Ini adalah dua unit kipas Bilah Baling-baling Terbalik (BBT) yang dibuat melengkung.

Dinamakan Bilah Daun Kubis (BDK) karena saat kipas berputar terkena cahaya lampu, bayangannya di dinding terlihat bulat seperti bonggol bunga kubis / kol.

Jadi, bukan kipas yang baling-baling nya terbuat dari bahan daun kubis…

Tetap menggunakan bahan aluminium, hanya terlihat bayangan seperti bonggol bunga kubis. 😊

Tujuan awalnya adalah “iseng” mencari bentuk model baling-baling berdiameter lebih kecil yang bisa menghasilkan hembusan udara yang lebih kuat.

Namun, setelah dicoba berkali-kali dengan cara bilah dibengkokkan sebagian demi sebagian tertentu hingga hampir seluruh bagian bilah pernah terkena dibengkokkan, hasilnya tetap nihil. Lama-kelamaan (akhirnya) bentuk keseluruhan bilah menjadi melengkung. Parahnya, tidak bisa dibuat rata seperti semula… Hahahaha…

Mendapatkan hasil yang tidak sesuai harapan ditambah bentuk dasar baling-baling yang sudah sama sekali jauh dari wujud awalnya, saya putuskan untuk berhenti mencoba melanjutkan. Ada rasa kecewa, namun dibalik itu terselip sedikit rasa terhibur saat kipas dinyalakan memutar baling-baling melengkung. Saya menyukai pemandangan baru tersebut.

Setelah beberapa hari kipas dibiarkan menyala, saya baru memerhatikan, ada perubahan dalam rasa suasana udara di dalam rumah. Dalam kondisi cuaca terik di satu hari, meski tanpa pergerakan angin yang kuat dalam ruangan, pakaian yang saya kenakan tetap kering.

Cukup menarik!

Beberapa hari kemudian, karena penasaran untuk mengetahui lebih jauh, saya buat lagi satu set bilah yang kemudian sengaja dibentuk melengkung. Tetapi setelah jadi, ternyata, saya mendapatkan ada perbedaan bentuk lengkungan dibanding baling-baling pertama yang dibuat secara tidak sengaja.

Pada foto yang tersaji, baling-baling melengkung yang pertama dibuat dinamakan dengan format daun mekar. Sedangkan yang berikutnya disebut dengan format daun kuncup.

Saya abaikan perbedaan tersebut dan melanjutkan keingintahuan untuk melihat bagaimana efek yang dihasilkan.

Kipas yang pertama dibuat, saya pasang di pinggir sudut lubang ventilasi. Kira-kira berjarak dua setengah meter dari situ, mengarah ke tengah ruangan, dipasang kipas kedua.

Terasa ada hembusan udara di bagian bawah ruangan ketika kedua kipas dinyalakan, namun sangat amat lemah. Bahkan, jika tidak benar-benar diperhatikan, bisa dibilang, kedua kipas sama sekali tidak menghasilkan hembusan udara. Udara dalam ruangan seakan tidak bergerak.

Terbiasa dengan kondisi yang dihasilkan kipas BBT, ada keraguan setelah mendapatkan kedua kipas menyala beberapa saat kemudian dengan hampir tanpa terasa ada pergerakan udara. Namun, saya biarkan semua itu tetap berjalan sebagaimana adanya. Dalam benak saya hanya ada satu pemikiran : saya tidak akan pernah mengetahui suatu kebenaran tanpa pernah mencoba untuk menjalaninya.

Kedua kipas tetap saya nyalakan 24 jam sehari selama satu bulan penuh. Uniknya, perubahan cuaca yang terjadi setiap hari selama satu bulan berlangsung, “tidak terlalu” memengaruhi rasa suasana udara yang beredar dalam rumah. Meski berberapa hari berturut-turut cuaca sangat terik dengan suhu udara cukup panas dan tanpa hembusan udara sekuat kipas BBT dalam ruangan, pakaian yang dikenakan tetap kering. Merupakan sebuah suasana yang sangat menyenangkan bisa mendapatkan tubuh berhari-hari tidak berasa “apek” akibat keringat.

Sungguh suatu perilaku aliran udara yang unik dan belum pernah saya dapatkan dari selama menggunakan kipas BBT. Saya belum mau mempelajari lebih jauh mengenai perilaku aliran udara yang dihasilkan dari kedua kipas tersebut secara umum. Saat ini, saya sudah cukup puas karena bisa (secara tidak sengaja) membuat perbedaan rasa suasana udara yang signifikan antara selama menggunakan kipas BBT dengan kipas BDK.

Apa yang diceritakan di artikel ini adalah satu peristiwa yang terjadi secara tidak diharapkan dimana hasil akhirnya (kebetulan) membawa dampak lebih baik bagi saya untuk belajar memahami tentang sirkulasi udara. Meski demikian, saya meyakini bahwa semua itu merupakan akumulasi dari banyak kegagalan yang sebelumnya telah saya alami selama mempelajari sirkulasi udara. Karena, semua tindakan dari awal baling-baling ini dikerjakan, selalu dibatasi dengan ingatan pengalaman kegagalan yang dialami sebelumnya.

Jadi, kegagalan sebagai hasil dalam mencoba, tidak selalu akan membuat kita menjadi rugi. Setidaknya, hasil dari kegagalan itu bisa menjadi batas, agar kita dikemudian hari tidak mengerjakan satu tindakan yang bisa kembali membawa pada kegagalan serupa yang sebelumnya pernah terjadi. Tinggal persoalannya, sampai dimana kesabaran kita untuk tetap berusaha mencoba dengan menjadikan kumpulan potongan kegagalan demi kegagalan itu sebagai acuan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Semoga bermanfaat! 🙂

4 tanggapan untuk “Mini Ceiling Fan : Bilah Daun Kubis (BDK)

  1. Assalamualaikum. Wr.wb… maaf mas mengganggu waktunya…
    Mengenai listrik di rumah saya kapasitas listrik pln saya 900 watt… dengan amper (10 A)
    di wilayah saya listrik spaning 160 volt… saya menggunakan untuk menstabilkan volt memakai stabilisator 3000va dengan ampera 15 A..
    Permasalahan saya jika listrik mati/kekebihan beban pemakaian, stabilizer saya susah untuk dinyalakan lagi/MCB listrik akan terus turun….
    Pertanyaan saya :
    1. Apakah ada pengaruh antara stabilizer 3000va (15A) dan kapasitas listrik 900 watt(10A)…?

    2. Dan saya coba coba mengakali dengan mengganti ampera pada stabilizer 15A menjadi 10A ternyata bisa nyala lagi stabilizer saya apakah seperti itu bisa diterapkan…?

    2. Apakah ada efek untuk stabilizer 3000 va dengan ampera 15A di ganti menjadi 10A…? (Seperti kerusakan kinerja stabilizer tsb)

    Mohon pencerahan nya… terimakasih

    1. Jawabannya :

      1. Di rumah saya juga begitu kalau listrik mati / kelebihan beban. Supaya waktu mau dinyalakan MCB-nya nggak nge-trip, MCB stabilizer dinaikkan dulu. Baru kemudian MCB meteran yang dinaikkan.

      2. Saya belum pernah coba cara itu. Tapi, kalau tidak ada masalah pada stabilizer setelah penggantian Ampere dikerjakan, artinya cara seperti itu bisa untuk diterapkan… betul, nggak?

      3. Menurut saya, kondisi stabilizer akan tetap aman (tidak berefek negatif). Karena, nilai Ampere yang diganti lebih kecil daripada nilai Ampere stabilizer yang sebenarnya.

      Salam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *