Fitur Otomatis pada Perangkat Elektronik…
Beberapa perangkat elektronik yang banyak beredar dan dipakai umum, memiliki fitur pemicu otomatis dalam mengkonsumsi daya. Seperti pompa air sumur, AC (Air Conditioner), strikaan, oven listrik, rice cooker dll. Fitur seperti ini tidak selalu sama antara masing-masing jenis perangkat. Kondisi yang menjadi pemicu untuk mengkonsumsi daya pun berbeda-beda.
Misalnya, pompa air sumur dengan fitur otomatis menggunakan tekanan udara sebagai pemicu pemakaian daya. Tekanan udara yang digunakan berada dalam tabung silinder. Ketika kran air dibuka, tekanan air dalam pipa akan berkurang. Mesin pompa akan diaktifkan secara otomatis pada kondisi ini, dan baru berhenti ketika kran dimatikan yang menyebabkan tekanan air dalam pipa menguat hingga akhirnya sama dengan tekanan udara dalam tabung silinder.

Beberapa perangkat lainnya, menggunakan perbedaan level suhu udara dalam sebuah ruangan terbatas yang telah diatur oleh pemakai sebagai fitur pemicu daya otomatis, seperti AC dan oven listrik. Unit pengatur level suhu udara ini (setahu saya) dinamakan thermostat.
Misalnya, mesin AC (Air Conditioner) akan mengkonsumsi daya saat pertama kali dinyalakan dan berhenti saat level suhu udara dalam ruangan sama dengan yang telah ditentukan oleh pemakai. Saat level udara berada diluar level suhu yang telah ditentukan, mesin otomatis akan kembali menyala untuk mendinginkan ruangan. Thermostat merupakan sensor yang “meraba” level suhu udara dalam ruangan yang kemudian disampaikan pada alat pemicu daya untuk mulai atau berhenti beroperasi sesuai level suhu sebagaimana telah ditentukan pemakai.
Sedangkan untuk perangkat seperti strikaan, kompor listrik dan lemari es, konsumsi daya ditentukan pada level suhu perangkat itu sendiri sebagaimana telah ditentukan pemakai. Jadi, konsumsi daya terjadi saat suhu perangkat berada diluar level yang ditentukan pemakai.
Perangkat seperti termos listrik atau rice cooker memiliki fitur otomatis sekali jalan, yaitu memasak (boiling / cooking) kemudian menjadikan tetap hangat (keep warmed). Sepintas, fitur ini mirip seperti fitur yang dimiliki AC. Namun, jauh berbeda pada prakteknya. Fitur “keep warmed” akan mengkonsumsi daya dalam jumlah tetap dan sama selamanya tanpa berhenti.
Walaupun kondisi yang menjadi pemicu berbeda, konsep yang digunakan adalah sama, yaitu tetap menjaga keadaan yang sama sebagaimana diinginkan pemakai. Fitur pemicu daya otomatis seperti yang telah dijelaskan diatas, membuat pemakaian daya tidak selalu sama sebagaimana spesifikasi perangkat.
Misalnya, spesifikasi pemakaian daya pada AC berkapasitas 1/2 PK adalah 320 Watt. Daya yang dikonsumsi perangkat memang benar 320 Watt, namun tidak terus menerus selama 1 jam penuh. Jeda waktu mesin bekerja untuk proses pendinginan sangat bergantung dari informasi yang disampaikan oleh sensor thermostat.
