Sehingga, pemakaian daya sebenarnya adalah :

  • pemakaian per menit : (280 Watt / 1.000) x (jumlah menit / 60)
  • pemakaian per jam : (280 Watt / 1.000) x 1
  • pemakaian per hari : (280 Watt / 1.000) x jumlah jam pemakaian dalam sehari
  • pemakaian per bulan : pemakaian per sehari x 30

Contoh Kasus VI :

Rata-rata waktu pemakaian pompa selama sehari = 50 menit :

= (280 Watt / 1.000) x (50 menit / 60)
= 0,28 kWh x 0,83
= 0,23 kWh per hari

sehingga pemakaian per bulan :

= 0,23 kWh x 30 hari
= 6,9 kWh per bulan

Contoh Kasus VII :

Rata-rata waktu pemakaian pompa dalam sehari adalah 1 jam 20 menit (80 menit) :

= (280 Watt / 1.000) x (80 menit / 60)
= 0,28 kWh x 1,33
= 0,37 kWh per hari

sehingga pemakaian per bulan :

= 0,37 kWh x 30 hari
= 11,1 kWh per bulan

Selanjutnya⇒

26 tanggapan untuk “Cara menghitung daya listrik pada Perangkat Elektronik

  1. bgm dg cordless phone, saat apa ‘makan listrik’ apa tiap colok listrik 24 jam, apa pas pakai aja, apa pas charging aja? thx, krn saya sdg ghitung listrik pra bayar utk rumah kosong hanya nyala 2 lampu 18 & 5 watt scr otomatis sensor cahaya, kira2 sehari nyala 12 jam, total slama 26 hari cuma kira2 7kwh, tapi kepotong 10kwh lbh, tersisa cordless yg jadi ‘kambing hitam’ 6.5v 0.5a, kalau dianggap ‘makan listrik’ 24 jam penuh pas tidak terpakai sama sekali, jadi benar kira2 10kwh lebih, jika tidak makan listrik itu yg bikin bingung, telepon 123 ga bisa jawab selain mesti didatangi, thx atas bantuannya..

    1. Cordless/wireless phone terdiri dari dua unit : docking unit (induk telephone) & portable unit (anak telephone). Saat sedang dipakai, docking unit berfungsi sebagai penerima dan pemancar sinyal untuk mencari dan menerima sinyal dari portable unit. Jika tidak terpakai, docking unit akan berfungsi sebagai charger portable unit. Apakah fitur charger ini akan otomatis berhenti atau tidak saat baterei pada portable unit terisi full; atau berapa banyak daya yang terpakai saat docking table tidak menjalankan fitur charger, saya tidak tahu. Manajemen pemakaian daya diatur sepenuhnya oleh docking unit, bukan adaptor.
      Setahu saya, semua adaptor akan mengkonsumsi daya sebagaimana tercantum pada spesifikasi input daya yang tertera pada badan adaptor ketika dicolokkan pada stopkontak. Tidak perduli apakah outputnya terpakai atau tidak. Jadi, tidak ada hubungannya dengan manajemen pemakaian daya pada unit yang tersambung dengannya (sama dengan laptop).
      Sebaiknya anda menghitung berdasarkan spesifikasi input daya yang dikonsumsi oleh adaptor. Nilai 6.5v ~ 0.5A, menurut saya adalah spesifikasi output dari adaptor untuk dikonsumsi docking unit cordless.
      Semoga dapat membantu…

      1. saya pengen tambah daya listrik tp msh ragu krn takut kemahalan kalo pake 2200 daň takut gak cukup kalo cm 1200. sbg gambaran di rmh sy ada ac 1pk, dap air kecil, lampu 21 bh, tv 5 bh, kulkas, ricecooker, laptop daň kipas angin. sebaikx saya pasang daya brp agar cukup tp tetap hemat, 2200 atau 1200 ? mhn pendapat

      2. Terima kasih telah mengunjungi “Listrik di Rumah”,

        Sampai saat ini, saya tidak mengetahui berapa persisnya tarif listrik per kwh yang diberlakukan oleh PLN untuk pelanggan berkapasitas 1300 dan 2200. Kabar terakhir yang beredar adalah prosentase kenaikan tarif untuk pelanggan berkapasitas 1300 lebih tinggi di banding pelanggan berkapasitas lainnya. Namun, tetap harga per kwh dari daya 1300 lebih kecil dibanding 2200.

        Kalau melihat jumlah pemakaian daya dari total perangkat elektronik yang ada di rumah anda, rasanya sulit untuk tetap bertahan menggunakan daya berkapasitas 1300. Kecuali, pemakaian perangkat elektronik diatur sedemikian rupa agar tidak melebihi kapasitas 1300. Untuk itu, anda perlu mengetahui dan menghitung berapa persisnya konsumsi daya setiap perangkat elektronik yang ada di rumah. Kemudian, membuat aturan main pemakaian perangkat-perangkat secara bergantian pada jam-jam tertentu agar tidak melebihi kapasitas 1300.

        Lebih gampang untuk menambah daya menjadi 2200 daripada tetap 1300 dengan membuat dan menjalani aturan main sebagaimana yang saya maksudkan. Namun pada akhirnya, baik menambah daya maupun membuat aturan main pemakaian perangkat, sama-sama membutuhkan kerja tambahan dan penyesuaian untuk menjalaninya.

        Bedanya, kalau melakukan penambahan daya anda harus bekerja menyediakan uang lebih banyak secara terus-menerus setiap bulannya. Sedangkan, kalau membuat dan menjalani aturan main pemakaian perangkat, anda harus menjalani dalam waktu relatif lebih singkat dan terbatas. Karena, setelah aturan main dibuat dan penyesuaian cara pemakaian perangkat elektronik sudah dapat diterima menjadi kebiasaan sehari-hari, semuanya akan kembali normal.

        Saran saya, tidak ada salahnya menambah daya 2200 seandainya memang mengharuskan anda untuk melakukan tindakan tersebut. Namun, selama tidak mengalami permasalahan cukup berarti menggunakan daya berkapasitas 1300, mengapa harus melakukan penambahan daya?

        Semoga sedikit cerita di atas dapat membawa manfaat untuk anda.

        Salam.

    1. Rumus awalnya adalah Voltase x Ampere = Watt, jadi anda harus mendapatkan nilai ampere pada tegangan 220 volt dari 900 watt terlebih dulu :

      900 watt / 220 volt = 4,1 Ampere

      Kemudian jadikan nilai hasil perhitungan tersebut untuk mendapatkan nilai 900 Watt pada tegangan 200 volt :

      200 Volt x 4,1 Ampere = 820 Watt.

      Anda dapat melihat permainan logika matematika rumus ini pada artikel “Cara Menghitung Voltase di Rumah”.

  2. bagaimana dengan alat penghemat pemakaian listrik yang banyak dijual di pasaran? apakah benar berfungsi sebagai pengurang pemakaian daya listrik, apa hanya seperti adaptor saja yang selalu mengkonsumsi listrik?
    salam,

    1. Secara tehniknya, saya sama sekali tidak memiliki gambaran apapun dari alat tersebut. Pertama kali saya mendengar keberadaannya sekitar tahun 2002. Jika memang telah terbukti berfungsi sebagaimana yang diiklankan (sebagai penghemat energi), saya rasa, sudah sejak lama banyak orang menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan penghematan energi dari konsumsi listrik beragam perangkat elektronik yang mereka miliki di rumah.
      Hingga saat ini, saya tidak melihat maupun mendengar antusias pasar terhadap keberadaan alat tersebut. Demikian juga persaingan untuk produk yang sama dari pabrikan berbeda. Berdasarkan alasan-alasan itulah, saya beranggapan, apa yang telah diiklankan tidaklah sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

      Salam.

  3. Kalo menurut kalkulasi mas,iritan mana antara men standby kan dispenser 550w atau di on kan hanya ketika ingin mengkonsumsi air panas dengan frekuensi 15x per hari.thanks atas bantuannya.

    1. Hahahaha…. Sayangnya saya tidak memiliki dispenser di rumah, jadi saya kurang mengerti tehnik memanaskan air yang dikerjakannya. Namun, saya memiliki sedikit teori mengenai hal itu.

      Dispenser dalam kondisi stand-by :
      Setiap anda mengambil air panas, air dalam botol galon akan turun untuk mengisi kekosongan tempat akibat air diambil. Air dalam botol galon ini bukanlah air panas, jadi dispenser akan memanaskan air baru tersebut hingga sesuai defaultnya. Berapa banyak air panas yang diambil dan digantikan kemudian kembali dipanaskan oleh dispenser, menentukan lamanya waktu daya listrik 550 Watt yang dikonsumsi oleh dispenser. Semakin sedikit, semakin cepat prosesnya. Semakin banyak, semakin lama waktu proses yang dibutuhkan untuk mendidihkan kembali.

