Apa bedanya antara kesetrum listrik 10.000 Volt dengan 220 Volt?

Tentu saja beda, karena yang satu lebih besar nilainya. Sedangkan yang lainnya jauh lebih kecil. Tapi, kecenderungan banyak orang mengartikan nilai 10.000 Volt jauh lebih berbahaya dibanding 220 Volt. Padahal, tidak sepenuhnya benar juga.

Karena, besarnya kekuatan sengatan listrik lebih ditentukan dari daya (Watt) yang diukur dalam satuan Ampere dibanding besaran nilai Voltase listrik itu sendiri.

Tubuh terasa mengelitik saat terkena sengatan listrik di level 1 (satu) miliAmpere. Ketika berada di level 10 miliAmpere, sebagian besar orang merasakannya sebagai sebuah kejutan.

Di atas level 10 miliAmpere, listrik mampu mencengkeram otot tubuh, seakan-akan memegangi dan tidak melepaskan kita dari genggamannya.

Di level sengatan sebesar 20 miliAmpere, kita akan sulit bernafas.

Dan di level sengatan 75 miliAmpere memungkinkan risiko untuk membuat kita langsung berhenti bernafas.

Pada level 100 miliAmpere, daya listrik akan menghentikan detak jantung – berpotensi mengganggu irama detak jantung yang dapat menyebabkan kematian secara mendadak.

Hal seperti ini penting untuk kita pahami dengan baik dan benar karena standar daya listrik yang beredar di rumah tinggal pada umumnya adalah sebesar 6 hingga 20 Ampere (1 Ampere = 1.000 x miliAmpere).

Daya listrik yang terdapat pada kawat kabel dan di setiap lubang titik stop kontak di rumah, memiliki efek jauh lebih parah dan mematikan dari yang dideskripsikan di atas.

Namun demikian, efek daya listrik saat berinteraksi dengan tubuh, ditentukan dari beberapa faktor yang sedang menyertai kita juga. Mulai dari bahan sandal atau sepatu yang kita pakai, seberapa basah anggota tubuh kita, bahan permukaan lantai yang sedang kita injak, dan lain sebagainya. Semua itu menentukan sejauh mana efek sengatan listrik yang akan kita alami, apakah hanya sekedar kejutan biasa atau bisa membuat kita terbunuh.

Sekecil apapun efek sengatan listrik yang di alami, ada baiknya untuk sesegera mungkin memeriksakan kondisi jantung ke dokter setempat. Karena, dampaknya sudah pasti akan mengganggu irama detak jantung dan bisa lebih luas lagi bagi seseorang yang memang memiliki kelainan pada kesehatan jantungnya.

Jadi, seperti itulah ceritanya agar kita selalu waspada dan berhati-hati saat hendak berurusan dengan listrik. Terutama dengan stop kontak. Karena dalam mengerjakan aktivitas sehari-hari di rumah, stop kontak merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk kita bisa berinteraksi dan langsung terkena sengatan listrik.

Tanpa alasan dan pemahaman yang benar, jangan sesekali melakukan atau mencoba memasukkan benda apapun ke dalam lubang titik stop kontak. Seandainya ada anak kecil di rumah, jangan terlalu mengandalkan pada plastik pelindung lubang titik stop kontak untuk mencegah mereka berinteraksi dengan stop kontak. Memasang stop kontak sesuai ketinggian tubuh orang dewasa adalah cara terbaik dan teraman untuk menghindari anak-anak dari sengatan listrik.

Sumber tulisan di atas berasal dari artikel bahasa Inggris yang berjudul “What Would Happen If You Stuck A Knife Into An Electrical Socket?“.

Silahkan klik kunjungi alamat ini untuk mendapatkan detail cerita seutuhnya : http://digg.com/2017/stick-something-into-electrical-socket?amp=true

Semoga bermanfaat! ☺

Satu tanggapan untuk “Begini Ceritanya Kalau Kita Kesetrum Listrik…

  1. Klo dipasang plastik pelindung lubang titik stop kontak tuh kadang nyebelin pas mau pakai stop kontaknya krn kan harus diputar dulu sampai nemu lubangnya, sangking keselnya ya aku copot aja deh pelindungnya. Ternyata buka pelindungnya juga kadang ribet haha.
    Setelah baca tulisan bang Omar aku jd kepikiran klo anak kecil iseng masukin sesuatu kelubang stok kontak spt misalnya pensil atau pulpen, klo jari sih ga muat ke lubangnya, makanya pd kucopotin semua pengamannya krn bikin ribet aku saat mau pasang/pakai stop kontaknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *