Tulisan : Omar Ramlee ~ Kontributor : Anto Syahputra

Saya mendapatkan beberapa pertanyaan dan sharing pengalaman oleh saudara Anto Syahputra (Anto) di bagian Q & A situs ini seputar pemakaian stabilizer pada kondisi voltase listrik yang rendah (120 Volt) di rumahnya. Sungguh pertanyaan dan pengalaman yang menarik dan sayang untuk dipublikasikan hanya sebagai pertanyaan – jawaban belaka. Oleh sebab itu, saya mencoba merangkai-nya menjadi sebuah tulisan.

Saya kurang mengetahui sejauh mana usaha yang telah dikerjakan oleh Anto dalam memperbaiki kondisi kualitas listrik di rumahnya. Namun, dari pengalaman mencoba dan mencari stabilizer dengan spesifikasi yang bisa digunakan hingga listrik di rumahnya layak pakai, menurut saya, merupakan usaha cukup tangguh.

Saya sendiri, tidak memiliki pengalaman apa pun dalam menghadapi dan menangani kondisi voltase listrik yang “sangat” rendah dalam waktu lebih dari 1 hari. Walau pun telah mengalami hingga beberapa kali, tetap hanya dalam waktu kurang dari 1 hari untuk setiap kali kejadian. Tidak pernah hingga berhari-hari, atau setiap hari.

Inti dari beberapa sharing pengalamannya adalah mengenai mencoba beberapa brand / merk stabilizer dengan cakupan (range) voltase yang berbeda-beda (komentar #2). Tujuannya, menaikkan besaran voltase listrik di rumah yang “sangat” rendah. Hingga akhirnya dia menemukan satu spesifikasi range voltase sebuah stabilizer yang dapat digunakan guna mendukung pengoperasian perangkat elektronik / listrik di rumahnya. Kemudian dia mencoba mendiskusikan kepada saya mengenai kapasitas (Watt) stabilizer yang hendak dipasang untuk mendukung kinerja dua unit AC (komentar #1) dan juga mesin cuci (komentar #4) di rumahnya.

Membaca dari cerita yang telah disampaikannya, saudara Anto ini memiliki metode / cara yang menurut logika saya, cukup masuk akal untuk diterapkan pada rumah dengan kondisi voltase “ekstrim” di bawah normal. Yaitu, memasang stabilizer secara “sporadis” sesuai kebutuhan per perangkat elektronik / listrik, bukan “terpusat” untuk seluruh rumah.

Dengan demikian, stabilizer hanya berfungsi saat perangkat listrik / elektronik hendak dipakai saja, setelah itu dimatikan. Stabilizer tidak beroperasi penuh selama 24/7. Sehingga kinerja stabilizer “tidak dipacu” untuk menghasilkan kondisi voltase normal setiap saat akibat rendahnya besaran voltase listrik (120 Volt). Secara tidak langsung, tindakan ini akan memperpanjang daya tahan / umur dari unit stabilizer itu sendiri.

Apakah benar dipahami atau tidak tindakan yang telah dilakukannya, bagi saya, faktor keberuntungan merupakan salah satu faktor terpenting dari keberhasilan sebuah tindakan. Sama seperti apa yang telah saya kerjakan dahulu dalam memperbaiki kondisi listrik di rumah.

Ada hal menarik lainnya perlu diketahui dari keseluruhan diskusi tersebut, yaitu rendahnya voltase listrik di rumah akan memengaruhi kinerja perangkat elektronik / listrik, khususnya yang digerakkan oleh motor / kompresor, seperti mesin cuci dan AC (Air Conditioner). Dan kondisi tersebut, ternyata, bisa dibenahi dengan mengusahakan keberadaan stabilizer dengan spesifikasi yang sesuai dengan besaran voltase listrik di rumah. (komentar #2)

top

Di bawah ini adalah pendapat yang saya sampaikan dari diskusi mengenai kondisi stabilizer yang mengeluarkan suara / bunyi saat mesin cuci dioperasikan (komentar #4) :

Sebenarnya, setiap stabilizer memiliki batas terendah dan tertinggi sebagai cakupan dari tegangan (voltase) listrik yang dapat di akomodasi untuk menghasilkan keluaran arus listrik layak pakai. Selama besaran voltase listrik di rumah masih berada dalam cakupan batas yang dapat di akomodasi oleh stabilizer, maka stabilizer dapat menanganinya dengan baik.

Saya belum pernah mengalami / menemukan stabilizer menjadi rusak yang diakibatkan oleh nilai voltase < 220 Volt. Walau pun nilai voltase turun hingga melampaui batas terendah yang dimiliki stabilizer, biasanya stabilizer hanya mati sementara saja. Kemudian kembali berfungsi secara normal setelah nilai voltase naik melewati batas terendah stabilizer.

Kerusakan lebih sering terjadi pada stabilizer yang diakibatkan oleh nilai voltase > 220 Volt. Berdasarkan pengalaman saya, mencadangkan kapasitas 25% dari total pemakaian, dapat mencegah terjadinya kerusakan stabilizer akibat kenaikan voltase. Misalnya, kapasitas Watt stabilizer 1000N adalah 1000 x 0,8 = 800 Watt. Total kemampuan stabilizer untuk batas wajar pemakaian daya hanya sebesar 800 x 0,75 = 600 Watt saja. Sisa kapasitas sebesar 200 Watt digunakan untuk meng-antisipasi terjadinya lonjakan nilai voltase  > 220 Volt.

Namun demikian, stabilizer masih dapat berfungsi seandainya digunakan untuk pemakaian hingga melebihi batas wajar-nya (> 600 Watt). Hanya saja ada konsekuensi-nya. Konsekuensi ter-ringan adalah sikring stabilizer menjadi putus. Sedangkan konsekuensi ter-parah adalah gulungan kawat tembaga di dalamnya hangus terbakar. Ini disebabkan karena setiap terjadi kenaikan voltase, akan turut menaikkan besaran dari daya (Watt).

Dengan kata lain, semakin besar cadangan kapasitas stabilizer, semakin baik stabilizer dalam menangani efek lonjakan voltase. Asumsi saya, mayoritas voltase listrik terpasang pelanggan PLN berada pada kisaran 210 s/d 230 Volt. Oleh sebab itu pada artikel Memasang Stabilizer di Rumah, saya menyarankan agar memasang stabilizer dengan kapasitas > 25% dari listrik terpasang untuk seluruh rumah. Dengan demikian, kemampuan stabilizer dalam mengantisipasi lonjakan voltase menjadi lebih baik.

Namun dalam kasus voltase listrik yang rendah (120 Volt?) seperti di rumah anda, tindakan memasang stabilizer secara “sporadis” pada perangkat elektronik / listrik tertentu saja, sudah cukup. Resiko kerusakan pada setiap stabilizer, boleh dibilang, nyaris tidak ada. Karena rendahnya voltase dari listrik terpasang, secara otomatis meniadakan kemungkinan lonjakan voltase melebihi batas tertinggi kemampuan stabilizer.

Contohnya, konsumsi daya AC sebesar 1400 Watt di rumah anda. Kapasitas minimal yang harus dimiliki stabilizer untuk mendukung pengoperasian AC sebesar 1400 / 0,8 = 1750 VA. Ditambah dengan kebutuhan cadangan untuk mengantisipasi lonjakan voltase sebesar 25% akan menjadi sebesar 1750 / 0,75 = 2333 VA. Dengan anda memasang stabilizer berkapasitas 3000 VA, maka kapasitas cadangan > 25% sudah terpenuhi dan masih tersisa cadangan kapasitas stabilizer sebesar 400 Watt (667 VA).

Rendahnya kondisi voltase yang harus di-stabil-kan (120 Volt) di rumah anda, akan membuat stabilizer 3000 VA “terpaku” bekerja menaikkan voltase hingga batas kapasitas 1400 Watt (1750 VA) saja. Selama kondisi voltase < 220 Volt, kapasitas cadangan sebesar 583 VA ditambah sisa kapasitas sebesar 667 VA tidak akan pernah terpakai. Cadangan dan sisa kapasitas tersebut hanya akan terpakai saat terjadi lonjakan voltase > 220 Volt.

Tidak perlu merasa menjadi rugi akibat cadangan dan sisa kapasitas yang agak berlebihan. Kondisi tersebut secara tidak langsung menambah daya tahan / umur dari kinerja stabilizer anda.

Bunyi yang keluar saat mesin cuci memulai putaran mesin adalah suara penyesuaian dari stabilizer 1000 VA dalam menghasilkan keluaran daya agar sesuai konsumsi mesin cuci. Tidak ada masalah untuk itu. Parameter-nya, selama cakupan batas nilai voltase terendah dan tertinggi stabilizer masih dapat mengakomodasi voltase listrik terpasang di rumah, dengan kapasitas keluaran daya (Watt) stabilizer > 25% dari konsumsi perangkat elektronik / listrik, tidak akan ada masalah pada stabilizer anda.

Demikianlah pendapat saya dari diskusi terakhir kami mengenai suara yang keluar dari stabilizer saat pemakaian mesin cuci.

Semoga rangkuman diskusi di atas dapat bermanfaat bagi anda yang juga mengalami rendahnya kondisi voltase listrik di rumah.

top

Salam.

Satu tanggapan untuk “Diskusi seputar mengatasi rendahnya voltase listrik di Rumah

  1. Terimakasih mas Omar. Mohon maaf karna ke”awaman” saya mengenai Kelistrikan., membuat saya bnyk bertanya kepada mas Omar. Berkat info dari mas Omar, saya jadi tahu cara “bertindak” untuk memaksimalkan perangkat elektronik dirumah saya.

Komentar ditutup.