      Dispenser dalam kondisi mati (off) :
      Berapapun banyaknya air panas yang anda ambil, lama waktu dispenser dalam memanaskan air adalah sama. Karena setelah air diambil, dispenser dimatikan. Air dalam botol galon akan tetap turun mengisi tempat kosong, namun tanpa dilanjutkan dengan proses mendidihkan air. Jadi proses mendidihkan air hanya akan terjadi lagi saat berikutnya anda menyalakan dispenser untuk mengambil air panas.

      Besarnya konsumsi daya listrik dari kedua kondisi di atas, sangat ditentukan oleh besarnya wadah penampung air panas yang ada pada dispenser anda dan berapa banyak air panas yang anda manfaatkan setiap 1 kali pengambilan. Jika kapasitas wadah penampung air panas adalah 1 liter dan dimanfaatkan seluruhnya untuk setiap kali pengambilan, maka lebih irit menggunakan cara kedua (dispenser dalam kondisi mati).
      Jika hanya sebagian dari 1 liter persediaan air panas yang anda manfaatkan, saya rasa, tidak terlalu berbeda jauh konsumsi daya listrik antara dispenser dikondisikan stand-by maupun mati (off).

      Saya lebih melihatnya dari konsep kebutuhan akan air panas. Dispenser menyajikan sisi kepraktisan keberadaan cadangan air panas (bukan mendidih) setiap saat dibutuhkan. Tetapi, untuk mendapatkan air dalam kondisi benar-benar mendidih, tidak ada yang mengalahkan air yang dipanaskan di atas kompor. Hahahaha… terserah pilihan anda…

      Salam.

      1. ok,thanks atas infonya,semoga dengan diskus kita ini,bisa membantu bangsa kita yang miskin ini untuk lebih berpartisipasi dalam program hemat energy. thanks ya mas.

  4. Mau tanya, klo buat hitung teko pemanas.
    Misal :
    Untuk membuat air menjadi panas membutuhkan wktu 5menit. Abis panas langsung dimatiin
    Pagi, siang, malam q pake, jadi totalnya kanan 15menit sehari.
    Dalam penghitungannya boleh saya langsung masukan 15menit sehari? Ato harus dihitung satu” (pagi, siang,malam)

    1. Cukup dihitung satu kali saja dengan total pemakaian 15 menit per hari karena konsep konsumsi daya-nya tidak berubah sejak pertama kali dinyalakan hingga dimatikan. Kalaupun ada perbedaan konsumsi daya akibat tarikan daya di awal pengoperasian, nilainya terlalu kecil untuk diperhitungkan.

      Salam.

  5. salam pak..saya mw nanya..apa bpak ada ebook atw jurnal mengenai perhitungn daya gak pak??
    lg butuh kali ni pak….buat skripsi..
    kalo ada mohon di bagi ea pak….email saya : “***********@gmail.com”
    terimakasih sbelumnya pak…

    1. Kalau yang anda maksud adalah hard-copy dari history / konsep sebelum artikel dibuat, mohon maaf, saya tidak memilikinya. Saya hanya praktisi amatir dan same sekali tidak memiliki dasar pendidikan formal / akademis dibidang listrik. Apa yang telah saya sampaikan adalah contoh sederhana dari kasus menghitung daya berdasarkan data rekening bulanan PLN. Siapa pun dapat membuatnya, termasuk anda.

      Salam.

  6. Dear,
    Saya ingin menanyakan untuk contoh kasus televisi ((135/1000)x jumlah menit)/60.
    Yang saya ingin tanyakan adalah 1000 dalam rumus tersebut adalah rumus baku atau ada pengertian lain yang menjelaskan tentang nilai tersebut ?
    Terima kasih.

    1. Saya rasa hanya berlaku untuk menghasilkan hitungan daya sesuai dengan angka yang tertera di meteran PLN. Saya tidak tahu, apakah rumus tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan perhitungan yang lain.

      Jadi, untuk mendapatkan angka dalam satuan kwh (kilo watt per hour) yang tertera pada meteran PLN atas pemakaian daya sebuah / beberapa perangkat elektronik, nilai watt perangkat elektronik tersebut harus di bagi 1000 terlebih dulu. Saya telah mempraktekkannya dengan menyalakan hanya 11 buah lampu SL @ 5 Watt selama 6 jam, dan angka berwarna merah (posisi paling kanan) pada meteran bertambah sebanyak 3 poin.

      (((5 x 11) / 1000) x 360) / 60

      ((55 / 1000) x 360) / 60

      (0,055 x 360) / 60

      19,8 / 60 = 0,33

      Salam.

Komentar ditutup.