Asumsikan mesin menyala selama 10 menit dan berhenti selama 5 menit dalam sekali proses pendinginan. Dalam 1 jam, terdapat jeda waktu 20 menit mesin berhenti mengkonsumsi daya. Jadi, pemakaian daya sebenarnya selama 1 jam hanyalah 40 menit. Jika dihitung pemakaian daya sebenarnya dalam 1 jam adalah :
= (320 Watt / 1.000) x (40 / 60)
= 0,32 kWh x 0,67
= 0,213 kWh per jam
Untuk penggunaan AC selama 6 jam akan membutuhkan daya sebesar :
= 0,213 kWh x 6 jam
= 1,28 kWh
Hal ini akan berbeda jika kita menghitung pemakaian daya per jam berdasarkan spesifikasi yang tercantum selama 6 jam penuh :
= 0,320 kWh x 6 jam
= 1,92 kWh
Terdapat selisih pemakaian daya sebesar 0,1067 kWh per jam. Seandainya pemakaian setiap hari selama 6 jam dalam 1 bulan, maka selisihnya menjadi : 19,206 kWh. Pembahasan lebih jauh mengenai perilaku konsumsi daya oleh AC, dapat anda lihat di artikel : Cara menghitung Biaya Listrik Perangkat Elektronik
Ada jenis fitur otomatis yang dapat diperkirakan konsumsi daya rata-rata selama 1 jam. Perangkat yang memiliki fitur otomatis seperti itu biasanya mencantumkan spesifikasi dua pemakaian daya, yaitu pemakaian penuh yang dikodekan dengan tulisan INPUT (atau POWER) dan rata-rata yang dikodekan dengan tulisan AVR (Average). Gunakan nilai yang dikodekan dengan tulisan AVR untuk menghitung pemakaian daya sebenarnya, karena nilai tersebut sudah diperhitungkan oleh pabrikan pembuat perangkat untuk pemakaian normal pada umumnya.
Jika spesifikasi pemakaian daya rata-rata (AVR) tidak dicantumkan, maka anda harus mengetahui kondisi kapan waktu tanpa konsumsi daya atau kondisi waktu konsumsi daya dalam jumlah kecil mulai diaktifkan. Sehingga perhitungan hasil pemakaian daya yang diperoleh menjadi lebih akurat.
Memastikan kebenaran hasil perhitungan…
Guna mengetahui kebenaran perhitungan yang telah dilakukan (per hari / per bulan), anda harus memiliki nilai pembanding sebagai tolok ukur dari hasil perhitungan. Dalam hal ini, lebih baik untuk melihat jumlah pemakaian daya pada rekening tagihan bulanan periode bulan sebelumnya.

Jadi, jika pada rekening listrik bulanan tertera angka pemakaian bulan berjalan (misalnya) = 235 kWh, maka anda dapat membagi dengan jumlah hari dalam bulan bersangkutan sehingga diperoleh pemakaian rata-rata per hari, yaitu :
= 235 kWh / 30 hari
= 7,833 kWh per hari.
Nilai tersebut cukup layak untuk dijadikan sebagai parameter.
Toleransi lebih-kurang yang terjadi biasanya berada pada kisaran 0,05 kWh (biasanya selisih perkiraan perhitungan lama pemakaian lampu) per sehari, antara nilai rata-rata yang di peroleh dari rekening dengan total perhitungan pemakaian setiap perangkat.
Jika toleransi lebih-kurang berada pada kisaran 1- 2 kWh per hari, maka ada dua kemungkinan :
- kekurangan atau kelebihan menghitung pemakaian perangkat yang ada.
- terjadi pemakaian yang tidak diketahui.
Jika kecenderungan yang terjadi pada kemungkinan kedua, sebaiknya anda memeriksa instalasi kabel listrik di rumah anda. Sebagai langkah awal, anda dapat mematikan semua perangkat elektronik (mencabut steker dari stopkontak) yang menyala di rumah. Kemudian lihat pada meteran listrik, tunggu beberapa saat apakah piringan penghitung meteran masih berputar. Jika perputarannya cukup cepat, maka ada pemakaian daya yang terbuang sia-sia. Saya pun tidak tahu apa penyebabnya. Namun, kondisi itu ikut tercatat sebagai pemakaian biasa. Jika perputarannya (sangat) lambat, anda tidak perlu terlalu menghiraukannya.
Seandainya tidak ada masalah pada instalasi kabel listrik dan masih terjadi selisih lebih dari yang anda hitung dengan nilai rata-rata per hari di rekening, sebaiknya coba mulai mengingat-ingat kembali frekuensi waktu penggantian rata-rata lampu di rumah anda. Frekuensi mengganti lampu bukan-bohlam (akibat putus) sebanyak 1 kali setahun pada rumah-lampu yang sama, menurut saya, sebaiknya anda memasang stabilizer di rumah anda. Karena, terdapat kemungkinan berasal dari kondisi voltase yang tidak stabil.
Menggunakan Besaran Nilai Pemakaian Listrik per hari
Anda dapat juga melakukan “cross check” secara manual berdasarkan jumlah pemakaian listrik per hari dengan menggunakan angka yang tertera pada meteran listrik sebagaimana saya telah kerjakan untuk memastikan kebenaran rumus-rumus di atas.
Caranya dengan mencatat seluruh angka yang tercantum pada meteran pada pukul 07.00 pagi. Di hari yang sama, catat lama waktu pemakaian listrik dari setiap perangkat elektronik yang terjadi selama sehari di rumah. Keesokan harinya, di jam yang sama, kembali catat seluruh angka yang tercantum pada meteran.

Hitung selisih angka pemakaian listrik yang dicatat hari ini dengan kemarin. Itulah parameter nilai pemakaian listrik yang terjadi di rumah anda selama 24 jam terakhir berdasarkan meteran. Lalu, bandingkan dengan nilai yang dihasilkan perhitungan rumus konsumsi daya berdasarkan lama waktu pemakaian listrik perangkat elektronik yang anda catat selama satu hari. Mulai pukul 07.00 kemarin, hingga pukul 07.00 hari ini.
Meskipun cara seperti itu bisa menyajikan hasil yang paling mendekati dengan keadaan yang sebenarnya, anda perlu mengulangnya hingga beberapa hari untuk mendapatkan kepastian dari kondisi yang terjadi sesungguhnya. Karena, ada beberapa faktor yang mempengaruhi angka yang tercantum di meteran listrik. Diantaranya :
- Lama waktu pemakaian elektronik tertentu, berlangsung secara tidak konsisten (tetap) setiap hari di dalam rumah, seperti komputer, televisi, strika, mesin cuci, pompa air dan lampu penerangan.
- Stabilitas voltase listrik setiap hari.
Di rumah berpenghuni lebih dari 2 orang, akan lebih sulit untuk mendapatkan satu nilai pasti dari pemakaian listrik secara keseluruhan. Selain tidak semua dari perangkat yang ada pasti digunakan setiap hari, diperlukan toleransi hingga nilai tertentu agar perhitungan yang telah dilakukan dapat diterima secara realistis. Perbedaan perilaku pemakaian perangkat elektronik yang sama dari setiap anggota penghuni di rumah, memiliki andil sangat besar dalam memengaruhi nilai konsumsi listrik perangkat elektronik yang sesungguhnya.
Jadi…

Memahami cara menghitung pemakaian daya perangkat-perangkat elektronik / listrik, akan membuat kita memiliki dasar gambaran tentang banyak hal dari perangkat elektronik / listrik yang saat ini digunakan di rumah. Beranjak dari pemahaman tersebut, kita akan lebih selektif dan bijak dalam menentukan perangkat seperti apa yang sesuai dengan batas kebutuhan, kepentingan dan kemampuan yang kita miliki. Itulah yang menjadi dasar untuk kita bisa menjalani pemakaian hemat listrik sehari-hari dengan cerdas.
Semoga bermanfaat! 🙂
bgm dg cordless phone, saat apa ‘makan listrik’ apa tiap colok listrik 24 jam, apa pas pakai aja, apa pas charging aja? thx, krn saya sdg ghitung listrik pra bayar utk rumah kosong hanya nyala 2 lampu 18 & 5 watt scr otomatis sensor cahaya, kira2 sehari nyala 12 jam, total slama 26 hari cuma kira2 7kwh, tapi kepotong 10kwh lbh, tersisa cordless yg jadi ‘kambing hitam’ 6.5v 0.5a, kalau dianggap ‘makan listrik’ 24 jam penuh pas tidak terpakai sama sekali, jadi benar kira2 10kwh lebih, jika tidak makan listrik itu yg bikin bingung, telepon 123 ga bisa jawab selain mesti didatangi, thx atas bantuannya..
Cordless/wireless phone terdiri dari dua unit : docking unit (induk telephone) & portable unit (anak telephone). Saat sedang dipakai, docking unit berfungsi sebagai penerima dan pemancar sinyal untuk mencari dan menerima sinyal dari portable unit. Jika tidak terpakai, docking unit akan berfungsi sebagai charger portable unit. Apakah fitur charger ini akan otomatis berhenti atau tidak saat baterei pada portable unit terisi full; atau berapa banyak daya yang terpakai saat docking table tidak menjalankan fitur charger, saya tidak tahu. Manajemen pemakaian daya diatur sepenuhnya oleh docking unit, bukan adaptor.
Setahu saya, semua adaptor akan mengkonsumsi daya sebagaimana tercantum pada spesifikasi input daya yang tertera pada badan adaptor ketika dicolokkan pada stopkontak. Tidak perduli apakah outputnya terpakai atau tidak. Jadi, tidak ada hubungannya dengan manajemen pemakaian daya pada unit yang tersambung dengannya (sama dengan laptop).
Sebaiknya anda menghitung berdasarkan spesifikasi input daya yang dikonsumsi oleh adaptor. Nilai 6.5v ~ 0.5A, menurut saya adalah spesifikasi output dari adaptor untuk dikonsumsi docking unit cordless.
Semoga dapat membantu…
saya pengen tambah daya listrik tp msh ragu krn takut kemahalan kalo pake 2200 daň takut gak cukup kalo cm 1200. sbg gambaran di rmh sy ada ac 1pk, dap air kecil, lampu 21 bh, tv 5 bh, kulkas, ricecooker, laptop daň kipas angin. sebaikx saya pasang daya brp agar cukup tp tetap hemat, 2200 atau 1200 ? mhn pendapat
Terima kasih telah mengunjungi “Listrik di Rumah”,
Sampai saat ini, saya tidak mengetahui berapa persisnya tarif listrik per kwh yang diberlakukan oleh PLN untuk pelanggan berkapasitas 1300 dan 2200. Kabar terakhir yang beredar adalah prosentase kenaikan tarif untuk pelanggan berkapasitas 1300 lebih tinggi di banding pelanggan berkapasitas lainnya. Namun, tetap harga per kwh dari daya 1300 lebih kecil dibanding 2200.
Kalau melihat jumlah pemakaian daya dari total perangkat elektronik yang ada di rumah anda, rasanya sulit untuk tetap bertahan menggunakan daya berkapasitas 1300. Kecuali, pemakaian perangkat elektronik diatur sedemikian rupa agar tidak melebihi kapasitas 1300. Untuk itu, anda perlu mengetahui dan menghitung berapa persisnya konsumsi daya setiap perangkat elektronik yang ada di rumah. Kemudian, membuat aturan main pemakaian perangkat-perangkat secara bergantian pada jam-jam tertentu agar tidak melebihi kapasitas 1300.
Lebih gampang untuk menambah daya menjadi 2200 daripada tetap 1300 dengan membuat dan menjalani aturan main sebagaimana yang saya maksudkan. Namun pada akhirnya, baik menambah daya maupun membuat aturan main pemakaian perangkat, sama-sama membutuhkan kerja tambahan dan penyesuaian untuk menjalaninya.
Bedanya, kalau melakukan penambahan daya anda harus bekerja menyediakan uang lebih banyak secara terus-menerus setiap bulannya. Sedangkan, kalau membuat dan menjalani aturan main pemakaian perangkat, anda harus menjalani dalam waktu relatif lebih singkat dan terbatas. Karena, setelah aturan main dibuat dan penyesuaian cara pemakaian perangkat elektronik sudah dapat diterima menjadi kebiasaan sehari-hari, semuanya akan kembali normal.
Saran saya, tidak ada salahnya menambah daya 2200 seandainya memang mengharuskan anda untuk melakukan tindakan tersebut. Namun, selama tidak mengalami permasalahan cukup berarti menggunakan daya berkapasitas 1300, mengapa harus melakukan penambahan daya?
