Tujuan kepentingan instalasi kabel listrik yang terpasang di rumah adalah semata-mata untuk mendistribusikan listrik dari meteran ke titik-titik stopkontak dan fitting lampu yang tersebar di dalam rumah. Bagaimana pun cara dan teknik instalasi yang dikerjakan, rangkaian untaian kabel listrik itu akan tetap bisa berfungsi mendistribusikan listrik. Selama pengerjaan sambungan antar untaian kabel dikerjakan dengan benar, maka tidak perlu khawatir akan timbul masalah dikemudian hari.

Pengertian dari Jaringan Kabel Listrik di artikel ini, lebih mengarah pada sebuah kondisi susunan fisik (instalasi) kabel listrik yang terpasang dengan rapi. Perlu-tidaknya hal itu diterapkan pada kabel listrik yang terpasang di rumah kita saat ini, menurut saya, tidak perlu.

Namun, jika kita berpendapat untuk sewaktu-waktu bisa dengan mudah memodifikasi nya, maka lebih baik untaian-untaian kabel listrik itu disusun dengan rapi.

Kalau saya kelompokan dan merangkumnya, ada tiga model skema jaringan kabel listrik yang bisa dipakai sebagai dasar instalasi untuk diterapkan di sebuah rumah tinggal.

Berikut penampakan dari ketiga model skema jaringan kabel listrik tersebut :

1. Skema Jaringan Kabel Listrik – Langsung

Gambar : Skema Jaringan Kabel Listrik – Langsung

Terlepas dari faktor kualitas kabel dan perangkat listrik yang digunakan, skema pertama di atas merupakan model instalasi kabel listrik yang paling banyak diterapkan di rumah tinggal pada umumnya. Banyak yang berpendapat bahwa model jaringan seperti di atas memiliki efisiensi dan efektivitas pendistribusian listrik lebih baik. Itu disebabkan karena tidak ada bagian dari kabel yang terpotong ditengah.

Bisa jadi memang benar demikian adanya.

Tapi, saya mendapatkan bahwa penerapan model jaringan kabel listrik ini lebih banyak dipakai karena turut dipengaruhi faktor murahnya biaya belanja bahan (kabel, saklar stopkontak dll), dan waktu pengerjaan yang relatif lebih singkat.

2. Skema Jaringan Kabel Listrik – Perantaraan Stopkontak

Gambar : Skema Jaringan Kabel Listrik – Perantaraan STOPKONTAK

Menambahkan stopkontak ganda dan steker di tengah jaringan kabel listrik seperti terlihat pada gambar skema kedua di atas, sudah tentu biaya yang dibutuhkan juga jauh lebih besar. Termasuk bertambahnya waktu untuk mengerjakan pemasangan semua perangkat listrik tersebut. Model jaringan kabel listrik ini juga dianggap kurang efektif dan efisien dalam mendistribusikan listrik karena jalur kabel yang terpotong di tengah.

Namun begitu, model jaringan kabel listrik skema kedua tersebut jauh lebih mudah dalam pemeliharaan dikemudian hari dibanding skema pertama. Terlebih untuk yang memang awam dan sangat jarang berurusan dengan masalah listrik.

Misalnya saat hendak memperbaiki fitting lampu yang rusak, maka kita tidak perlu memutuskan aliran listrik dari MCB (boks MCB). Cukup mencabut steker yang mengawali jalur kabel listrik ke rumah lampu terkait. Di saat perbaikan berlangsung, aliran listrik masih mengalir ke stopkontak di ruangan. Kondisi itu bisa dimanfaatkan dengan menancapkan lampu cadangan sementara fitting lampu utama diperbaiki.

Skema ini merupakan penyempurnaan dari skema yang terdapat di artikel Skema Sambungan Antar Kabel.

3. Skema Jaringan Kabel Listrik – Perantaraan MCB

Gambar : Skema Jaringan Kabel Listrik – Perantaraan MCB

Gambar skema ketiga ini, beberapa kali saya temukan penerapannya pada rumah atau bangunan bertingkat. Setiap boks MCB yang mengawali pencabangan kabel, dipasang sebagai titik awal jalur kabel di setiap lantai. Dengan begitu, jika terjadi masalah listrik di salah satu lantai, tidak akan memengaruhi listrik di lantai lainnya.

Tetapi, konsep menggunakan boks MCB mengawali pencabangan kabel seperti itu bisa juga diterapkan di rumah satu lantai untuk satu / beberapa ruangan tertentu. Contoh penerapan paling sering dari pemasangan boks MCB dalam ruangan adalah dipasang di ruang ber-AC (Air Conditioner).

Skema Jaringan Kabel Listrik Terbaik

Tiga gambar model skema yang disajikan sebelumnya, memang sengaja dibuat berdiri sendiri dan tanpa menggunakan gambar latar (background) denah rumah atau bangunan. Selain saya jadi lebih mudah dalam penyusunan, visualisasi penerapan gambar bisa lebih luas karena tidak ada gambar ruang yang membatasinya. Pada prakteknya, setiap sambungan ke kelompok pencabangan dari ketiga model skema itu bisa ditukar-pasangkan. Dengan demikian, satu skema jaringan kabel listrik bisa memiliki tiga model pencabangan yang berbeda.

