halaman 2 dari 2

WordPress.com tentang terjemahan artikel

Menyertakan kalimat pengantar dan link / tautan artikel asli di awal artikel terjemahan “Semua tentang SEO di WordPress.com” yang menyatakan bahwa terjemahan tersebut adalah hasil karya dari penulis “All about SEO on WordPress.com” adalah salah satu cara saya membangun hubungan yang sehat dalam lingkungan dunia maya. Walaupun ini bukan tindakan copy-paste, tetap harus ada kalimat pengantar yang menyatakan kondisi sebenarnya. Bagaimana pun juga, sebesar apa pun usaha yang saya kerjakan dalam menerjemahkan, ide asli dari artikel tersebut tetap berasal dari si empu-nya. Peran saya hanya sebatas sebagai pihak perpanjangan tangan saja.

Dari WordPress.com sendiri menyatakan secara garis besar, tidak ada masalah dengan tindakan menerjemahkan artikel yang telah dipublikasikan oleh WordPress.com. Sebesar apa ruang lingkup dari pernyataan “tidak ada masalah” tersebut, saya belum mengetahuinya. Namun, cara paling aman dan benar adalah tetap dengan meminta ijin atau menyertakan nara sumber artikel yang hendak diterjemahkan.

Jika saya mendapat peringatan bahwa sebelumnya telah diterbitkan artikel dengan topik sama dalam bahasa Indonesia, adalah hal wajar seandainya saya harus menghapus hasil terjemahan di situs saya dan menambahkan link / tautan terjemahan pertama pada kalimat pengantar serta meminta maaf kepada penulis penerjemah pertama. Karena memang demikianlah aturan main / kode etik yang semestinya dijalankan.

Keuntungan menjadi korban scraper…

Dengan Google menerapkan tindakan pembersihan duplikasi konten dan situs penjiplak dari SERP-nya, saya rasa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi oleh pemilik konten asli mengenai masalah duplikasi artikel. Dari hasil analisa yang saya dapatkan, semakin banyak dijiplak – semakin menguntungkan bagi para pemilik konten asli.

Ketika tindakan pembersihan dilakukan, semua kata kunci yang sebelumnya mengarah pada duplikasi konten di situs penjiplak akan dialihkan ke situs pemilik konten asli. Dengan kata lain, semua pengunjung yang sebelumnya berhasil didapat oleh situs scraper dari duplikasi konten, akan dipindahtangankan ke pemilik konten asli.

Bayangkannya seperti ini :

Dari sekian banyak mesin pencari yang ada, hanya tiga penyelenggara yang benar-benar diakui eksistensinya, yaitu : Google, Yahoo dan Bing. Penyelenggara mesin pencari lainnya banyak yang berafiliasi dengan ketiga penyelenggara tersebut. Dengan demikian daftar situs yang terdapat di ketiga penyelenggara tersebut akan dipakai juga oleh afiliasinya. Begitu link / tautan sebuah scrapsites dihilangkan oleh ketiga penyelenggara tersebut, afiliasinya pun akan melakukan hal yang sama. Lalu, bagaimana dengan daftar data kata-kunci di semua penyelenggara mesin pencari yang sebelumnya mengarah ke duplikasi konten? Kemana harus dialihkan?

Jadi, tidak perlu heran seandainya satu saat jumlah pengunjung situs anda sebagai pemilik konten asli membludak di luar dugaan.

Menarik bukan?

Hanya sekedar Informasi…

Apa yang hendak saya sampaikan dari artikel ini adalah hanya dalam kerangka sebatas informasi saja. Tidak ada niat lainnya daripada itu. Saya hanya mencoba memberi gambaran pihak-pihak mana saja yang merasa lebih besar dirugikan terhadap tindakan duplikasi konten.

Pada dasarnya, bagi para pemilik konten asli, kerugian atas tindakan scraper hanya berdampak sebatas wilayah kepentingan pribadi mereka saja. Namun, jika terdapat 100 konten asli yang di duplikasi dimana para pemilik konten asli tersebut mempunyai kerja-sama bisnis dengan Google, maka pihak yang paling dirugikan adalah Google. Apakah hanya sebatas 100 pemilik konten asli saja dari seluruh dunia yang berkepentingan dengan Google?

Tidak perlu kita mengetahui angka pasti-nya kerugian yang didapat Google dari tindakan scraper tersebut. Dengan sengaja mengkhususkan mengembangkan algoritma program guna menyapu bersih duplikasi konten dan situs scraper dari SERP-nya adalah gambaran yang cukup jelas untuk dijadikan perkiraan mengenai besar kerugian yang telah diperoleh selama ini. Melakukan tindakan pengembangan seperti itu, setahu saya, tidak berbicara mengenai alokasi biaya yang seadanya / secukupnya saja.

Dari beberapa informasi yang beredar saat ini, keakuratan algoritma program tersebut tidak sepenuhnya tepat menghantam semua scrapsites. Ada juga beberapa pemilik konten asli yang mengeluh atas raib-nya link / tautan situs mereka dari Google SERP. Apakah hal tersebut akan berlanjut tanpa ada perbaikan apa pun? Menurut saya, perlu waktu untuk menjadikan semua itu berjalan sebagaimana mestinya. Dengan sedemikian besar usaha dan biaya yang telah dikeluarkan, Google pun tidak akan puas dan berhenti hanya pada batas itu saja.

Mungkin, semua deskripsi di atas tidak sepenuhnya sama dengan apa yang sebenarnya telah / sedang dikerjakan oleh Google. Semua itu diperoleh dari hasil analisa dan saya tidak memiliki hubungan apa pun dengan Google. Namun, jika saya seorang diri saja bisa membuat perkiraan kerugian akibat tindakan para penjiplak, saya rasa, Google memiliki pemikiran lebih luas dan lebih baik mengenai tindakan apa yang harus mereka lakukan untuk melindungi kepentingan mereka dari hal-hal seperti itu.

Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman lebih baik untuk anda mengenai seberapa luas wilayah kepentingan dari pihak-pihak yang terkena dampak atas tindakan pen-duplikasi-an konten.

Salam. ☺