Semoga sedikit cerita di atas dapat membawa manfaat untuk anda.
Salam.
terima kasih atas response nya 🙂
Terima kasih juga untuk pertanyaannya – Konsumsi Daya Adaptor (Transformer) 😀
((??? / 1000) x 8) x 30 = 32,4 Kwh
kalau yang ingin mengetahui watt nya, bagaimana rumusnya kira2 mas? makasih
Maaf, saya tidak mengerti pertanyaan anda.
jika daya 900watt dan tegangan 200volt berapa kuat arus yang masuk??
rumusnya gmn ya??
Rumus awalnya adalah Voltase x Ampere = Watt, jadi anda harus mendapatkan nilai ampere pada tegangan 220 volt dari 900 watt terlebih dulu :
900 watt / 220 volt = 4,1 Ampere
Kemudian jadikan nilai hasil perhitungan tersebut untuk mendapatkan nilai 900 Watt pada tegangan 200 volt :
200 Volt x 4,1 Ampere = 820 Watt.
Anda dapat melihat permainan logika matematika rumus ini pada artikel “Cara Menghitung Voltase di Rumah”.
bagaimana dengan alat penghemat pemakaian listrik yang banyak dijual di pasaran? apakah benar berfungsi sebagai pengurang pemakaian daya listrik, apa hanya seperti adaptor saja yang selalu mengkonsumsi listrik?
salam,
Secara tehniknya, saya sama sekali tidak memiliki gambaran apapun dari alat tersebut. Pertama kali saya mendengar keberadaannya sekitar tahun 2002. Jika memang telah terbukti berfungsi sebagaimana yang diiklankan (sebagai penghemat energi), saya rasa, sudah sejak lama banyak orang menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan penghematan energi dari konsumsi listrik beragam perangkat elektronik yang mereka miliki di rumah.
Hingga saat ini, saya tidak melihat maupun mendengar antusias pasar terhadap keberadaan alat tersebut. Demikian juga persaingan untuk produk yang sama dari pabrikan berbeda. Berdasarkan alasan-alasan itulah, saya beranggapan, apa yang telah diiklankan tidaklah sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Salam.
thank’s bangat ya….. ini bener2 sangat membantu.
Terima kasih juga atas apresiasinya…
Kalo menurut kalkulasi mas,iritan mana antara men standby kan dispenser 550w atau di on kan hanya ketika ingin mengkonsumsi air panas dengan frekuensi 15x per hari.thanks atas bantuannya.
Hahahaha…. Sayangnya saya tidak memiliki dispenser di rumah, jadi saya kurang mengerti tehnik memanaskan air yang dikerjakannya. Namun, saya memiliki sedikit teori mengenai hal itu.
Dispenser dalam kondisi stand-by :
Setiap anda mengambil air panas, air dalam botol galon akan turun untuk mengisi kekosongan tempat akibat air diambil. Air dalam botol galon ini bukanlah air panas, jadi dispenser akan memanaskan air baru tersebut hingga sesuai defaultnya. Berapa banyak air panas yang diambil dan digantikan kemudian kembali dipanaskan oleh dispenser, menentukan lamanya waktu daya listrik 550 Watt yang dikonsumsi oleh dispenser. Semakin sedikit, semakin cepat prosesnya. Semakin banyak, semakin lama waktu proses yang dibutuhkan untuk mendidihkan kembali.
Dispenser dalam kondisi mati (off) :
Berapapun banyaknya air panas yang anda ambil, lama waktu dispenser dalam memanaskan air adalah sama. Karena setelah air diambil, dispenser dimatikan. Air dalam botol galon akan tetap turun mengisi tempat kosong, namun tanpa dilanjutkan dengan proses mendidihkan air. Jadi proses mendidihkan air hanya akan terjadi lagi saat berikutnya anda menyalakan dispenser untuk mengambil air panas.
Besarnya konsumsi daya listrik dari kedua kondisi di atas, sangat ditentukan oleh besarnya wadah penampung air panas yang ada pada dispenser anda dan berapa banyak air panas yang anda manfaatkan setiap 1 kali pengambilan. Jika kapasitas wadah penampung air panas adalah 1 liter dan dimanfaatkan seluruhnya untuk setiap kali pengambilan, maka lebih irit menggunakan cara kedua (dispenser dalam kondisi mati).
Jika hanya sebagian dari 1 liter persediaan air panas yang anda manfaatkan, saya rasa, tidak terlalu berbeda jauh konsumsi daya listrik antara dispenser dikondisikan stand-by maupun mati (off).
Saya lebih melihatnya dari konsep kebutuhan akan air panas. Dispenser menyajikan sisi kepraktisan keberadaan cadangan air panas (bukan mendidih) setiap saat dibutuhkan. Tetapi, untuk mendapatkan air dalam kondisi benar-benar mendidih, tidak ada yang mengalahkan air yang dipanaskan di atas kompor. Hahahaha… terserah pilihan anda…
Salam.
ok,thanks atas infonya,semoga dengan diskus kita ini,bisa membantu bangsa kita yang miskin ini untuk lebih berpartisipasi dalam program hemat energy. thanks ya mas.
Terimakasih atas pencerahannya Pak.
Mau tanya, klo buat hitung teko pemanas.
Misal :
Untuk membuat air menjadi panas membutuhkan wktu 5menit. Abis panas langsung dimatiin
Pagi, siang, malam q pake, jadi totalnya kanan 15menit sehari.
Dalam penghitungannya boleh saya langsung masukan 15menit sehari? Ato harus dihitung satu” (pagi, siang,malam)
Cukup dihitung satu kali saja dengan total pemakaian 15 menit per hari karena konsep konsumsi daya-nya tidak berubah sejak pertama kali dinyalakan hingga dimatikan. Kalaupun ada perbedaan konsumsi daya akibat tarikan daya di awal pengoperasian, nilainya terlalu kecil untuk diperhitungkan.
Salam.
salam pak..saya mw nanya..apa bpak ada ebook atw jurnal mengenai perhitungn daya gak pak??
lg butuh kali ni pak….buat skripsi..
kalo ada mohon di bagi ea pak….email saya : “***********@gmail.com”
terimakasih sbelumnya pak…
Kalau yang anda maksud adalah hard-copy dari history / konsep sebelum artikel dibuat, mohon maaf, saya tidak memilikinya. Saya hanya praktisi amatir dan same sekali tidak memiliki dasar pendidikan formal / akademis dibidang listrik. Apa yang telah saya sampaikan adalah contoh sederhana dari kasus menghitung daya berdasarkan data rekening bulanan PLN. Siapa pun dapat membuatnya, termasuk anda.
Salam.
Dear,
Saya ingin menanyakan untuk contoh kasus televisi ((135/1000)x jumlah menit)/60.
Yang saya ingin tanyakan adalah 1000 dalam rumus tersebut adalah rumus baku atau ada pengertian lain yang menjelaskan tentang nilai tersebut ?
Terima kasih.
Saya rasa hanya berlaku untuk menghasilkan hitungan daya sesuai dengan angka yang tertera di meteran PLN. Saya tidak tahu, apakah rumus tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan perhitungan yang lain.
Jadi, untuk mendapatkan angka dalam satuan kwh (kilo watt per hour) yang tertera pada meteran PLN atas pemakaian daya sebuah / beberapa perangkat elektronik, nilai watt perangkat elektronik tersebut harus di bagi 1000 terlebih dulu. Saya telah mempraktekkannya dengan menyalakan hanya 11 buah lampu SL @ 5 Watt selama 6 jam, dan angka berwarna merah (posisi paling kanan) pada meteran bertambah sebanyak 3 poin.
(((5 x 11) / 1000) x 360) / 60
((55 / 1000) x 360) / 60
(0,055 x 360) / 60
19,8 / 60 = 0,33
Salam.
apa bedanya satuan VA dan WATT
Terima kasih telah mengunjungi “Listrik di Rumah”,
Silahkan anda lihat dalam artikel “Memasang Stabilizer di Rumah“, pada bagian “Kapasitas VA Stabilizer”.
Salam.