Begini contohnya :

Gambar : Skema Jaringan Kabel Listrik Gabungan

Menurut saya, bagian yang sebenarnya penting untuk dipahami dari sebuah jaringan kabel listrik di dalam rumah adalah tempat dimana letak awal pencabangan kabel dibuat dan kemana pencabangan itu mengarah. Beranjak dari situ, dapat diperoleh perkiraan bagian ruangan yang nantinya akan dilalui jalur kabel untuk stopkontak. Baru kemudian didapat gambaran mengenai dimana posisi kabel yang mengarah ke fitting lampu akan memotong jalur kabel stopkontak.

Setelah garis besar gambaran jaringan kabel didapatkan, maka pengerjaan pemasangan perangkat listrik apa saja yang nantinya bakal terpasang di jalur kabel tersebut akan mengikuti dengan sendirinya.

Berikut adalah contoh skema jaringan kabel listrik yang dikembangkan menggunakan dasar skema kedua dan ketiga di atas :

Gambar : Skema Model Jaringan Kabel Listrik di Rumah secara HORISONTAL
Gambar : Skema Model Jaringan Kabel Listrik di Rumah secara VERTIKAL

Pada gambar skema contoh pertama, saya kembangkan sebagai dasar jaringan kabel listrik untuk rumah satu lantai yang memiliki tiga ruang dan satu teras depan. Sedangkan contoh kedua dikembangkan sebagai dasar untuk rumah tiga lantai dan satu teras bawah.

Jaringan kabel kedua skema contoh tersebut bisa dimodifikasi lebih luas lagi sesuai kebutuhan. Tinggal terserah bagaimana situasi perangkat listrik yang hendak dipasangkan saja. Itu alasan yang membuat saya berpendapat bahwa esensi jaringan kabel listrik adalah pentingnya memahami dimana letak awal pencabangan kabel dibuat dan kemana pencabangan itu mengarah. Berpedoman pada pemahaman tersebut, pekerjaan membuat jaringan kabel listrik akan berjalan lebih terarah dan rapi mengikuti kondisi lapangan yang ada.

Lalu… mana yang terbaik diantara ketiga model dasar skema di atas?

Efektifitas dan efisiensi distribusi listrik melalui kabel, sangat tergantung dari standar kualitas kabel dan perangkat listrik yang kita pakai. Namun, semua itu baru akan diperoleh jika kita bisa mengerjakannya dengan benar hingga rampung. Jadi, skema Jaringan Kabel Listrik manapun akan menjadi yang terbaik jika standar minimum kualitas bahan dan pengerjaannya bisa terpenuhi dengan benar.

Membagi distribusi aliran listrik menjadi beberapa jalur kabel, otomatis berdampak membagi beban kabel dalam menghantarkan listrik. Artinya, aliran listrik yang terjadi akibat pemakaian perangkat elektronik di rumah, tidak berlangsung hanya pada satu kabel saja. Kondisi yang demikian dapat mencegah kemungkinan inti kabel menjadi panas akibat kelebihan beban.

Teori vs Praktek

Secara teori, membuat kabel listrik tersusun menjadi sebuah jaringan, akan membawa lebih banyak dampak positif. Mulai dari sisi efektifitas pemakaian listrik hingga tahap kemudahan memodifikasi jaringan kabel itu sendiri.

Namun secara praktek, kita sering terbentur dengan besaran biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikannya.

Inilah alasan sebenarnya yang mendasari sejauh mana kepentingan kita membuat susunan kabel listrik yang terpasang di rumah menjadi sebuah jaringan. Pada akhirnya, semua itu diputuskan berdasarkan jumlah uang yang kita miliki. Betapapun ideal dan sempurna model jaringan kabel listrik yang hendak diterapkan, tidak ada artinya tanpa dibarengi dukungan keuangan untuk membiayai pembelian bahan material yang sesuai dengan ongkos pengerjaan instalasi yang benar.

Penjelasan cara menyambung antar kabel dan perangkat listrik yang disampaikan di beberapa artikel di blog ini, setidaknya bisa memberikan gambaran secara umum mengenai dasar pengerjaan instalasi listrik di sebuah rumah. Ini bisa dimanfaatkan untuk menghemat biaya ongkos jasa pekerjaan menyambung kabel yang nyaris setara besarannya dengan biaya pembelian bahan material listrik yang hendak kita pasang.

Pedoman utama yang tidak bisa dikesampingkan pada sebuah jaringan kabel listrik adalah spesifikasi kabel dalam menghantarkan listrik. Gunakan kabel 3 x 2,5 mm² untuk jalur kabel stopkontak. Dan, gunakan kabel 2 x 1,5 mm² untuk jalur kabel lampu.

Jangan pernah menganggap enteng perihal kabel untuk kepentingan jaringan kabel listrik di rumah dengan mengurangi spesifikasi yang telah ditetapkan. Karena, itu adalah faktor yang menentukan kualitas kemampuan seluruh jaringan dalam mendistribusikan listrik.

Semoga bermanfaat! ☺

4 tanggapan untuk “Skema Jaringan Kabel Listrik di Rumah

  1. Nanya, sebaiknya memakai kabel serabut atau tunggal sebagai jalur utama listrik di rumah?
    Dan berapakah ukuran kabel yang tepat untuk daya 5500VA, apakah kabel dengan luas penampang 4 mm cukup??
    Terima kasih.

    1. Pemakaian kabel tunggal lebih disarankan.
      Menurut saya, cukup dengan kabel 2,5 mm saja. Kemampuan menghantarkan listriknya hingga batas 26 Ampere (tabel Kemampuan hantar Arus). Atau sama dengan 26 x 220 = 5720 Watt, yang kalau dikonversikan ke satuan VA setara dengan 5720 / 0,8 = 7150 VA.
      Salam. ☺

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *